Mungkin ini tidak begitu
terpikirkan oleh kita karena seringkali mindset(pola pikir) yang ada di dalam
kepala kita adalah bahwa jika kita berbuat baik maka kita akan mendapat balasan
baik. Dan oleh sebab itu banyak dari kita berpikir bahwa segala sesuatu
kebaikan yang datang dalam hidup kita juga adalah akibat perbuatan baik kita.
Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena Mat 7:12 telah mengatakan bahwa segala
sesuatu yang kita ingin supaya orang perbuat kepada kita, maka kita juga harus
berbuat yang sama kepada mereka. Maksudnya jika kita ingin orang berbuat baik
kepada kita, kita juga harus berbuat baik kepada orang lain.
Lalu dari sisi yang lain,
bukankah kesalehan manusia itu seperti kain kotor? (Yesaya 60:6) Kalau begitu
apa artinya segala puasa, doa, dan perbuatan baik di hadapan Elohim? Tentunya
oleh karena pengorbanan Yahshua diatas kayu salib, maka kesalehan itu tidak
diperhitungkan sebagai sesuatu yang begitu hina. Naaaah, jika pengorbanan
Yahshua sudah cukup untuk membuka pintu surga sebagai jalan pulang kembali
kepada Elohim, untuk apa lagi perbuatan baik kita? Apa perlunya kita berbuat
baik? Bolehkah kita berbuat jahat sepanjang waktu? Toh paling menjelang
kematian baru bertobat sudah masuk surga?
Janganlah sesat. Apakah kita
mengetahui dengan pasti kapan saat kematian kita akan datang? Kalau kita mati
pada saat kita sedang berbuat dosa atau kejahatan, apakah kita akan masuk
surga? Jelas tidak, kita akan masuk ke alam maut tempat penyiksaan.
Kalau begitu, apa perlunya
perbuatan baik kita?
Kita berbuat baik sudahlah
seharusnya karena mengingat bahwa Yahshua telah melakukan hal yang begitu
baiknya bagi kita dengan mati diatas kayu salib. Dia telah memberi teladan
kepada kita dengan mati bagi kita, dan dengan demikian hal itu menjadi standar
bagi orang percaya, yaitu untuk berbuat baik sampai kita mati.
Apakah ada manfaatnya segala perbuatan
baik yang kita lakukan? Sebelum kita menjawab pertanyaan itu, baiklah kita
lihat apa yang dikatakan Yahshua dalam Injil:
Matius 5:12 dan Lukas 6:23
telah mencatat bahwa Yahshua berkata bahwa upah orang yang dianiaya, dicela,
dan difitnah segala yang jahat oleh karena Dia adalah besar. Pertanyaannya
apakah orang-orang yang dianiaya, dicela, dan difitnah demi nama Yahshua ini
melakukan perbuatan jahat atau perbuatan baik? Silakan dijawab sendiri :)
Lukas 6:35 mengatakan untuk
mengasihi musuh kita dan berbuat baiklah, maka upahmu akan besar dan kamu akan
disebut anak-anak Yang Mahatinggi.
Berarti segala perbuatan baik
itu akan diupah oleh Elohim dan penulis berharap kita semua setuju.
Nah, apakah semua upah yang
besar ini yang dijanjikan Yahshua ini adalah untuk masa sekarang?
Jawabannya belum tentu, mau
buktinya? Mari kita lihat akhir hidup rasul Paulus. Demi penginjilan, dia
didera, mengalami kapal karam, kelaparan, dll dsb yang bisa dibaca sendiri 2
Korintus 11:23-27.
LALU bagaimana dengan akhir hidupnya?
DIPENGGAL di muka umum.
LOOOOOOOH, mana upah yang besar
itu? Apakah Yahshua berbohong? Tidak sama sekali.
Hanya saja, upah itu tidak kita
terima di bumi ini, melainkan ketika kita berada di surga nanti. Apa buktinya?
Sebelum kematiannya, Paulus telah menuliskan dalam surat kepada Timotius di 2
Timotius 4:6-8 bahwa dia telah tahu dia akan mati, tetapi dia mengatakan dia
telah mengakhiri pertandingan dan telah mencapai garis akhir dan telah
memelihara iman DAN juga dituliskan bahwa telah disediakan untuknya MAHKOTA
KEBENARAN yang akan dikaruniakan oleh Tuhan.
Pertanyaan untuk kita semua:
Apakah Paulus sedang mengkhayal? Dekat dengan kematian malahan berbicara bahwa
dia akan menerima mahkota? Apakah Paulus sedang membual? Seakan-akan dia ingin
mengalihkan perhatian dari kematiannya? TIDAK SAMA SEKALI.
MAHKOTA KEBENARAN yang disebut
Paulus adalah UPAH yang dijanjikan oleh Yahshua karena seperti tertulis di 2
Timotius 4:8 bahwa mahkota itu bukan hanya diberikan kepadanya, tetapi juga
kepada semua orang yang berharap kepada kedatangan Yahshua.
Apakah hanya itu saja? Hanya
demi sebuah mahkota di surga? Tentu saja tidak. Mahkota itu hanya salah satu
upah. Mau tahu upah yang lain?
Dalam Yohanes 14:2, Yahshua
menegaskan bahwa di rumah Bapa-Nya banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
Dia tentu akan mengatakannya. Sebab Dia kembali kepada Bapa untuk menyediakan
tempat bagi kita. BAGI SIAPA? BAGI KITA. INGATLAH ITU BAIK-BAIK.
Tempat tinggal itu seperti apa?
Sederhana saja : sebuah RUMAH. Tetapi silakan dipikirkan sendiri, apakah jika
kita memiliki sebuah rumah, apakah kita tidak akan mendandani rumah itu
sedemikian baiknya sehingga ketika kita tinggal di dalamnya, kita akan merasa
sangat nyaman dan senang?
Jikalau demikian yang kita
perbuat bagi rumah kita yang ada di dalam dunia ini, menurut semua yang membaca
artikel ini, bagaimanakah Tuhan akan mendandani rumah kita yang disediakan-Nya
di surga?
Apakah lebih baik dari yang
bisa kita pikirkan atau lebih buruk? Apakah Dia tidak mengetahui segala
keinginan hati kita dan apapun yang dapat menyenangkan hati kita? Efesus 3:18,
20 telah menuliskan tentang betapa lebar, panjang, tinggi, dan dalamnya kasih
Kristus. Juga bahwa Dia dapat melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita
doakan atau pikirkan. Apakah ayat ini hanya berbicara tentang kuasa dan
pelayanan yang kita lakukan demi kemuliaan-Nya saja? Tentu saja tidak. Ayat ini
juga berbicara tentang sejauh apa-apa saja Dia dapat memberkati kita baik di
dunia ini maupun di surga. Yaitu sejauh APA YANG TIDAK BISA KITA PIKIRKAN.
Sederhananya : TIDAK TERBATAS.
Inilah upah yang dijanjikan
oleh Yahshua kepada kita. TIDAK TERBATAS
oleh pikiran kita, oleh keinginan hati kita, oleh apa pun keterbatasan kita.
Maka, pertanyaan-pertanyaan
untuk kita jawab masing-masing :
1. Apakah layak untuk tidak
jemu-jemu berbuat baik seperti apa yang ditulis oleh Paulus di Galatia 6:9-10?
2. Apakah janji Elohim bahwa
Dia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia di Ibrani 11:6
layak untuk dipercaya?
------------------------------------------------------
Catatan Tambahan:
Perbuatan baik yang bagaimana
yang akan diterima dan tidak dibuang seperti kain kotor? (Yes 60:6)
Ibrani 11:26 menuliskan tentang
Musa yang mengarahkan pandangannya kepada upah sehingga ia menganggap
penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada harta
Mesir.
Apakah ini berarti motivasinya
tidak murni? Tidak sama sekali, tidak ada yang salah dengan mengarahkan
pandangan kita kepada upah SELAMA upah yang kita pandang itu adalah upah yang
di surga bukannya upah yang di bumi. Misalnya melayani di gereja tetapi
berharap kita lepas dari tuduhan penggelapan pajak.
TETAPI, bagaimana dengan apa
yang tertulis di 1 Korintus 3:8-15?
Ada dua jenis pekerjaan(dalam
hal ini penulis samakan dengan perbuatan baik) yang diuji, yaitu:
1. Pekerjaan yang tahan uji,
ketika dibakar dengan api tetap bertahan dan yang melakukannya akan mendapat
upah.
2. Pekerjaan yang tidak tahan
uji, ketika dibakar dengan api tidak bertahan dan yang melakukannya akan
diselamatkan tetapi seperti dari dalam api.
Untuk pekerjaan yang tahan uji,
sudah jelas yang dilakukan oleh orang-orang ini adalah pekerjaan yang DIKEHENDAKI
oleh Elohim untuk dilakukan oleh orang-orang tersebut, dan mereka melakukannya
dengan motivasi murni untuk menyenangkan Elohim.
TETAPI
Untuk pekerjaan yang tidak
tahan uji, mereka yang melakukannya akan diselamatkan tetapi seperti melewati
api (alias hampir tidak selamat). Mengapa demikian? Menurut penulis,
orang-orang ini melakukan pekerjaan Elohim, TETAPI bukan apa yang
DIKEHENDAKI Elohim.
Dimana bedanya? Bedanya hanya
karena sebelum melayani, mereka tidak ber-DOA bertanya tentang kehendak Elohim.
Tidak selamanya kita harus menunggu sampai ada jawaban barulah kita melayani,
tetapi jika kita sudah berdoa, pelayanan kita nantinya jika dimulai
bertentangan dengan kehendak Elohim sekalipun, bisa diubahkannya agar sesuai
kehendak-Nya. Hati-hati dengan masalah doa
ini, Yosua karena tidak berdoa memohon petunjuk Elohim, akhirnya membuat
dirinya dan seluruh Israel tertipu oleh muslihat orang Gibeon. (Yosua 9:14-25)
Misalnya seorang pengusaha
mendirikan suatu pelayanan untuk memberi beasiswa kepada anak-anak kurang mampu
TETAPI sebelumnya dia tidak berdoa menanyakan kehendak Elohim sehingga dia
melayani berdasarkan pandangannya sendiri. Pada akhirnya, pelayanannya itu
berkembang sangat baik. Lalu apakah berarti pelayanan ini sesuai kehendak
Elohim? Belum tentu. Bisa saja dari awal, bukan pelayanan ini yang dikehendaki
oleh Elohim untuk dilakukan pengusaha tersebut.
Biasanya, akibat pelayanan yang
bukan dengan kehendak Elohim, pada akhirnya harus memakai cara-cara dunia
(terutama kompromi) untuk beberapa hal demi memperlancar pelayanannya. Dan
pelayanan seperti ini SANGAT RENTAN terhadap dosa MENCURI KEMULIAAN Elohim.
Karena pada akhirnya, yang akan dipuji adalah orang yang melakukan pelayanan
tersebut, bukannya Elohim.
Itulah sebabnya dikatakan bahwa
mereka akan diselamatkan tetapi seperti melewati api (nyaris tidak selamat
karena telah berdosa mencuri kemuliaan Elohim)
Sekian artikel kali ini. Semoga
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Jackpot City | Casino in Oklahoma
BalasHapusThe Jackpot 10bet City Casino in 벳 365 우회 주소 Oklahoma offers a variety of table games and 바카라게임사이트 slot 하하 포커 머니 상 machines. Jackpot City's biggest casino has 강원랜드바카라 a variety of table games,