Minggu, 11 Desember 2016

Mengapa berbuat baik jika sudah pasti masuk surga?

Mungkin ini tidak begitu terpikirkan oleh kita karena seringkali mindset(pola pikir) yang ada di dalam kepala kita adalah bahwa jika kita berbuat baik maka kita akan mendapat balasan baik. Dan oleh sebab itu banyak dari kita berpikir bahwa segala sesuatu kebaikan yang datang dalam hidup kita juga adalah akibat perbuatan baik kita.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena Mat 7:12 telah mengatakan bahwa segala sesuatu yang kita ingin supaya orang perbuat kepada kita, maka kita juga harus berbuat yang sama kepada mereka. Maksudnya jika kita ingin orang berbuat baik kepada kita, kita juga harus berbuat baik kepada orang lain.

Lalu dari sisi yang lain, bukankah kesalehan manusia itu seperti kain kotor? (Yesaya 60:6) Kalau begitu apa artinya segala puasa, doa, dan perbuatan baik di hadapan Elohim? Tentunya oleh karena pengorbanan Yahshua diatas kayu salib, maka kesalehan itu tidak diperhitungkan sebagai sesuatu yang begitu hina. Naaaah, jika pengorbanan Yahshua sudah cukup untuk membuka pintu surga sebagai jalan pulang kembali kepada Elohim, untuk apa lagi perbuatan baik kita? Apa perlunya kita berbuat baik? Bolehkah kita berbuat jahat sepanjang waktu? Toh paling menjelang kematian baru bertobat sudah masuk surga?

Janganlah sesat. Apakah kita mengetahui dengan pasti kapan saat kematian kita akan datang? Kalau kita mati pada saat kita sedang berbuat dosa atau kejahatan, apakah kita akan masuk surga? Jelas tidak, kita akan masuk ke alam maut tempat penyiksaan.

Kalau begitu, apa perlunya perbuatan baik kita?
Kita berbuat baik sudahlah seharusnya karena mengingat bahwa Yahshua telah melakukan hal yang begitu baiknya bagi kita dengan mati diatas kayu salib. Dia telah memberi teladan kepada kita dengan mati bagi kita, dan dengan demikian hal itu menjadi standar bagi orang percaya, yaitu untuk berbuat baik sampai kita mati.

Apakah ada manfaatnya segala perbuatan baik yang kita lakukan? Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, baiklah kita lihat apa yang dikatakan Yahshua dalam Injil:
Matius 5:12 dan Lukas 6:23 telah mencatat bahwa Yahshua berkata bahwa upah orang yang dianiaya, dicela, dan difitnah segala yang jahat oleh karena Dia adalah besar. Pertanyaannya apakah orang-orang yang dianiaya, dicela, dan difitnah demi nama Yahshua ini melakukan perbuatan jahat atau perbuatan baik? Silakan dijawab sendiri :)
Lukas 6:35 mengatakan untuk mengasihi musuh kita dan berbuat baiklah, maka upahmu akan besar dan kamu akan disebut anak-anak Yang Mahatinggi.
Berarti segala perbuatan baik itu akan diupah oleh Elohim dan penulis berharap kita semua setuju.

Nah, apakah semua upah yang besar ini yang dijanjikan Yahshua ini adalah untuk masa sekarang?
Jawabannya belum tentu, mau buktinya? Mari kita lihat akhir hidup rasul Paulus. Demi penginjilan, dia didera, mengalami kapal karam, kelaparan, dll dsb yang bisa dibaca sendiri 2 Korintus 11:23-27.
LALU bagaimana dengan akhir hidupnya? DIPENGGAL di muka umum.
LOOOOOOOH, mana upah yang besar itu? Apakah Yahshua berbohong? Tidak sama sekali.
Hanya saja, upah itu tidak kita terima di bumi ini, melainkan ketika kita berada di surga nanti. Apa buktinya? Sebelum kematiannya, Paulus telah menuliskan dalam surat kepada Timotius di 2 Timotius 4:6-8 bahwa dia telah tahu dia akan mati, tetapi dia mengatakan dia telah mengakhiri pertandingan dan telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman DAN juga dituliskan bahwa telah disediakan untuknya MAHKOTA KEBENARAN yang akan dikaruniakan oleh Tuhan.

Pertanyaan untuk kita semua: Apakah Paulus sedang mengkhayal? Dekat dengan kematian malahan berbicara bahwa dia akan menerima mahkota? Apakah Paulus sedang membual? Seakan-akan dia ingin mengalihkan perhatian dari kematiannya? TIDAK SAMA SEKALI.
MAHKOTA KEBENARAN yang disebut Paulus adalah UPAH yang dijanjikan oleh Yahshua karena seperti tertulis di 2 Timotius 4:8 bahwa mahkota itu bukan hanya diberikan kepadanya, tetapi juga kepada semua orang yang berharap kepada kedatangan Yahshua.

Apakah hanya itu saja? Hanya demi sebuah mahkota di surga? Tentu saja tidak. Mahkota itu hanya salah satu upah. Mau tahu upah yang lain?
Dalam Yohanes 14:2, Yahshua menegaskan bahwa di rumah Bapa-Nya banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, Dia tentu akan mengatakannya. Sebab Dia kembali kepada Bapa untuk menyediakan tempat bagi kita. BAGI SIAPA? BAGI KITA. INGATLAH ITU BAIK-BAIK.
Tempat tinggal itu seperti apa? Sederhana saja : sebuah RUMAH. Tetapi silakan dipikirkan sendiri, apakah jika kita memiliki sebuah rumah, apakah kita tidak akan mendandani rumah itu sedemikian baiknya sehingga ketika kita tinggal di dalamnya, kita akan merasa sangat nyaman dan senang?
Jikalau demikian yang kita perbuat bagi rumah kita yang ada di dalam dunia ini, menurut semua yang membaca artikel ini, bagaimanakah Tuhan akan mendandani rumah kita yang disediakan-Nya di surga?

Apakah lebih baik dari yang bisa kita pikirkan atau lebih buruk? Apakah Dia tidak mengetahui segala keinginan hati kita dan apapun yang dapat menyenangkan hati kita? Efesus 3:18, 20 telah menuliskan tentang betapa lebar, panjang, tinggi, dan dalamnya kasih Kristus. Juga bahwa Dia dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan. Apakah ayat ini hanya berbicara tentang kuasa dan pelayanan yang kita lakukan demi kemuliaan-Nya saja? Tentu saja tidak. Ayat ini juga berbicara tentang sejauh apa-apa saja Dia dapat memberkati kita baik di dunia ini maupun di surga. Yaitu sejauh APA YANG TIDAK BISA KITA PIKIRKAN. Sederhananya : TIDAK TERBATAS.

Inilah upah yang dijanjikan oleh Yahshua kepada kita. TIDAK TERBATAS oleh pikiran kita, oleh keinginan hati kita, oleh apa pun keterbatasan kita.

Maka, pertanyaan-pertanyaan untuk kita jawab masing-masing :
1. Apakah layak untuk tidak jemu-jemu berbuat baik seperti apa yang ditulis oleh Paulus di Galatia 6:9-10?
2. Apakah janji Elohim bahwa Dia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia di Ibrani 11:6 layak untuk dipercaya?

------------------------------------------------------
Catatan Tambahan:
Perbuatan baik yang bagaimana yang akan diterima dan tidak dibuang seperti kain kotor? (Yes 60:6)
Ibrani 11:26 menuliskan tentang Musa yang mengarahkan pandangannya kepada upah sehingga ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada harta Mesir.
Apakah ini berarti motivasinya tidak murni? Tidak sama sekali, tidak ada yang salah dengan mengarahkan pandangan kita kepada upah SELAMA upah yang kita pandang itu adalah upah yang di surga bukannya upah yang di bumi. Misalnya melayani di gereja tetapi berharap kita lepas dari tuduhan penggelapan pajak.

TETAPI, bagaimana dengan apa yang tertulis di 1 Korintus 3:8-15?
Ada dua jenis pekerjaan(dalam hal ini penulis samakan dengan perbuatan baik) yang diuji, yaitu:
1. Pekerjaan yang tahan uji, ketika dibakar dengan api tetap bertahan dan yang melakukannya akan mendapat upah.
2. Pekerjaan yang tidak tahan uji, ketika dibakar dengan api tidak bertahan dan yang melakukannya akan diselamatkan tetapi seperti dari dalam api.

Untuk pekerjaan yang tahan uji, sudah jelas yang dilakukan oleh orang-orang ini adalah pekerjaan yang DIKEHENDAKI oleh Elohim untuk dilakukan oleh orang-orang tersebut, dan mereka melakukannya dengan motivasi murni untuk menyenangkan Elohim.

TETAPI

Untuk pekerjaan yang tidak tahan uji, mereka yang melakukannya akan diselamatkan tetapi seperti melewati api (alias hampir tidak selamat). Mengapa demikian? Menurut penulis, orang-orang ini melakukan pekerjaan Elohim, TETAPI bukan apa yang DIKEHENDAKI Elohim.
Dimana bedanya? Bedanya hanya karena sebelum melayani, mereka tidak ber-DOA bertanya tentang kehendak Elohim. Tidak selamanya kita harus menunggu sampai ada jawaban barulah kita melayani, tetapi jika kita sudah berdoa, pelayanan kita nantinya jika dimulai bertentangan dengan kehendak Elohim sekalipun, bisa diubahkannya agar sesuai kehendak-Nya.  Hati-hati dengan masalah doa ini, Yosua karena tidak berdoa memohon petunjuk Elohim, akhirnya membuat dirinya dan seluruh Israel tertipu oleh muslihat orang Gibeon. (Yosua 9:14-25)
Misalnya seorang pengusaha mendirikan suatu pelayanan untuk memberi beasiswa kepada anak-anak kurang mampu TETAPI sebelumnya dia tidak berdoa menanyakan kehendak Elohim sehingga dia melayani berdasarkan pandangannya sendiri. Pada akhirnya, pelayanannya itu berkembang sangat baik. Lalu apakah berarti pelayanan ini sesuai kehendak Elohim? Belum tentu. Bisa saja dari awal, bukan pelayanan ini yang dikehendaki oleh Elohim untuk dilakukan pengusaha tersebut.

Biasanya, akibat pelayanan yang bukan dengan kehendak Elohim, pada akhirnya harus memakai cara-cara dunia (terutama kompromi) untuk beberapa hal demi memperlancar pelayanannya. Dan pelayanan seperti ini SANGAT RENTAN terhadap dosa MENCURI KEMULIAAN Elohim. Karena pada akhirnya, yang akan dipuji adalah orang yang melakukan pelayanan tersebut, bukannya Elohim.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa mereka akan diselamatkan tetapi seperti melewati api (nyaris tidak selamat karena telah berdosa mencuri kemuliaan Elohim)


Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

1 komentar:

  1. Jackpot City | Casino in Oklahoma
    The Jackpot 10bet City Casino in 벳 365 우회 주소 Oklahoma offers a variety of table games and 바카라게임사이트 slot 하하 포커 머니 상 machines. Jackpot City's biggest casino has 강원랜드바카라 a variety of table games,

    BalasHapus