Selasa, 15 November 2016

Ketakutan vs Kepercayaan

Apa yang akan dibahas kali ini berhubungan dengan ketakutan secara umum (terhadap apapun) tetapi mungkin akan lebih spesifik secara prakteknya adalah ketakutan terhadap Iblis dan antek-anteknya.
Baiklah, seperti biasa, mari kita mengutip ayat-ayat kitab suci:


2 Timotius 1:7 (TB):
7. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.

1 Yohanes 4:18 (TB):
18. Di dalam kasih tidak ada ketakutan; kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

--------------------------------------------------------------

2 Timotius 1:7 (ILT):
7. Sebab Elohim tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, melainkan kuasa dan kasih dan pengendalian diri.

1 Yohanes 4:18 (ILT):
18. Di dalam kasih tidak ada ketakutan. Sebaliknya, kasih yang sempurna membuang ke luar ketakutan, karena ketakutan mengandung hukuman, dan siapa yang takut, ia belum disempurnakan di dalam kasih.

--------------------------------------------------------------

2 Timothy 1:7 (KJV):
7. For God hath not given us the spirit of fear; but of power, and of love, and of a sound mind.

1 John 4:18 (KJV):
18. There is no fear in love; but perfect love casteth out fear: because fear hath torment. He that feareth is not made perfect in love.

--------------------------------------------------------------

2 Timothy 1:7 (JGLT):
7. For God did not give a spirit of cowardice to us, but of power and of love and of self-control.

1 John 4:18 (JGLT):
18. There is no fear in love; but perfect love casts out fear, because fear has punishment; and the one fearing has not been perfected in love.

--------------------------------------------------------------

2 Timothy 1:7 (HCSB):
7. For God has not given us a spirit of fearfulness, but one of power, love, and sound judgment.

1 John 4:18 (HCSB):
18. There is no fear in love; instead perfect love drives out fear, because fear involves punishment. So the one who fears has not reached perfection in love.

--------------------------------------------------------------

2 Timothy 1:7 (CJB):
7. For God gave us a Spirit who produces not timidity, but power, love, and self-discipline.

1 John 4:18 (CJB):
18. There is no fear in love. On the contrary, love that has achieved its goal get rid of fear, because fear has to do with punishment; the person who keeps fearing has not been brought to maturity in regard to love.

--------------------------------------------------------------

2 Timothy 1:7 (HRB):
7. For YAHWEH did not give a spirit of cowardice to us, but of power and of love and of good discipline.

1 John 4:18 (HRB):
18. There is no fear in love, but perfect love casts out fear, because fear has torment; and the one fearing has not been perfected in love.


TAKUT itu manusiawi, tidak ada seorang pun yang tidak pernah merasa takut. BAHKAN Yahshua pun pernah merasa takut sebelum Dia disalibkan (Markus 14:33, Lukas 22:44) karena Dia tahu apa yang akan terjadi kepada-Nya, dan memikirkannya saja membuat hati-Nya takut. Tetapi dari teladan-Nya, kita dapat mempelajari bahwa SEKALIPUN kita takut, jangan biarkan ketakutan itu menguasai kita. Sesuai dengan ayat yang telah dikutip diatas, Elohim memberikan kepada kita kuasa, kasih, dan 
pengendalian diri. 

Pembahasan artikel ini tentang kuasa, kasih, dan pengendalian diri yang akan dijabarkan di bawah adalah dalam konteks untuk melawan ketakutan, karena ayat itu berlaku secara umum.

Mari kita bahas satu persatu:
1. Kuasa yang diberikan-Nya adalah untuk kita dapat mengusir dan menang terhadap roh ketakutan itu. Kalau kita merasa takut dan sangat terganggu olehnya, mungkin saja kita memang sedang dicobai oleh roh ketakutan. Maka usirlah dia supaya tidak lagi mengganggu kita. Hal ini sering kali berkaitan 
dengan masalah paranoia maupun tempat-tempat yang dianggap angker. Ketika kita merasa paranoid, mungkin saja kita sedang dihinggapi roh ketakutan. Maka gunakanlah kuasa yang telah diberikan kepada kita untuk mengusir roh ketakutan itu di dalam nama Yahshua.

========================================================

2. Jika kita tidak menggunakan kuasa-Nya untuk melepaskan diri dari roh ketakutan, maka Kasih-Nya sudah diberikan untuk membuat kita merasa AMAN tinggal di dalam-Nya. Itulah sebabnya di dalam 1 Yohanes 4:18 dituliskan bahwa kasih yang sempurna membuang ke luar ketakutan. Karena ketakutan mengandung SIKSAAN(torment). Sekali lagi penulis ingatkan, takut itu MANUSIAWI, tetapi membiarkan ketakutan itu menguasai kita adalah KEPUTUSAN yang salah.
Ketika kita membiarkan ketakutan menguasai kita, kita sedang MENGUSIR Elohim dari hati kita, dan membukanya lebar-lebar bagi roh ketakutan untuk MENGUASAI hati kita. Apa dasarnya penulis berkata demikian? Dari 1 Yohanes 4:16, jelas bahwa jika kita tinggal di dalam kasih, kita tinggal di dalam Elohim dan Elohim tinggal di dalam kita. 
Apa yang terjadi ketika hati kita dikuasai ketakutan? Berarti kasih-Nya yang di dalam kita sedang kita BUANG KE LUAR (kasih-Nya tidak mungkin dapat berdampingan dengan ketakutan) dari hati kita, sebagaimana jika kasih-Nya yang tinggal di dalam kita, kasih-Nya akan membuang ke luar ketakutan. Maka sesuai ayat tersebut, bagaimana Dia dapat tinggal di dalam kita? Dan juga, ketika hati kita dikuasai ketakutan, tidakkah kita merasa sengsara? Terintimidasi dan tersiksa? Bahkan, terkadang ada orang yang sampai menangis ataupun kencing di celana karena ketakutan. Padahal hal yang ditakutkannya itu belum tentu nyata.

========================================================

3. Pengendalian diri adalah untuk membuat kita TIDAK TERINTIMIDASI oleh roh ketakutan itu dan agar kita dapat berpikir dengan jernih. Karena terkadang ketika sesuatu yang menakutkan bagi kita tiba-tiba datang, hal tersebut langsung membuat kita PANIK dan tidak sempat atau tidak mampu untuk berpikir, misalnya kekhawatiran (khawatir adalah juga bentuk ketakutan) mendengar kabar tentang kecelakaan orang yang kita kasihi atau karena melihat sesuatu hal. Pengendalian diri bisa dikatakan pertahanan terakhir bagi kita di dalam suatu situasi yang membuat kita takut. Jika kita tidak mengusir roh ketakutan yang mencobai kita, dan ketakutan itu sudah hampir menguasai kita, kendalikanlah diri kita supaya kita tidak terlarut terlalu lama dikuasai ketakutan tersebut.

Prakteknya begini (ini dari pengalaman penulis dan umumnya mereka yang bekerja di tempat-tempat 
yang cukup banyak gangguan dari alam lain biasanya melakukannya bahkan tanpa menyadarinya): Kita sedang bekerja lembur sendirian di kantor baik di siang ataupun malam hari. Lalu tiba-tiba terdengar suara barang dibanting dengan sangat kuat di dekat kita bukan sekali dua kali tapi berkali-kali, padahal tidak ada siapapun di sekitar karena hanya kita sendirian. maka kita punya 2 pilihan:
1. Secepatnya pulang dan terburu-buru karena kita takut.
2. Tetap bekerja dengan bermacam-macam alasan dengan melihat situasi serta kondisi. Kalau memang tidak memungkinkan barulah kita pulang.

Penulis ketika bekerja dulu juga pernah  merasa takut karena mendengar suara tersebut berkali-kali tetapi penulis memilih pilihan kedua. Alasannya?
1. Sekalipun gangguan itu dipedulikan, pekerjaan yang belum selesai tidak akan selesai dengan sendirinya. Jadi lebih baik berkonsentrasi pada pekerjaan.
2. Sekalipun takut karena ada gangguan, tidak ada "penampakan" misalnya berupa benda terbang. Jika ada, saran penulis sebaiknya antara kita usir di dalam nama Yahshua atau kita pergi (pergi bukan 
karena takut, tetapi karena kita tidak tahu apa, berapa, bagaimana, dan dimana yang sedang kita hadapi. Karena ada jenis yang hanya bisa diusir dengan berpuasa) jika kita tidak bisa memastikan tentang keberadaannya. Bersikaplah bijaksana dalam menghadapi hal-hal yang tidak bisa kita ketahui pasti.
3. Karena Dia yang ada di dalam kita, lebih besar dari dia yang ada di dalam dunia (1 Yohanes 4:4)(tinggal di dalam kasih Elohim)

Catatan : 
Sebelum memikirkan tiga alasan tersebut, penulis juga hampir sempat dikuasai oleh ketakutan. Apa yang bisa kita lakukan di saat seperti itu? Tarik nafas dan tahan beberapa hitungan lalu hembuskan nafas. Biasanya hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan emosi yang sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar kita dapat berpikir dengan jernih.(penguasaan diri) Setelah itu barulah penulis bisa memikirkan tiga alasan tersebut sehingga penulis memilih untuk tinggal.


Kesimpulan:
Ketakutan adalah roh, dan roh itu bisa mendatangkan siksaan/hukuman mental bagi kita jika kita membiarkannya menguasai hati kita. Lawanlah dia dengan kuasa yang telah diberikan kepada kita, dan tinggallah di dalam kasih Elohim. Jikalaupun kita sudah hampir dikuasai sepenuhnya oleh ketakutan kita, usahakanlah penguasaan diri agar kita dapat berpikir jernih untuk tindakan kita selanjutnya.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar