Fyuhhh, baiklah mari kita mulai
seri pasangan hidup. Sebelum mulai, hanya memberitahu ada 4 bagian tentang
pasangan hidup yang berkelanjutan, yaitu:
1. Jodoh dari Tuhan atau Pilih
Sendiri?
2. Pacaran Kudus atau Pacaran
Nikmat?
3. Pernikahan yang Diberkati
atau Perzinahan Penuh Kutuk?
4. Pernikahan Heteroseksual
Normal atau LGBT?
Berbicara tentang jodoh dari
Tuhan, adakah dasarnya di kitab suci? Lalu bukankah dulunya dikatakan bahwa
jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki? Kalau begitu seharusnya
satu laki-laki mempunyai lebih dari satu jodoh perempuan dong? Apakah separah
itu? Akan kita bahas satu-persatu.
Untuk membahasnya akan dipakai
dua cerita dari kitab suci dan dua-duanya berasal dari Kitab Kejadian. Jadi
tidak terlalu susah dibolak-balik.
Kisah pertama adalah tentang
Ishak. Dapat dibaca pada Kejadian 24 s/d Kejadian 25
Ringkasan : Ishak adalah anak
yang dijanjikan Elohim kepada Abraham dan didapatkannya ketika umurnya 100
tahun. Ketika Abraham sudah tua, dia meminta hambanya Eliezer untuk mencari
istri bagi Ishak anaknya dari kaum keluarganya. Maka pergilah Eliezer kepada
kaum keluarga Abraham di kota Nahor di Aram-Mesopotamia(TB) /Aram-Naharaim
(ILT). Sesampainya disana, Eliezer BERDOA
kepada Elohim agar dia dapat menemukan gadis yang sesuai dengan memberikan
tanda yang persis seperti diinginkannya. Dan apa yang terjadi? Bahkan sebelum
dia selesai berdoa, Elohim telah membuat gadis tersebut datang kepada Eliezer.
Akhirnya gadis inilah yang ikut pulang bersama Eliezer dan menjadi istri Ishak.
Dialah Ribka.
Pembahasan : Eliezer datang ke
kota Nahor setelah diminta oleh Abraham dengan suatu sumpah. Ketika dia sampai,
tentunya dia tidak tahu dan tidak kenal siapapun di kota tersebut. Bagaimana caranya
untuk mencari seorang istri yang tepat? Yang bisa dia lakukan hanya berdoa,
tetapi bahkan SEBELUM doanya selesai
diucapkan jawabannya telah datang. Apa artinya hal ini? Berarti SEBELUM Eliezer berdoa, Elohim bahkan SUDAH TAHU apa yang ingin didoakannya
dan sudah mengirim jawabannya kepadanya. Artinya sebelum dia sampai ke kota
Nahor pun dan bahkan SEBELUM dia
bersumpah kepada Abraham, jawaban doa tersebut telah tersedia. Singkat saja,
berarti sebelum Abraham meminta dia bersumpah pun, Elohim telah mempersiapkan
Ribka bagi Ishak. Dan itu perlu persiapan yang sangat rumit sekali. Mengapa
rumit? Mari kita pikirkan lebih dalam.
Jika Ishak atau Ribka terlambat
lahir bahkan sehari saja, maka kemungkinannya adalah Eliezer tidak akan bertemu
dengan Ribka dan syarat yang didoakannya bahwa gadis yang keluar itu haruslah memberikan
dia dan unta-untanya minum BAHKAN SAMPAI
PUAS (Kejadian 24:20-22) tidak akan dapat terpenuhi.
Jika kita baca Kejadian 24:16,
maka kita dapat membaca seperti apa perawakan seorang Ribka. Sangat cantik
parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki. Kemudian perilakunya
juga baik. Inilah yang telah dipersiapkan Elohim pada saat itu bagi seorang
Ishak. Dijaga-Nya Ribka dari sejak lahir sampai ketika ditemukan oleh Eliezer
agar tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak baik ataupun sampai dinikahi
pria manapun mengingat parasnya yang sangat cantik. Dan hati Ribka juga
dijaga-Nya supaya mempunyai hati yang baik sehingga ketika Eliezer datang sekian
tahun kemudian setelah dia lahir, Ribka akan memberinya dan unta-untanya minum
sampai puas. Bayangkan apa yang terjadi, jika Ribka tidak dijaga oleh Elohim?
Mungkin saja Ribka sudah terlebih dahulu dinikahi oleh laki-laki lain.
Bayangkan apa yang terjadi, jika Ribka tidak memiliki perilaku yang baik?
Akankah dia memberi minum Eliezer dan unta-untanya?
Apakah perkara mudah untuk
menemukan seorang gadis dengan perilaku yang begitu baik dan memenuhi kriteria
yang hampir tidak masuk akal? Memberi minum seorang yang tidak dikenalnya, lalu
BERLARI menimba air BERKALI-KALI untuk memberi minum unta-unta yang kehausan
SAMPAI PUAS? Sedangkan orang asing ini yang sudah diberinya minum malah hanya
diam-diam mengamati bukannya membantu? (Kejadian 24:21)
Menurut pendapat penulis, ini
berarti bahwa jauh sebelum semuanya terjadi, Elohim telah menentukan bahwa
Ribka adalah untuk Ishak. Lalu apakah ini namanya bukan jodoh dari Tuhan?(predestined
= ditakdirkan) Yang telah ditentukannya bahkan sebelum keduanya lahir? Atau
lebih jauh bahkan sebelum dunia dijadikan? Ketika kita semua bahkan belum ada?
Bagaimana menurut pembaca?
Lalu setelah Ishak menikah
dengan Ribka, apakah semuanya baik-baik saja? Loh kok begitu? Maunya kita kalau
dari Tuhan itu harusnya enak toh? Selama hidup terus diberkati? Kenyataannya
belum tentu. Bahkan jika kita melihat kesaksian Evangelist Yusak Tjipto
Purnomo(alm.), betapa seringnya dia membuat istrinya (yang pada saat itu adalah
pacarnya) menangis ketika pacaran. Dan pacaran sampai lebih dari 10 tahun. Tapi
tunggu dulu, masalah pacaran akan dibahas di bagian 2.
Apa yang terjadi ketika Ishak
menikah dengan Ribka? Ribkanya mandul. Tidak bisa hamil. Lalu Ishak memohon
dengan sangat kepada Elohim dan akhirnya Elohim membuatnya hamil. Berapa lama penantian
Ishak dan Ribka? 20 tahun. Ishak menikahi Ribka pada usia 40 tahun (Kejadian
25:20) dan anak-anaknya lahir pada saat dia berusia 60 tahun.(Kejadian 25:26)
Apakah masalah selesai pada saat Ribka hamil? TIDAK. Ribka hamil anak kembar,
dan dituliskan pada Kejadian 25:22, anak-anaknya bertolak-tolakan dalam
rahimnya. Apa arti bertolak-tolakan? Penulis mengartikannya bertengkar (versi
CJB adalah bertengkar). Seorang Ibu yang pernah hamil pasti tahu apa rasanya
ketika anaknya menendang-nendang di dalam perutnya, bayangkan apa yang terjadi
ketika dua anak kembar saling bertengkar di dalam kandungan? Saling menendang
sana sini? Itulah yang dirasakan Ribka sehingga dia berkata untuk apa hidup
kalau begini?(Kejadian 25:22)
Kesaksian tentang Jodoh yang
dari Tuhan dapat dilihat/dibaca pada kesaksian Evangelist Yusak Tjipto Purnomo(alm.)
maupun anaknya Iin Tjipto. Selain itu juga Evangelist Daniel Alexander. Selain
itu mungkin juga masih banyak kesaksian-kesaksian orang-orang yang diberitahu
jodohnya oleh Tuhan.
---------------------------------------------------
Kisah kedua adalah tentang
Yakub(sebelum namanya menjadi Israel). Dapat dibaca pada Kejadian 29 s/d Kejadian
30.
Ringkasan: Ishak memerintahkan
Yakub untuk pergi ke kampung halaman ibunya Ribka untuk mengambil SEORANG istri (PENEKANAN: SEORANG SAJA BUKAN DUA APALAGI EMPAT - Kejadian 28:2) bagi
dirinya dari anak-anak perempuan Laban. Maka dia pun pergi dan setelah sampai
kepada Laban, dia bekerja kepada Laban selama 7 tahun pertama untuk mendapatkan
Rahel yang dicintainya, tetapi Laban menipu Yakub dan memberinya Lea, anak
pertama Laban. Maka Yakub bekerja lagi selama 7 tahun yang kedua untuk mendapatkan
Rahel.
Pembahasan : Ketika dia memilih
pasangan hidupnya, Yakub tidak TERLEBIH
DAHULU BERDOA kepada Elohim seperti apa yang dilakukan Eliezer. Apa yang
dilakukannya? Dia memilih berdasarkan apa yang DILIHATNYA dan PERASAANNYA.
Sesuai dengan Kejadian 29:17, mata Lea lembut(ILT), sedangkan Rahel bertubuh
indah dan berparas cantik, tetapi pada ayat 18 dituliskan, Yakub mencintai
Rahel.
Maka Yakub memilih Rahel
baginya. Apa akibat dari perbuatannya ini? Mari kita bahas.
Yakub memilih Rahel dan rela
bekerja selama 7 tahun untuk mendapatkannya. Tapi setelah 7 tahun, Laban
menipunya dan memberikan Lea anak pertamanya. Sampai disini, bukankah perintah
Ishak sudah dilaksanakan? Bahwa Yakub telah mengambil seorang istri dari anak
perempuan Laban? Kalau begitu seharusnya dia bisa pulang dong? Tetapi apa yang
terjadi? Karena cintanya kepada Rahel, dia rela bekerja lagi kepada Laban
selama 7 tahun meskipun sudah ditipu sekali. Berarti dia telah bekerja selama 2
kali lipat dari apa yang seharusnya untuk mendapat apa yang diinginkannya. Dan dengan
menikahi Rahel, dia telah melanggar perintah Ishak, ayahnya.
Mungkin ada yang berpendapat,
karena dia tertipu berarti tidak adil dong untuk Yakub?
Jawaban ini menurut pendapat
penulis, jika saja Yakub berdoa terlebih dahulu kepada Elohim, kemungkinan
besar jodoh yang diberikan Elohim adalah Lea dan bukannya Rahel.
Mengapa demikian? Dibawah nanti
akan dibahas.
Setelah Yakub menikahi kedua
kakak beradik, apa yang terjadi? Apakah hidupnya menjadi nikmat?
Jawabannya tergantung sudut
pandang masing-masing, tetapi penulis akan memberikan pendapat sesuai dengan
apa yang tertulis Kejadian 29 s/d Kejadian 30:
1. Hubungan Lea dan Rahel
menjadi rusak karena Yakub lebih mencintai Lea daripada Rahel.
2. Antara Lea dan Rahel ada
persaingan dan kecemburuan untuk mendapatkan cinta Yakub. Hal ini akhirnya
berujung pada permintaan tidak masuk akal dari Rahel dan menyebabkan kemarahan
Yakub. (Kejadian 30:1-2)
3. Seharusnya perintah Ishak
adalah mengambil seorang istri, tetapi karena tidak berdoa terlebih dahulu dan
mementingkan perasaannya, akibatnya Yakub memiliki total empat orang istri.
Dari istrinya yang kedua yaitu Rahel, oleh karena kecemburuannya terhadap
kakaknya Lea dalam hal melahirkan anak, menyebabkan dia memberi hamba
perempuannya Bilha kepada Yakub sebagai istri ketiga. Lalu karena Lea tidak mau
kalah, dia pun memberikan Zilpa, hamba perempuannya kepada Yakub menjadi istri
keempat.
4. Yakub diperlakukan sebagai
objek sewaan oleh Lea dan Rahel dengan nilai sewa adalah buah dudaim yang
ditemukan oleh Ruben, anak sulung Yakub. (Kejadian 30:14-16) Bukankah hal ini
berarti bahwa Yakub sudah kurang dihormati oleh istri yang dicintainya yaitu
Rahel?
Nah, sampai disini silakan
dipikirkan sendiri apakah hidup Yakub menjadi nikmat? Memilih istri yang kurang
menghormatinya dan memperlakukannya sebagai objek sewa, membuatnya marah dengan
permintaan yang tidak masuk akal dan tidak mungkin bisa dipenuhi oleh Yakub,
dan yang paling parah dari semuanya adalah menambah istri Yakub dari dua
menjadi empat. Apakah ada pembaca perempuan yang ingin membagi suaminya dengan
perempuan lain? Atau demi buah dudaim? Bahkan bukan satu tetapi tiga? DENGAN
CATATAN dua istri yang terakhir ditambahkan oleh karena persaingan dalam hal melahirkan
anak?
Lalu jika kita membaca dengan
lebih teliti tentang akhir hidupnya seorang Rahel, maka penyebab kematiannya
adalah dirinya sendiri dan perkataan yang secara tidak sengaja dikatakan oleh
Yakub dalam ketidaktahuannya. Bagaimanakah akhir dari istri yang dipilihnya
berdasarkan apa yang dilihatnya dan perasaannya? Mari kita bahas sedikit.
Ketika Yakub melarikan diri
dari Laban, Rahel mencuri terafim(berhala penjaga rumah) kepunyaan ayahnya
(Kejadian 31:19). Lalu ketika Laban mengejar Yakub untuk mencari terafimnya,
dalam ketidaktahuannya, Yakub mengatakan bahwa pada siapa ditemukan terafim
itu, hendaklah dia tidak hidup lagi.
Pertanyaan : kenapa Rahel tidak
langsung mati kalau ini adalah penyebab kematiannya?
Jawab: karena Elohim
memperpanjang nyawanya dengan mengabulkan permintaanya untuk mendapatkan
seorang anak lagi (Kejadian 30:24). Maka tepat setelah dia melahirkan anak
keduanya Benyamin, Rahel mati di Betlehem. (Kejadian 35:19). Apakah kelahiran
anak kedua dan perkataan Yakub itu hanya akan kita anggap sebagai kebetulan dan
tidak ada hubungannya dengan kematian Rahel? Silakan pembaca putuskan sendiri.
Sampai disini, inilah akibat
dari Yakub memilih berdasarkan apa yang dilihatnya dan perasaannya. Inilah
hasil pilihannya sendiri. Pada akhirnya,(menurut penulis) Yakublah penyebab
kematian Rahel yang dipilihnya sebagai istrinya pada awalnya. Silakan
diputuskan sendiri apakah hal itu adalah baik?
Catatan Tambahan:
Menurut penulis, jodoh yang
ditentukan bagi Yakub seharusnya adalah Lea. Apa saja buktinya?
1. Sekalipun merupakan akibat
dari tipuan Laban, Lea tetaplah istri sah pertama dari Yakub.
2. Setengah dari anak-anak
Yakub (6 orang) dilahirkan dari Lea seorang. Sedangkan istri-istri lainnya masing-masing
hanya melahirkan 2 orang anak. Dan Rahel, istri yang dicintainya yang
dipilihnya sendiri justru melahirkan 2 orang anak yang paling terakhir pada
saat Yusuf sudah tua. (Kejadian 37:3)
Jumlah yang dilahirkan Lea
seorang sama dengan jumlah semua anak yang dilahirkan oleh tiga istri lainnya.
Menurut penulis, ini membuktikan bahwa berkat Elohim turun kepada Lea dalam hal
anak.
3. Lea sajalah dari keempat
istri Yakub yang dikuburkan di dalam kuburan keluarga di gua di ladang Makhpela
milik Efron orang Het yang dibeli Abaraham dimana Abraham, Sara, Ishak, Ribka
(dan juga Yakub ketika dia mati) dikubur.(Kejadian 49:32)
4. Di kitab Yobel(kitab ini
tidak dimasukkan ke kitab pendukung karena ada ketidaksesuaian dengan kitab
Yashar/Orang Jujur dan juga kitab suci tidak pernah menyebutkan tentang kitab
ini, tetapi ada sedikit catatan di kitab ini yang akan digunakan sekali ini) tepatnya
pasal 36 ayat 21-24 tentang kematian Lea, dituliskan bahwa Yakub menangisi
kematian Lea dengan sangat karena Lea sangat mengasihinya, dia tidak pernah
berkata kasar kepada Yakub, pribadinya lembut, tidak suka bertengkar, jujur,
terhormat, sempurna dalam segala kelakuannya. Dan Yakub mengasihinya dengan segenap
hati dan jiwanya.
Kesimpulan:
Apa-apa saja yang terjadi jika
pasangan kita adalah jodoh dari Tuhan:
1. Didapat jika kita mau berdoa
menanyakan kepada Tuhan terlebih dahulu sehingga Tuhan yang akan menunjukkannya
dan mempertemukan kita dengannya. (seperti Eliezer berdoa dan mendapatkan Ribka)
2. Tidak serta merta akan
diberkati setelah kita bertemu dengan jodoh kita, bahkan dalam banyak kesaksian,
yang menunggu justru adalah penderitaan bagi salah satu pihak karena
bagaimanapun hal ini berkaitan dengan mengasihi pasangan kita.(tanpa syarat
seperti Yahshua mengasihi kita).
3. Didalam setiap penderitaan
yang ada, kita dapat memohon bantuan Tuhan seperti Ishak yang memohon kepada
Tuhan supaya istrinya Ribka dapat mempunyai anak.
4. Pada awalnya mungkin penuh
penderitaan (Ishak menunggu selama 20 tahun untuk mempunyai anak, setelah hamil
kedua anaknya bertengkar di dalam rahim Ribka, setelah lahir dan besar Edom ingin
membunuh Yakub), tetapi jika kita dapat bertahan, akhirnya akan sangat baik.
(tentunya hal ini didasarkan
pada kesaksian-kesaksian karena kitab suci tidak menuliskan bagaimana hari-hari
terakhir Ishak kecuali bahwa dia mati ketika tua dan puas hari-harinya - Kejadian
35:29)
BANDINGKAN DENGAN
Apa-apa saja yang terjadi jika
pasangan kita adalah hasil pilihan kita sendiri:
1. Didapat dari hasil pikiran,
pengamatan, dan perasaan pribadi tanpa campur tangan Tuhan.
2. Mungkin rasanya diberkati
dan bahagia karena kita mengawalinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.(Yakub
berbahagia ketika mendapatkan Rahel, tetapi tertulis di kitab suci bahwa
Rahellah yang membangkitkan amarah Yakub, lalu Rahellah yang "menyewakan"
Yakub dengan harga sewa buah dudaim yang ditemukan Ruben anak sulung Yakub.
Bukankah ini membuktikan dia kurang menghormati Yakub dengan menganggap Yakub
seperti objek sewaan? Perempuan mana yang akan memberikan suaminya kepada
perempuan lain demi buah? Dan hal itu dilakukannya bukan pada saat dia hamil,
jadi bukan karena ngidam tidak tertahankan tetapi hanya oleh karena
keinginan/rakus)
3. Didalam setiap kesulitan
yang muncul, kita belum tentu dapat memohon bantuan Tuhan karena hal itu merupakan
pilihan kita sendiri. Akibatnya kita hanya bisa bergantung pada diri kita
sendiri (kecerdikan dan kelicikan kita) untuk menyelesaikannya. Ketika Rahel
membangkitkan amarah Yakub karena dia mandul, dia menyelesaikan kesulitannya
dengan memberikan Bilha budak perempuannya kepada Yakub. Sering kali hal ini
justru pada akhirnya menimbulkan masalah baru bukannya menyelesaikan masalah
secara tuntas.
4. Pada awalnya mungkin tampak
baik, tetapi pada akhirnya belum tentu. Apalagi jika kita sudah kurang
mencintai maupun mengasihi pasangan kita dan mulai memperhatikan kekurangannya
bukan menerimanya apa adanya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sedikit kesaksian:
1. Penulis pernah berdoa secara
spesifik/rinci tentang kriteria seorang wanita yang penulis anggap baik untuk
dijadikan seorang pasangan. Tetapi pada saat wanita itu datang ke kehidupan
penulis, ada satu sifat dari wanita tersebut yang tidak bisa penulis
toleransi/terima apa adanya. Penulis tidak sampai berpacaran dengan wanita
tersebut karena menganggap tidak akan mungkin bisa menerimanya apa adanya.
2. Seorang wanita di Jakarta
pernah berdoa secara spesifik juga kepada Tuhan mengenai seorang pria
idamannya. Dalam semua kriteria yang didoakannya, satu hal yang dilupakannya
adalah meminta seorang pria yang cinta Tuhan. Suatu saat, ketika pria yang
diidamkannya bertemu dengannya, tidak ada satupun yang kurang dari hal yang
dimintanya kepada Tuhan tentang pria ini, kecuali satu hal. Pria ini adalah
orang yang tidak cinta Tuhan. Wanita ini adalah orang percaya tetapi pria ini
adalah orang yang "beragama"(tidak pernah ke gereja, hanya KTP saja).
Sang wanita merasa mungkin dia dapat mengubah pria ini sehingga dia memutuskan
untuk memulai hubungan dan berpacaran dengannya. Apa yang terjadi kemudian?
Setiap kali pacaran, pria ini selalu berkata yang tidak baik tentang Tuhan,
mengutuk, bahkan sangat anti terhadap nama Yahshua. Akhir cerita, wanita memutuskan
untuk mengakhiri hubungan dan memilih Tuhan daripada pria ini.
Apa yang ingin penulis
sampaikan melalui kedua kesaksian ini? Tuhan ingin memberkati kita dalam hubungan
dengan pasangan kita dengan jalan menetapkan jodoh kita. Dan Dia ingin
memberitahukan kepada kita, sebaik-baiknya pilihan dan spesifikasi yang bisa
kita pikirkan, pasti akan selalu ada kekurangan yang tidak kita pikirkan. Dan
kekurangan itulah yang nantinya bisa saja membuat kita tidak dapat menerima
pasangan kita dan mengasihinya apa adanya.
Jodoh yang disediakan Tuhan
bagi kita bisa saja berkenan di hati kita, tetapi bisa juga sangat tidak cocok
dengan kita pada awalnya, bahkan dalam beberapa kesaksian ada yang mengatakan
Tuhan memberi yang "terbaik dari yang terburuk". Tetapi harus
dipahami, bahwa inti dari sebuah hubungan pada akhirnya adalah penerimaan apa
adanya seperti Yahshua menerima kita (mengasihi tanpa syarat). Jika kita
mendapatkan yang "terbaik dari yang terbaik", bagaimana caranya kita
belajar mengasihi dan menerima kekurangan orang lain jika pasangan kita adalah
orang yang sangat sempurna dan sangat cocok dengan kita?
Pertanyaan:
1. Bagaimana dong jika kita
ingin menemukan jodoh yang dari Tuhan, tetapi kita sendiri yang memilihnya?(sederhananya
pilihan kita pribadi adalah sama dengan jodoh yang dari Tuhan)
Jawabannya sederhana : D-O-A.
2. Jumlah perempuan kan lebih
banyak dari laki-laki? Berarti laki-laki mempunyai jodoh lebih dari satu dong?
Kan tidak adil untuk perempuan?
Jawaban: Tuhan menciptakan
setiap makhluk berpasang-pasangan. Jumlah perempuan dikatakan lebih banyak dari
laki-laki adalah kebohongan dunia untuk membuat seakan-akan laki-laki berhak memiliki
lebih dari satu istri. Seakan-akan sekiranya semua orang didunia ini menikah,
maka akan ada banyak perempuan yang tidak bersuami oleh karena ketidakseimbangan
jumlah. Tentunya hal ini adalah kebohongan yang tidak layak untuk dipercaya.
Jumlah perempuan dan laki-laki
di dunia ini seimbang (karena ada yang ditentukan untuk tidak menikah - Matius
19:12) dan sekalipun seluruh dunia ini menikah, yang tidak menikah bukan
berarti
karena mereka tidak memiliki
jodoh yang dari Tuhan. Semoga hal ini dapat dipahami.
3. Saya memilih pasangan saya
sendiri, tetapi kemudian saya mengetahui bahwa jodoh saya bukan dia. Apakah
boleh saya memutuskan pasangan saya dan berhubungan dengan jodoh saya?
Jawaban: Jika anda sudah
menikah dengan pasangan anda, maka SEKALIPUN
orang tersebut sudah dipastikan bukan jodoh anda, tidak boleh anda ceraikan
apalagi jika sudah diberkati di gereja.
Karena Elohim membenci perceraian(Maleakhi
2:16, Matius 19:6, Markus 10:9). Tetapi, jika masih dalam masa pacaran,
berdoalah. Apakah baik memutuskan suatu hubungan begitu saja apalagi jika pada
pasangan kita tidak ditemukan kesalahan apapun? Tentunya sakit hati yang akan
membekas di salah satu atau mungkin kedua belah pihak.
Maka, silakan memilih apakah
jodoh dari Tuhan atau maunya pilih sendiri?
Semoga artikel ini dapat
memberkati siapapun yang membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar