Minggu, 25 Juni 2017

Hyper Grace : A License(Excuse) to Sin?

Arti dari judul artikel kali ini dalam bahasa Indonesia adalah 
"Kasih Karunia (grace) yang Berlebihan : Suatu Izin (Alasan) untuk Berdosa?"


Mengapa hal ini harus dibuat artikelnya? Karena pengajaran ini secara konsep benar, tetapi pada pelaksanaannya, ada hal yang melenceng dan menjadikannya TIDAK BENAR.

Apa itu ajaran Hyper Grace?
Hyper Grace adalah ajaran yang secara sederhananya mengatakan bahwa segala dosa kita telah ditebus oleh Tuhan Yahshua diatas kayu salib, baik dosa yang sudah kita perbuat, dosa yang sedang kita perbuat, maupun dosa yang belum kita perbuat.  
Dasar pemikiran dari ajaran ini adalah, bahwa Tuhan Yahshua menebus kita BAHKAN SEBELUM KITA DILAHIRKAN, kalau begitu berarti saat kita belum berdosa, Dia sudah membayar harga untuk dosa-dosa kita. Sampai disini, pengajarannya adalah benar. 

Yang menjadi masalah dari pengajaran ini adalah, JIKA kita berdosa (dengan sengaja) setelah kita percaya dan memberi diri dibabtis, maka dosa itupun sudah ditebus DENGAN DEMIKIAN TIDAK PERLU ADA PERTOBATAN lagi. Dan pada akhirnya ketika kita meninggal kita pasti masuk surga.

Loh? Jika demikian, yang kita perlukan hanya percaya dan memberi diri dibabtis kemudian jadi KTP (Kristen Tanpa Pertobatan) bakal masuk surga? 

Hal inilah yang diajarkan oleh evangelis Hyper Grace. Maka apakah hal ini adalah kebenaran? Tentu saja tidak, ini adalah kesesatan dari mereka yang tidak ingin bertobat sehingga mereka mencari dalil/alasan untuk dapat berdosa dan membenarkan diri mereka sendiri. Sayangnya, sekalipun dalam usaha mereka untuk menipu diri sendiri, ayat-ayat Kitab Suci dengan jelas menentang pemikiran-pemikiran semacam ini. 

Mari kita baca bersama ayat-ayat Kitab Suci tersebut:
1) Kisah Para Rasul 26:20(ILT): "Sebaliknya, karena memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Elohim seraya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu,..."
Keterangan singkat: 
Apakah yang dimaksud dengan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan? 
a) Perbuatan-perbuatan yang kembali kepada dosa atau
b) Perbuatan-perbuatan yang menjauhi dosa-dosa?
Tentunya sudah jelas bahwa pertanyaan diatas sifatnya adalah retorik.

2)2 Korintus 12:20-21. Paulus telah menyatakan dengan jelas di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus untuk MENEGUR jemaat yang kembali kepada dosa-dosa dan tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

3)Wahyu 2:5,16,21,22; Wahyu 3:3,19. Semua ayat-ayat ini adalah seruan dan peringatan Tuhan Yahshua kepada gereja-gereja baik di masa lampau dan juga masih berlaku untuk gereja di masa sekarang. Peringatan untuk apa? Untuk BERTOBAT. Loh? Bukannya ini gereja? Harusnya gak perlu bertobat lagi dong jika melihat dari pengajaran Hyper Grace? Nah, jika Tuhan saja kembali menyerukan pertobatan, bukankah hal itu berarti bahwa Dia mendapati gereja-Nya sendiri tidak/belum benar-benar sesuai dengan keinginan hati-Nya? Jika demikian adanya, berarti sekalipun di dalam gereja, masih mungkin umat-Nya untuk melakukan kesalahan dan dosa dan membuat mereka menjadi tidak berkenan bagi-Nya.

4)Wahyu 21:8. Semua orang-orang yang melakukan dosa tidak perduli orang percaya atau tidak, jika mereka tidak bertobat, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan api yang adalah kematian yang kedua. Tentunya hal ini berbeda dengan pengajaran Hyper Grace yang menekankan tidak perlu lagi adanya pertobatan, karena mereka yang masih berdosa setelah percaya tetap akan mengalami kematian kedua.

Masih banyak ayat-ayat Kitab Suci lainnya terutama yang tertulis di Injil yang langsung diajarkan oleh Tuhan Yahshua sebelum Dia disalibkan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Hyper Grace ini.


Maka, kesimpulannya: sekalipun Tuhan Yahshua telah menebus SEMUA dosa kita bahkan sebelum kita dilahirkan, hal ini tidak serta merta berarti bahwa kita bebas dan memiliki "izin" untuk berbuat dosa sekehendak kita dan bisa masuk surga. Kita menjauhi dosa karena dosa menjauhkan kita dari Elohim dan juga menyebabkan doa-doa kita sulit/tidak dijawab. Jika kita tetap melakukan dosa dan tidak bertobat sekalipun pada saat-saat terakhir kehidupan kita, maka kita juga tidak akan selamat.

Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar