Jumat, 04 November 2016

Berkat dan Pertolongan dari Tuhan ( 4 prinsip berkat )

Kali ini akan dibahas tentang berkat dan pertolongan dari Tuhan. Artikel ini diambil dari inti kotbah yang pernah didengar oleh penulis. Langsung saja: 4 prinsip berkat:






1. Tuhan adalah sumber berkat dan pertolongan.

Bagian ini sudah cukup jelas karena tidak ada sumber berkat lain selain daripada Tuhan. Adapun yang perlu ditambahkan dari bagian ini adalah bahwa Tuhan suka memberkati dan membuat kita berbahagia semasa hidup kita, tetapi....lanjut ke nomor 2




2. Berkat/pertolongan seharusnya mendekatkan kita kepada Tuhan bukan menjauhkan.

Tuhan suka memberkati kita bahkan hingga kita berkelimpahan, tetapi seperti yang tertulis di alkitab, banyak sekali contoh orang-orang yang sudah diberkati Tuhan, tetapi hal itu pada akhirnya malah menjauhkan mereka dari Tuhan dan pada akhirnya membuat Tuhan murka. Salah satu contoh paling jelas untuk hal ini adalah raja Salomo. Ketika Salomo diberikan kesempatan untuk meminta sesuatu kepada Tuhan, yang dia minta adalah hikmat. Tetapi seperti yang dapat kita baca, yang Tuhan berikan kepadanya adalah jauh melebihi dari permintaannya.Tuhan menambah-nambahkan segala sesuatu sampai Salomo menjadi raja yang luar biasa kaya. Tetapi apa yang terjadi? Mendekati akhir hidupnya, Salomo sempat berpaling dari Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain oleh karena istri-istrinya (yang juga bisa dikatakan adalah berkat yang diberikan kepadanya). 
Untuk zaman sekarang, ada satu contoh yang relevan. Ada pasangan suami istri yang sudah menikah bertahun-tahun lamanya tetapi belum diberkati dengan seorang anak. suami-istri tersebut sudah melayani Tuhan dengan setia bersama-sama dan tidak pernah absen pergi ke gereja. Bahkan setelah diperiksa ke dokter pun, tidak ada masalah kesehatan pada keduanya. Akhirnya keduanya didoakan dengan tumpang tangan oleh pendeta gereja dimana mereka beribadah dan melayani. Mujizat pun terjadi dan sang istri hamil tidak lama setelah didoakan. Hampir setahun kemudian, akhirnya lahirlah sang bayi. Sampai disini semuanya baik, kuasa Tuhan terjadi dan nyata, tetapi apa yang terjadi? Setelah bayi tersebut lahir, sang istri mulai absen ke gereja dan melayani karena mau menjaga bayinya yang sudah diimpikannya sejak lama. Dia membuat alasan setelah bayinya cukup besar (setahun dua tahun) barulah dia akan kembali ke gereja. Kemudian setelah bayinya berumur dua tahun, alasan baru dibuat lagi oleh sang istri. Dan pada akhirnya, sang istri tidak pernah lagi tampak di gereja ataupun melayani. 
Apakah cerita ini terdengar tidak asing? Ya, banyak dari antara kita setelah diberkati dengan apa yang kita inginkan malah berkat itu akhirnya menjadi jerat bagi kita dan hubungan kita dengan Tuhan. Maka sekali lagi diingatkan, berkat seharusnya mendekatkan kita kepada Tuhan, bukannya menjauhkan.




3. Tuhan memberkati/menolong kita pada waktu-Nya.

Sering sekali kita jengkel karena doa-doa kita 'seakan-akan' tidak didengar. Kita berpuasa, kita berdoa semalam ceria (daripada ditulis semalam suntuk :P). Ataupun jika kita sangat yakin doa kita didengar, maka jawaban doa tersebut yang rasanya entah kapan baru akan datang. Ingatlah, Tuhan memberkati kita pada waktu-Nya, bukan waktu kita. 
Tetapi kita jujur saja, sering kali waktu-Nya adalah di batas kesabaran dan ketabahan kita untuk menunggu jawaban doa tersebut. Jadi, untuk yang panjang sabar yaaaaa selamat menunggu XP. 
Ada dua kisah dari kitab suci yang dapat dijadikan contoh untuk hal ini:

Kisah pertama: Janda seorang nabi yang diberkati oleh Tuhan melalui Elisa (2 Raja-raja 4:1-7):
Ringkasan cerita sebelum pembahasan: Seorang janda nabi datang memohon bantuan Elisa karena dua anaknya akan diambil sebagai budak untuk membayar hutang. Lalu Elisa menyuruhnya untuk meminta bejana-bejana yang banyak dari para tetangga, kemudian menuang minyak yang hanya tinggal satu bejana ke bejana-bejana yang sudah dimintanya itu setelah menutup pintu rumahnya rapat-rapat dari orang luar. Mujizat terjadi, minyak yang seharusnya cuma 'satu bejana' dapat memenuhi seluruh bejana yang ada, dan ketika semua bejana sudah terisi, minyak itu pun berhenti mengalir. Maka dengan menjual minyak itu, janda tersebut melunasi hutang-hutangnya dan hidup dengan sisa penjualan minyak itu.

Pembahasan sehubungan dengan poin ini: kapan janda tersebut diberkati? Pada saat dia sudah terdesak karena suaminya yang seorang nabi sudah meninggal dan hutang-hutangnya sudah ditagih dan anak-anaknya akan diambil sebagai ganti hutangnya. 
Loh, suaminya kan nabi Tuhan, mengapa bisa sampai terjebak ke dalam keadaan seperti ini? Mengapa bukan sebelumnya ditolong waktu suaminya masih hidup? Karena disaat inilah Tuhan ingin memberkatinya (waktu Tuhan) dan dengan demikian mendekatkan janda tersebut kepada-Nya (poin 2 berkat untuk mendekatkan kita dengan Tuhan bukan untuk menjauhkan) dengan mengadakan suatu mujizat di rumah janda tersebut TANPA bantuan siapapun kecuali perantaraan kata-kata Elisa.

Kisah kedua: Ketika Benhadad raja Aram mengepung Samaria dan menyebabkan kelaparan hebat (2 Raja-raja 6:24 sampai dengan 2 Raja-Raja 7:20):
Ringkasan cerita sebelum pembahasan: pada saat itu adalah pemerintahan Yoram anak Ahab raja Israel. Ketika itu Samaria dikepung oleh Benhadad raja Aram dan terjadi kelaparan hebat. Suatu ketika Yoram sedang melintas di atas tembok, dan seorang wanita meminta keadilan kepada raja Israel perihal anaknya yang telah dijadikannya makanan. Karena pedih hati raja mendengar hal itu, ia mengoyakkan pakaiannya sehingga terlihat kain kabung yang ia kenakan. Dan dalam kemarahannya, ia memutuskan untuk memenggal kepala Elisa. Tetapi Elohim telah memperingatkan Elisa, dan akhirnya melalui firman-Nya, Elohim menjanjikan akan membebaskan Israel dari kelaparan bahkan harga bahan makanan yang terbaik akan sangat murah. Apakah sampai disitu? Ternyata, dalam penggenapannya, Elohim bahkan membebaskan Israel dari kepungan raja Aram.

Pembahasan secara menyeluruh:
Sebelum hal ini terjadi, raja Israel telah melihat penyelamatan dari Elohim beberapa kali, yaitu dalam peperangan melawan pemberontakan Moab (2 Raja-raja 3:1-20), kemudian dalam perkara Naaman panglima tentara raja Aram yang menderita kusta (2 Raja-raja 5:1-14), dan yang terakhir adalah ketika tentara raja Aram berusaha menyerang tentara Israel beberapa kali dan diperingatkan oleh Elisa dan puncaknya adalah ketika tentara raja Aram dibawa langsung ke Samaria oleh Elisa (2 Raja-raja 6:8-23), maka yang menjadi pertanyaan adalah apakah raja Yoram ini begitu bebalnya sampai diselamatkan berkali-kali tapi masih saja tidak percaya Elohim dan Elisa?
Pendapat penulis dalam hal ini : tidak, hal ini dibuktikan oleh dua hal, pertama perkataan Yoram (2 Raja-raja 6:27) yang menggunakan nama Yahweh Elohim Israel bukan ilah-ilah lain dan yang kedua adalah kain kabung yang dikenakan Yoram ketika melintas di atas tembok (2 Raja-raja 6:30). 
Biasanya kain kabung dikenakan oleh orang yang sedang berdoa puasa merendahkan diri untuk memohon kemurahan Elohim (contoh lain pemakaian kain kabung dapat dibaca di Yunus 2:5-9). Tetapi, yang terjadi adalah kesabaran raja Israel dalam menunggu pertolongan Elohim telah habis setelah dia mendengar kasus wanita yang meminta keadilan atas anaknya yang telah dimasaknya untuk dijadikan makanan. Kita yang membacanya saja pun pasti bisa menyimpulkan betapa mengerikannya keadaan saat itu jika seorang ibu tega memasak anaknya sendiri untuk dijadikan makanan. Itulah sebabnya dia marah (dan menyalahkan) kepada Elisa, mengapa belum ada tindakan apapun dari Elohim maupun Elisa.
Setelah dia memutuskan untuk memenggal kepala Elisa dan pergi ke tempat kediaman Elisa, barulah Elohim berfirman, mengapa? Karena itulah waktu-Nya, karena itulah batas kesabaran seorang Yoram untuk diuji, karena itulah batas kesanggupannya.(sekali lagi penulis ingatkan, seringkali mujizat Elohim Yahweh hanya tampak di saat-saat seperti ini) Maka, dengan firman-Nya, Elohim menjanjikan melepaskan Israel dari kelaparan dengan membuat harga bahan makanan terbaik menjadi sangat murah. Dalam berapa lama? Satu hari saja bahkan tidak sampai 24 jam. Dengan bantuan siapa? Tidak seorangpun, kecuali memakai empat orang kusta yang duduk di gerbang kota untuk mengabarkan kepada raja Israel bahwa tentara raja Aram telah melarikan diri.

Maka dengan menolong Israel, Elohim membuktikan poin ke-1 sampai poin ke 3, bahwa Elohim adalah sumber berkat/pertolongan (membebaskan dari kepungan dan kelaparan dan membuat bahan makanan sangat murah), bahwa Elohim menolong untuk membuat Israel lebih dekat kepada-Nya (bahkan raja Israel yang tadinya telah habis sabar dan ingin membunuh Elisa, pada akhirnya tidak jadi membunuh Elisa karena firman-Nya menjadi nyata dalam satu hari saja), bahwa ketika telah tiba waktu-Nya, Elohim dapat melakukan hal yang sedemikian ajaib bahkan dalam waktu yang sangat singkat (harap diperhatikan, empat orang kusta memeriksa perkemahan orang Aram pada saat senja hari dan ketika itu perkemahan tersebut telah kosong, hal ini membuktikan mereka telah lari beberapa jam sebelumnya karena ketakutan mendengar suara-suara tentara sedangkan firman tersebut disampaikan Elisa mungkin di siang ataupun sore hari atau beberapa jam sebelumnya)


4. Kita diberkati/ditolong untuk memberkati/menolong orang lain (menjadi saluran berkat Tuhan).
Dua kisah di poin no 3 dapat juga dijadikan contoh poin no 4.
Untuk kisah pertama, ingatlah bahwa janda nabi tersebut meminta bejana dari tetangganya, dengan demikian tentulah setelah dia menjual minyak tersebut, setidak-tidaknya dia akan memberikan sebagian dari hasil penjualan minyak tersebut kepada para tetangganya. (bisa dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk lainnya mungkin mengembalikan bejana yang sudah diminta bahkan lebih banyak atau lebih berkualitas. Tentunya ini adalah asumsi bahwa janda nabi tersebut adalah seorang yang tahu membalas budi :P) Dengan demikian dapat dikatakan dia diberkati dan ditolong untuk kemudian juga memberkati tetangganya.
Untuk kisah kedua, hal pertama yang dilakukan keempat orang kusta tersebut setelah makan dan minum di perkemahan orang Aram adalah ingin menyimpan kabar tersebut sendiri supaya mereka dapat menyimpan semua barang jarahan sendirian, tetapi di tengah jalan mereka berubah pikiran (tentunya bisa dikatakan oleh karena Elohim) dan mengabarkannya kepada raja Israel. Kemudian setelah orang Israel menjarah perkemahan orang Aram, mereka memberkati sesamanya yang tidak ikut menjarah dengan menjual bahan makanan terbaik dengan harga yang sangat murah.

Inti dari poin ini adalah JANGANLAH PELIT/KIKIR. Jika kita diberkati oleh Elohim, yakinlah kita tidak akan berkekurangan meskipun kita memberkati orang lain, ingatlah kisah pertama diatas, Elohim bisa saja memberikan mujizat berupa bejana yang tidak habis-habis terisi oleh minyak seperti pada kisah 1 Raja-raja 17:1-16, tetapi penulis yakin bahwa janda nabi tersebut harus meminta bejana dari tetangganya supaya dia pada akhirnya juga dapat memberkati para tetangganya dan dengan demikian dia menjadi saluran berkat Tuhan.

Kalau mau diibaratkan, berkat Tuhan itu seperti air yang mengalir terus-menerus dari keran dan hanya akan berhenti ketika tidak ada lagi tempat penampungan air yang dapat menampung air yang keluar tersebut. Ketika kita diberkati Tuhan, kita dapat diibaratkan sebagai tempat penampungan (bejana) air yang paling pertama, sebelum kita kepenuhan, sebaiknya kita mencari bejana kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya agar air terus-menerus mengalir tanpa berhenti karena bejana kita terus dialirkan ke bejana berikutnya. Nah bejana kedua, ketiga, dst itu siapa? Tentunya orang-orang yang membutuhkan bantuan dan pertolongan juga, sehingga dengan demikian kita menjadi saluran berkat Tuhan dan berkat Tuhan (air yang mengalir itu) tidak putus-putusnya mengalir di hidup kita. Tapi apa yang terjadi jika kita tidak mencari bejana kedua dan berikutnya? Tentunya setelah bejana kita penuh, maka air tersebut (berkat Tuhan) akan berhenti mengalir entah sampai kapan.

NB: Menurut penulis, pinjaman TIDAK pernah dapat dikategorikan sebagai berkat, jadi sebaiknya jangan pernah memberkati orang lain dengan cara meminjam atau memakai uang pinjaman. Tunggulah ketika berkat Tuhan itu dicurahkan barulah memberkati orang lain.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberkati siapa saja yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar