Sabtu, 12 November 2016

Pasangan Hidup Bagian 1: Jodoh dari Tuhan atau Pilih Sendiri?

Fyuhhh, baiklah mari kita mulai seri pasangan hidup. Sebelum mulai, hanya memberitahu ada 4 bagian tentang pasangan hidup yang berkelanjutan, yaitu:

1. Jodoh dari Tuhan atau Pilih Sendiri?
2. Pacaran Kudus atau Pacaran Nikmat?
3. Pernikahan yang Diberkati atau Perzinahan Penuh Kutuk?
4. Pernikahan Heteroseksual Normal atau LGBT?

Berbicara tentang jodoh dari Tuhan, adakah dasarnya di kitab suci? Lalu bukankah dulunya dikatakan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki? Kalau begitu seharusnya satu laki-laki mempunyai lebih dari satu jodoh perempuan dong? Apakah separah itu? Akan kita bahas satu-persatu.

Untuk membahasnya akan dipakai dua cerita dari kitab suci dan dua-duanya berasal dari Kitab Kejadian. Jadi tidak terlalu susah dibolak-balik.

Kisah pertama adalah tentang Ishak. Dapat dibaca pada Kejadian 24 s/d Kejadian 25
Ringkasan : Ishak adalah anak yang dijanjikan Elohim kepada Abraham dan didapatkannya ketika umurnya 100 tahun. Ketika Abraham sudah tua, dia meminta hambanya Eliezer untuk mencari istri bagi Ishak anaknya dari kaum keluarganya. Maka pergilah Eliezer kepada kaum keluarga Abraham di kota Nahor di Aram-Mesopotamia(TB) /Aram-Naharaim (ILT). Sesampainya disana, Eliezer BERDOA kepada Elohim agar dia dapat menemukan gadis yang sesuai dengan memberikan tanda yang persis seperti diinginkannya. Dan apa yang terjadi? Bahkan sebelum dia selesai berdoa, Elohim telah membuat gadis tersebut datang kepada Eliezer. Akhirnya gadis inilah yang ikut pulang bersama Eliezer dan menjadi istri Ishak. Dialah Ribka.

Pembahasan : Eliezer datang ke kota Nahor setelah diminta oleh Abraham dengan suatu sumpah. Ketika dia sampai, tentunya dia tidak tahu dan tidak kenal siapapun di kota tersebut. Bagaimana caranya untuk mencari seorang istri yang tepat? Yang bisa dia lakukan hanya berdoa, tetapi bahkan SEBELUM doanya selesai diucapkan jawabannya telah datang. Apa artinya hal ini? Berarti SEBELUM Eliezer berdoa, Elohim bahkan SUDAH TAHU apa yang ingin didoakannya dan sudah mengirim jawabannya kepadanya. Artinya sebelum dia sampai ke kota Nahor pun dan bahkan SEBELUM dia bersumpah kepada Abraham, jawaban doa tersebut telah tersedia. Singkat saja, berarti sebelum Abraham meminta dia bersumpah pun, Elohim telah mempersiapkan Ribka bagi Ishak. Dan itu perlu persiapan yang sangat rumit sekali. Mengapa rumit? Mari kita pikirkan lebih dalam.

Jika Ishak atau Ribka terlambat lahir bahkan sehari saja, maka kemungkinannya adalah Eliezer tidak akan bertemu dengan Ribka dan syarat yang didoakannya bahwa gadis yang keluar itu haruslah memberikan dia dan unta-untanya minum BAHKAN SAMPAI PUAS (Kejadian 24:20-22) tidak akan dapat terpenuhi.

Jika kita baca Kejadian 24:16, maka kita dapat membaca seperti apa perawakan seorang Ribka. Sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki. Kemudian perilakunya juga baik. Inilah yang telah dipersiapkan Elohim pada saat itu bagi seorang Ishak. Dijaga-Nya Ribka dari sejak lahir sampai ketika ditemukan oleh Eliezer agar tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak baik ataupun sampai dinikahi pria manapun mengingat parasnya yang sangat cantik. Dan hati Ribka juga dijaga-Nya supaya mempunyai hati yang baik sehingga ketika Eliezer datang sekian tahun kemudian setelah dia lahir, Ribka akan memberinya dan unta-untanya minum sampai puas. Bayangkan apa yang terjadi, jika Ribka tidak dijaga oleh Elohim? Mungkin saja Ribka sudah terlebih dahulu dinikahi oleh laki-laki lain. Bayangkan apa yang terjadi, jika Ribka tidak memiliki perilaku yang baik? Akankah dia memberi minum Eliezer dan unta-untanya?

Apakah perkara mudah untuk menemukan seorang gadis dengan perilaku yang begitu baik dan memenuhi kriteria yang hampir tidak masuk akal? Memberi minum seorang yang tidak dikenalnya, lalu BERLARI menimba air BERKALI-KALI untuk memberi minum unta-unta yang kehausan SAMPAI PUAS? Sedangkan orang asing ini yang sudah diberinya minum malah hanya diam-diam mengamati bukannya membantu? (Kejadian 24:21)

Menurut pendapat penulis, ini berarti bahwa jauh sebelum semuanya terjadi, Elohim telah menentukan bahwa Ribka adalah untuk Ishak. Lalu apakah ini namanya bukan jodoh dari Tuhan?(predestined = ditakdirkan) Yang telah ditentukannya bahkan sebelum keduanya lahir? Atau lebih jauh bahkan sebelum dunia dijadikan? Ketika kita semua bahkan belum ada? Bagaimana menurut pembaca?

Lalu setelah Ishak menikah dengan Ribka, apakah semuanya baik-baik saja? Loh kok begitu? Maunya kita kalau dari Tuhan itu harusnya enak toh? Selama hidup terus diberkati? Kenyataannya belum tentu. Bahkan jika kita melihat kesaksian Evangelist Yusak Tjipto Purnomo(alm.), betapa seringnya dia membuat istrinya (yang pada saat itu adalah pacarnya) menangis ketika pacaran. Dan pacaran sampai lebih dari 10 tahun. Tapi tunggu dulu, masalah pacaran akan dibahas di bagian 2.

Apa yang terjadi ketika Ishak menikah dengan Ribka? Ribkanya mandul. Tidak bisa hamil. Lalu Ishak memohon dengan sangat kepada Elohim dan akhirnya Elohim membuatnya hamil. Berapa lama penantian Ishak dan Ribka? 20 tahun. Ishak menikahi Ribka pada usia 40 tahun (Kejadian 25:20) dan anak-anaknya lahir pada saat dia berusia 60 tahun.(Kejadian 25:26) Apakah masalah selesai pada saat Ribka hamil? TIDAK. Ribka hamil anak kembar, dan dituliskan pada Kejadian 25:22, anak-anaknya bertolak-tolakan dalam rahimnya. Apa arti bertolak-tolakan? Penulis mengartikannya bertengkar (versi CJB adalah bertengkar). Seorang Ibu yang pernah hamil pasti tahu apa rasanya ketika anaknya menendang-nendang di dalam perutnya, bayangkan apa yang terjadi ketika dua anak kembar saling bertengkar di dalam kandungan? Saling menendang sana sini? Itulah yang dirasakan Ribka sehingga dia berkata untuk apa hidup kalau begini?(Kejadian 25:22)

Kesaksian tentang Jodoh yang dari Tuhan dapat dilihat/dibaca pada kesaksian Evangelist Yusak Tjipto Purnomo(alm.) maupun anaknya Iin Tjipto. Selain itu juga Evangelist Daniel Alexander. Selain itu mungkin juga masih banyak kesaksian-kesaksian orang-orang yang diberitahu jodohnya oleh Tuhan.

---------------------------------------------------

Kisah kedua adalah tentang Yakub(sebelum namanya menjadi Israel). Dapat dibaca pada Kejadian 29 s/d Kejadian 30.

Ringkasan: Ishak memerintahkan Yakub untuk pergi ke kampung halaman ibunya Ribka untuk mengambil SEORANG istri (PENEKANAN: SEORANG SAJA BUKAN DUA APALAGI EMPAT - Kejadian 28:2) bagi dirinya dari anak-anak perempuan Laban. Maka dia pun pergi dan setelah sampai kepada Laban, dia bekerja kepada Laban selama 7 tahun pertama untuk mendapatkan Rahel yang dicintainya, tetapi Laban menipu Yakub dan memberinya Lea, anak pertama Laban. Maka Yakub bekerja lagi selama 7 tahun yang kedua untuk mendapatkan Rahel.

Pembahasan : Ketika dia memilih pasangan hidupnya, Yakub tidak TERLEBIH DAHULU BERDOA kepada Elohim seperti apa yang dilakukan Eliezer. Apa yang dilakukannya? Dia memilih berdasarkan apa yang DILIHATNYA dan PERASAANNYA. Sesuai dengan Kejadian 29:17, mata Lea lembut(ILT), sedangkan Rahel bertubuh indah dan berparas cantik, tetapi pada ayat 18 dituliskan, Yakub mencintai Rahel.
Maka Yakub memilih Rahel baginya. Apa akibat dari perbuatannya ini? Mari kita bahas.

Yakub memilih Rahel dan rela bekerja selama 7 tahun untuk mendapatkannya. Tapi setelah 7 tahun, Laban menipunya dan memberikan Lea anak pertamanya. Sampai disini, bukankah perintah Ishak sudah dilaksanakan? Bahwa Yakub telah mengambil seorang istri dari anak perempuan Laban? Kalau begitu seharusnya dia bisa pulang dong? Tetapi apa yang terjadi? Karena cintanya kepada Rahel, dia rela bekerja lagi kepada Laban selama 7 tahun meskipun sudah ditipu sekali. Berarti dia telah bekerja selama 2 kali lipat dari apa yang seharusnya untuk mendapat apa yang diinginkannya. Dan dengan menikahi Rahel, dia telah melanggar perintah Ishak, ayahnya.

Mungkin ada yang berpendapat, karena dia tertipu berarti tidak adil dong untuk Yakub?
Jawaban ini menurut pendapat penulis, jika saja Yakub berdoa terlebih dahulu kepada Elohim, kemungkinan besar jodoh yang diberikan Elohim adalah Lea dan bukannya Rahel.
Mengapa demikian? Dibawah nanti akan dibahas.

Setelah Yakub menikahi kedua kakak beradik, apa yang terjadi? Apakah hidupnya menjadi nikmat?
Jawabannya tergantung sudut pandang masing-masing, tetapi penulis akan memberikan pendapat sesuai dengan apa yang tertulis Kejadian 29 s/d Kejadian 30:
1. Hubungan Lea dan Rahel menjadi rusak karena Yakub lebih mencintai Lea daripada Rahel.
2. Antara Lea dan Rahel ada persaingan dan kecemburuan untuk mendapatkan cinta Yakub. Hal ini akhirnya berujung pada permintaan tidak masuk akal dari Rahel dan menyebabkan kemarahan Yakub. (Kejadian 30:1-2)
3. Seharusnya perintah Ishak adalah mengambil seorang istri, tetapi karena tidak berdoa terlebih dahulu dan mementingkan perasaannya, akibatnya Yakub memiliki total empat orang istri. Dari istrinya yang kedua yaitu Rahel, oleh karena kecemburuannya terhadap kakaknya Lea dalam hal melahirkan anak, menyebabkan dia memberi hamba perempuannya Bilha kepada Yakub sebagai istri ketiga. Lalu karena Lea tidak mau kalah, dia pun memberikan Zilpa, hamba perempuannya kepada Yakub menjadi istri keempat.
4. Yakub diperlakukan sebagai objek sewaan oleh Lea dan Rahel dengan nilai sewa adalah buah dudaim yang ditemukan oleh Ruben, anak sulung Yakub. (Kejadian 30:14-16) Bukankah hal ini berarti bahwa Yakub sudah kurang dihormati oleh istri yang dicintainya yaitu Rahel?

Nah, sampai disini silakan dipikirkan sendiri apakah hidup Yakub menjadi nikmat? Memilih istri yang kurang menghormatinya dan memperlakukannya sebagai objek sewa, membuatnya marah dengan permintaan yang tidak masuk akal dan tidak mungkin bisa dipenuhi oleh Yakub, dan yang paling parah dari semuanya adalah menambah istri Yakub dari dua menjadi empat. Apakah ada pembaca perempuan yang ingin membagi suaminya dengan perempuan lain? Atau demi buah dudaim? Bahkan bukan satu tetapi tiga? DENGAN CATATAN dua istri yang terakhir ditambahkan oleh karena persaingan dalam hal melahirkan anak?

Lalu jika kita membaca dengan lebih teliti tentang akhir hidupnya seorang Rahel, maka penyebab kematiannya adalah dirinya sendiri dan perkataan yang secara tidak sengaja dikatakan oleh Yakub dalam ketidaktahuannya. Bagaimanakah akhir dari istri yang dipilihnya berdasarkan apa yang dilihatnya dan perasaannya? Mari kita bahas sedikit.
Ketika Yakub melarikan diri dari Laban, Rahel mencuri terafim(berhala penjaga rumah) kepunyaan ayahnya (Kejadian 31:19). Lalu ketika Laban mengejar Yakub untuk mencari terafimnya, dalam ketidaktahuannya, Yakub mengatakan bahwa pada siapa ditemukan terafim itu, hendaklah dia tidak hidup lagi.

Pertanyaan : kenapa Rahel tidak langsung mati kalau ini adalah penyebab kematiannya?
Jawab: karena Elohim memperpanjang nyawanya dengan mengabulkan permintaanya untuk mendapatkan seorang anak lagi (Kejadian 30:24). Maka tepat setelah dia melahirkan anak keduanya Benyamin, Rahel mati di Betlehem. (Kejadian 35:19). Apakah kelahiran anak kedua dan perkataan Yakub itu hanya akan kita anggap sebagai kebetulan dan tidak ada hubungannya dengan kematian Rahel? Silakan pembaca putuskan sendiri.

Sampai disini, inilah akibat dari Yakub memilih berdasarkan apa yang dilihatnya dan perasaannya. Inilah hasil pilihannya sendiri. Pada akhirnya,(menurut penulis) Yakublah penyebab kematian Rahel yang dipilihnya sebagai istrinya pada awalnya. Silakan diputuskan sendiri apakah hal itu adalah baik?

Catatan Tambahan:
Menurut penulis, jodoh yang ditentukan bagi Yakub seharusnya adalah Lea. Apa saja buktinya?
1. Sekalipun merupakan akibat dari tipuan Laban, Lea tetaplah istri sah pertama dari Yakub.
2. Setengah dari anak-anak Yakub (6 orang) dilahirkan dari Lea seorang. Sedangkan istri-istri lainnya masing-masing hanya melahirkan 2 orang anak. Dan Rahel, istri yang dicintainya yang dipilihnya sendiri justru melahirkan 2 orang anak yang paling terakhir pada saat Yusuf sudah tua. (Kejadian 37:3)
Jumlah yang dilahirkan Lea seorang sama dengan jumlah semua anak yang dilahirkan oleh tiga istri lainnya. Menurut penulis, ini membuktikan bahwa berkat Elohim turun kepada Lea dalam hal anak.
3. Lea sajalah dari keempat istri Yakub yang dikuburkan di dalam kuburan keluarga di gua di ladang Makhpela milik Efron orang Het yang dibeli Abaraham dimana Abraham, Sara, Ishak, Ribka (dan juga Yakub ketika dia mati) dikubur.(Kejadian 49:32)
4. Di kitab Yobel(kitab ini tidak dimasukkan ke kitab pendukung karena ada ketidaksesuaian dengan kitab Yashar/Orang Jujur dan juga kitab suci tidak pernah menyebutkan tentang kitab ini, tetapi ada sedikit catatan di kitab ini yang akan digunakan sekali ini) tepatnya pasal 36 ayat 21-24 tentang kematian Lea, dituliskan bahwa Yakub menangisi kematian Lea dengan sangat karena Lea sangat mengasihinya, dia tidak pernah berkata kasar kepada Yakub, pribadinya lembut, tidak suka bertengkar, jujur, terhormat, sempurna dalam segala kelakuannya. Dan Yakub mengasihinya dengan segenap hati dan jiwanya.


Kesimpulan:
Apa-apa saja yang terjadi jika pasangan kita adalah jodoh dari Tuhan:
1. Didapat jika kita mau berdoa menanyakan kepada Tuhan terlebih dahulu sehingga Tuhan yang akan menunjukkannya dan mempertemukan kita dengannya. (seperti Eliezer berdoa dan mendapatkan Ribka)
2. Tidak serta merta akan diberkati setelah kita bertemu dengan jodoh kita, bahkan dalam banyak kesaksian, yang menunggu justru adalah penderitaan bagi salah satu pihak karena bagaimanapun hal ini berkaitan dengan mengasihi pasangan kita.(tanpa syarat seperti Yahshua mengasihi kita).
3. Didalam setiap penderitaan yang ada, kita dapat memohon bantuan Tuhan seperti Ishak yang memohon kepada Tuhan supaya istrinya Ribka dapat mempunyai anak.
4. Pada awalnya mungkin penuh penderitaan (Ishak menunggu selama 20 tahun untuk mempunyai anak, setelah hamil kedua anaknya bertengkar di dalam rahim Ribka, setelah lahir dan besar Edom ingin membunuh Yakub), tetapi jika kita dapat bertahan, akhirnya akan sangat baik.
(tentunya hal ini didasarkan pada kesaksian-kesaksian karena kitab suci tidak menuliskan bagaimana hari-hari terakhir Ishak kecuali bahwa dia mati ketika tua dan puas hari-harinya - Kejadian 35:29)

BANDINGKAN DENGAN

Apa-apa saja yang terjadi jika pasangan kita adalah hasil pilihan kita sendiri:
1. Didapat dari hasil pikiran, pengamatan, dan perasaan pribadi tanpa campur tangan Tuhan.
2. Mungkin rasanya diberkati dan bahagia karena kita mengawalinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.(Yakub berbahagia ketika mendapatkan Rahel, tetapi tertulis di kitab suci bahwa Rahellah yang membangkitkan amarah Yakub, lalu Rahellah yang "menyewakan" Yakub dengan harga sewa buah dudaim yang ditemukan Ruben anak sulung Yakub. Bukankah ini membuktikan dia kurang menghormati Yakub dengan menganggap Yakub seperti objek sewaan? Perempuan mana yang akan memberikan suaminya kepada perempuan lain demi buah? Dan hal itu dilakukannya bukan pada saat dia hamil, jadi bukan karena ngidam tidak tertahankan tetapi hanya oleh karena keinginan/rakus)
3. Didalam setiap kesulitan yang muncul, kita belum tentu dapat memohon bantuan Tuhan karena hal itu merupakan pilihan kita sendiri. Akibatnya kita hanya bisa bergantung pada diri kita sendiri (kecerdikan dan kelicikan kita) untuk menyelesaikannya. Ketika Rahel membangkitkan amarah Yakub karena dia mandul, dia menyelesaikan kesulitannya dengan memberikan Bilha budak perempuannya kepada Yakub. Sering kali hal ini justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru bukannya menyelesaikan masalah secara tuntas.
4. Pada awalnya mungkin tampak baik, tetapi pada akhirnya belum tentu. Apalagi jika kita sudah kurang mencintai maupun mengasihi pasangan kita dan mulai memperhatikan kekurangannya bukan menerimanya apa adanya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
  
Sedikit kesaksian:
1. Penulis pernah berdoa secara spesifik/rinci tentang kriteria seorang wanita yang penulis anggap baik untuk dijadikan seorang pasangan. Tetapi pada saat wanita itu datang ke kehidupan penulis, ada satu sifat dari wanita tersebut yang tidak bisa penulis toleransi/terima apa adanya. Penulis tidak sampai berpacaran dengan wanita tersebut karena menganggap tidak akan mungkin bisa menerimanya apa adanya.

2. Seorang wanita di Jakarta pernah berdoa secara spesifik juga kepada Tuhan mengenai seorang pria idamannya. Dalam semua kriteria yang didoakannya, satu hal yang dilupakannya adalah meminta seorang pria yang cinta Tuhan. Suatu saat, ketika pria yang diidamkannya bertemu dengannya, tidak ada satupun yang kurang dari hal yang dimintanya kepada Tuhan tentang pria ini, kecuali satu hal. Pria ini adalah orang yang tidak cinta Tuhan. Wanita ini adalah orang percaya tetapi pria ini adalah orang yang "beragama"(tidak pernah ke gereja, hanya KTP saja). Sang wanita merasa mungkin dia dapat mengubah pria ini sehingga dia memutuskan untuk memulai hubungan dan berpacaran dengannya. Apa yang terjadi kemudian? Setiap kali pacaran, pria ini selalu berkata yang tidak baik tentang Tuhan, mengutuk, bahkan sangat anti terhadap nama Yahshua. Akhir cerita, wanita memutuskan untuk mengakhiri hubungan dan memilih Tuhan daripada pria ini.

Apa yang ingin penulis sampaikan melalui kedua kesaksian ini? Tuhan ingin memberkati kita dalam hubungan dengan pasangan kita dengan jalan menetapkan jodoh kita. Dan Dia ingin memberitahukan kepada kita, sebaik-baiknya pilihan dan spesifikasi yang bisa kita pikirkan, pasti akan selalu ada kekurangan yang tidak kita pikirkan. Dan kekurangan itulah yang nantinya bisa saja membuat kita tidak dapat menerima pasangan kita dan mengasihinya apa adanya.

Jodoh yang disediakan Tuhan bagi kita bisa saja berkenan di hati kita, tetapi bisa juga sangat tidak cocok dengan kita pada awalnya, bahkan dalam beberapa kesaksian ada yang mengatakan Tuhan memberi yang "terbaik dari yang terburuk". Tetapi harus dipahami, bahwa inti dari sebuah hubungan pada akhirnya adalah penerimaan apa adanya seperti Yahshua menerima kita (mengasihi tanpa syarat). Jika kita mendapatkan yang "terbaik dari yang terbaik", bagaimana caranya kita belajar mengasihi dan menerima kekurangan orang lain jika pasangan kita adalah orang yang sangat sempurna dan sangat cocok dengan kita?

Pertanyaan:
1. Bagaimana dong jika kita ingin menemukan jodoh yang dari Tuhan, tetapi kita sendiri yang memilihnya?(sederhananya pilihan kita pribadi adalah sama dengan jodoh yang dari Tuhan)
Jawabannya sederhana : D-O-A.

2. Jumlah perempuan kan lebih banyak dari laki-laki? Berarti laki-laki mempunyai jodoh lebih dari satu dong? Kan tidak adil untuk perempuan?
Jawaban: Tuhan menciptakan setiap makhluk berpasang-pasangan. Jumlah perempuan dikatakan lebih banyak dari laki-laki adalah kebohongan dunia untuk membuat seakan-akan laki-laki berhak memiliki lebih dari satu istri. Seakan-akan sekiranya semua orang didunia ini menikah, maka akan ada banyak perempuan yang tidak bersuami oleh karena ketidakseimbangan jumlah. Tentunya hal ini adalah kebohongan yang tidak layak untuk dipercaya.
Jumlah perempuan dan laki-laki di dunia ini seimbang (karena ada yang ditentukan untuk tidak menikah - Matius 19:12) dan sekalipun seluruh dunia ini menikah, yang tidak menikah bukan berarti
karena mereka tidak memiliki jodoh yang dari Tuhan. Semoga hal ini dapat dipahami.

3. Saya memilih pasangan saya sendiri, tetapi kemudian saya mengetahui bahwa jodoh saya bukan dia. Apakah boleh saya memutuskan pasangan saya dan berhubungan dengan jodoh saya?
Jawaban: Jika anda sudah menikah dengan pasangan anda, maka SEKALIPUN orang tersebut sudah dipastikan bukan jodoh anda, tidak boleh anda ceraikan apalagi jika sudah diberkati di gereja.
Karena Elohim membenci perceraian(Maleakhi 2:16, Matius 19:6, Markus 10:9). Tetapi, jika masih dalam masa pacaran, berdoalah. Apakah baik memutuskan suatu hubungan begitu saja apalagi jika pada pasangan kita tidak ditemukan kesalahan apapun? Tentunya sakit hati yang akan membekas di salah satu atau mungkin kedua belah pihak.


Maka, silakan memilih apakah jodoh dari Tuhan atau maunya pilih sendiri?


Semoga artikel ini dapat memberkati siapapun yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar