Senin, 05 Desember 2016

10 Perintah Elohim dan bagaimana melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari

Baiklah, sedikit alasan mengapa penulis merasa perlu menuliskan artikel ini. Ketika membaca tentang surat-surat Paulus, penulis menemukan ayat Roma 7:7-10 yang mengatakan justru oleh hukum Taurat kita mengenal dosa, karena jika hukum Taurat tidak mengatakan "jangan mengingini", maka kita tidak tahu bahwa hal itu dilarang.
Tetapi akibat kita mengetahui hal itu dilarang, maka dosa mempunyai kesempatan untuk membangkitkan keinginan UNTUK MELANGGAR perintah tersebut. Seperti yang banyak orang katakan, "Peraturan dibuat untuk dilanggar" dan "Semakin dilarang semakin ingin melakukannya".
TETAPI tanpa hukum Taurat, sekalipun kita mengingini, kita tidak berdosa.(Roma 5:13)
MENGAPA? Karena tidak ada peraturannya. Analogi sederhananya adalah jika tidak ada pasal di KUHP yang mengatur tentang suatu kejahatan misalnya perjudian, maka segala macam bentuk perjudian apapun yang dilakukan bahkan di depan kantor kepolisian tidak bisa ditangkap. Mengapa? karena tidak ada peraturannya. Sesederhana itu. Semoga dapat dipahami.
Tetapi di ayat Roma 10:5 disebutkan bahwa kebenaran karena hukum Taurat adalah orang yang melakukannya akan hidup karenanya. Juga Roma 7:12 menyebutkan bahwa hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar, dan baik.
Sampai di titik ini, penulis bingung, jika hukum Taurat itu baik, dan kalau melakukannya dengan sempurna(tentunya tidak mungkin untuk dapat kita lakukan) maka kita akan hidup karenanya, mengapa malah hal itu menjadi senjata terampuh dari dosa? Ternyata jawabannya adalah untuk memperbanyak pelanggaran sehingga kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. (Roma 5:20)
Loh loh loh, apa-apaan ini? Masa hukum Taurat justru untuk membuat manusia berdosa? Jadi bagaimana sekarang? Sekarang kita tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia.(Roma 6:14) TETAPIIIIIIII, apakah karena itu lalu hukum yang baik itu tidak kita lakukan? TIDAKLAH MUNGKIN, karena jika demikian berarti kita akan berdosa, misalnya saja berzina. Lalu kalau berdosa tetapi dibawah kasih karunia bagaimana dong? Pasti akan ada harga yang harus dibayar, sekalipun pertobatan kita hanya sejauh berdoa memohon pengampunan dari Tuhan.
Lalu, bagaimana melakukan 10 perintah itu TANPA atau DENGAN MEMPERKECIL/MEMINIMALKAN kesempatan dosa untuk menggoda kita? Mari kita bahas bersama.

Pertama-tama, marilah kita urutkan 10 perintah Elohim (ILT) (Keluaran 20:2-17; Ulangan 5:6-21):
1. Jangan ada padamu ilah-ilah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat patung bagimu yang menyerupai apa pun di langit, di atas, atau apa pun yang ada di bumi, di bawah, atau yang ada di dalam air, di bawah bumi. Jangan bersujud kepada mereka dan jangan melayani mereka.
3. Jangan menyebut nama Yahweh, Elohimmu, untuk kesia-siaan
4. Ingatlah hari Sabat untuk menguduskannya.
5. Hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu di negeri yang Yahweh, Elohimmu berikan kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzina.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan kesaksian dusta terhadap sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istri sesamamu, atau segala sesuatu yang menjadi milik sesamamu.

Yang menjadi masalah utama dari 10 perintah ini adalah perintah nomor 1-3 (yang ini masih mudah karena bisa dikatakan tidak terlalu kita jumpai setiap hari), kemudian perintah 6-10 (ini yang merupakan dosa yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari). MENGAPA? Karena perintah itu bersifat larangan, sedangkan manusia(pada umumnya) semakin dilarang semakin menjadi. "Peraturan dibuat untuk dilanggar", bukankah itu yang sering dikatakan orang? Sehingga oleh peraturan itu, dosa mempunyai kesempatan untuk menggoda agar kita melanggarnya.
Apakah 10 perintah itu adalah perintah yang tidak baik? Tentu saja perintah itu baik, hanya kalau dituruti secara langsung, hal itu akan memberi kesempatan bagi dosa, TERUTAMA karena kita sekarang berada di bawah kasih karunia. Mengapa?
Perintah yang bersifat larangan adalah perintah yang mengharuskan kita mengekang diri kita, seperti memberi kita batas-batas diri dan HAL INI terkadang membuat kita "takut" untuk melanggarnya.
Maka, bagaimana cara melakukannya dengan benar supaya dosa tidak atau hampir tidak mempunyai kesempatan untuk menggoda kita?
Seperti yang tertulis di 1 Yohanes 4:18 bahwa:
1. Di dalam kasih tidak ada ketakutan.
2. Kasih yang sempurna membuang ke luar ketakutan, karena ketakutan mengandung hukuman, dan
3. Siapa yang takut, ia belum disempurnakan di dalam kasih.
Kemudian 2 Timotius 1:7 menulis bahwa Elohim tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, melainkan kuasa dan kasih dan pengendalian diri.
Lalu Yahshua juga merangkum hukum yang terutama dalam 2 perintah sederhana (Matius 22:34-40, Markus 29:30-31, dan Lukas 10:25-28) :
1.Kasihilah Yahweh, Elohimmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
2. Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.
Dari ayat-ayat ini, dapat kita ambil suatu PRINSIP SEDERHANA untuk melaksanakan 10 perintah itu:

K - A - S - I - H

Jika perintah LARANGAN adalah untuk mengekang diri kita ke DALAM(menjaga hati dengan "TAKUT" akan dosa), maka KASIH sifatnya KELUAR(memperlihatkan kebaikan hati dengan "TIDAK TAKUT" akan dosa), karena KASIH kita kepada sesama itu hanya dapat terlihat melalui perbuatan baik kita. (tentunya dengan motivasi hati yang murni bukan untuk mencari muka ataupun yang lainnya) Langsung saja, cara melaksanakannya:
1-3. KASIHILAH Elohim, kenapa ambil pusing dengan ilah-ilah lain, kenapa takut kepada mereka, padahal mereka tidak seberkuasa Elohim kita, yang telah menebus kita dari dosa. Jika kita mengasihi Elohim, tentunya kita tahu bahwa DIA itu nyata, dan bahwa DIA mengetahui semua perbuatan kita. Maka arahkanlah segalanya kepada DIA. Untuk apa kita mengarahkan kepada yang lain? Apakah yang lain dapat mengganggu kita jika DIA bersama kita?
Khusus untuk perintah ke-3, Pelaksanaannya : PUJILAH DIA SETIAP WAKTU. Dengan demikian nama-Nya yang akan diucapkan oleh mulut kita adalah dalam konteks untuk meninggikan DIA dan hal itu bukanlah kesia-siaan.
4-5. Karena perintah ini bukan larangan, tidaklah perlu untuk dibahas bagaimana pelaksanaannya. Lakukan saja seperti yang tertulis.
6. Jangan membunuh. Pelaksanaannya: KASIHILAH NYAWA SESAMAMU. Bagaimana cara mengasihi nyawa orang lain? Pernahkah kita menjenguk orang sakit yang sedang berada di ambang kematian?
Atau mungkin korban pembunuhan? Bagaimana kesedihan keluarga ataupun orang-orang yang dekat dengan mereka? Mungkin ayat yang paling tepat untuk menggambarkan tentang mengasihi nyawa orang lain adalah Lukas 10:25-37.(Cerita tentang Orang Samaria yang baik hati) Maka sesuai cerita itu, jika kita ingin mengasihi nyawa orang lain, jenguklah mereka yang sakit, yang berada di penjara, yang menjelang kematian, dengan demikian kita akan mengetahui betapa nyawa itu berharga apalagi bagi mereka yang belum menerima keselamatan.
7. Jangan berzina. Pelaksanaannya: KASIHILAH ISTRIMU/PASANGANMU. PUASKANLAH dirimu dengan dia. Kenapa harus mencari yang lain? Mencari yang lain berarti kita menganggap pasangan kita tidak cukup baik. Berkacalah di cermin dan lihatlah diri kita sendiri kemudian coba ingat segala sesuatu yang tidak baik dari kita yang ditoleransi oleh pasangan kita, apakah dia yang tidak cukup baik untuk kita ATAU kita yang tidak cukup baik untuk dia? Jika kita mengasihi pasangan kita, pasti tidak akan muncul keinginan untuk berzina.
8. Jangan mencuri. Pelaksanaannya: BERKATI SESAMAMU. Seringkali alasan seseorang mencuri adalah karena dia merasa KEKURANGAN. Dengan membiasakan diri memberkati sesama kita, kita akan tahu bahwa sebenarnya kita tidak berkekurangan TETAPI berkelebihan, dan kita TIDAK PERLU khawatir berkekurangan karena kita akan diberkati oleh-Nya. Masa Bapa kita di surga maha kaya, tetapi kita sebagai anak-anak-Nya mencuri?
9. Jangan mengucapkan kesaksian dusta terhadap sesamamu. Pelaksanaannya: BERKATALAH JUJUR SENANTIASA. Harap diingat bahwa perintah ini sebenarnya berfokus pada masalah-masalah persekongkolan jahat yang dapat menyebabkan kerugian terhadap orang lain. Sehingga jika kita berkata jujur, maka kita tidak akan tergganggu sama sekali oleh hati nurani kita.
Tetapi penulis akan membahas tentang kebohongan secara umum. Seringkali kita berdusta "DENGAN" maksud baik. Apa yang sedang penulis maksudkan? Beberapa orang memilih untuk menipu diri sendiri dengan mengatakan kepada dirinya bahwa dia sedang berkata "white lie"(bohong putih/ bohong untuk kebaikan/untuk tidak menyakiti hati orang lain). SADARKAH KITA BAHWA ITU TETAP BOHONG? Mungkin ada yang berargumen bahwa itu untuk tidak menyakiti hati orang lain, tetapi apakah itu didasari oleh kasih? Amsal 27:5-6 mengatakan bahwa teguran yang nyata lebih baik dari kasih yang tersembunyi dan seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Sederhananya apa yang dimaksud dengan ayat ini? Bahwa jika seseorang yang dekat dengan kita itu salah, BUKTI bahwa kita mengasihinya adalah dengan menegurnya, JIKA TIDAK, berarti kita tidak mengasihinya. Jika kita memuji seseorang hanya untuk tidak menyakiti hatinya, itu berarti kita TIDAK CUKUP mengasihinya. Dan itu BUKANLAH KETULUSAN. Lalu bagaimana untuk tidak menyakiti hati orang lain? Sebenarnya hal itu hanya masalah cara kita memilih kata-kata dan menyampaikannya. TETAPI jikalau sekiranya pun tidak ada cara lain selain menegur dengan tegas, maka ketahuilah TIDAK ADA peraturan yang melarang untuk menyakiti hati orang lain JIKA itu dilakukan dengan maksud baik (bukan untuk membalas dendam atau motivasi apapun).
10. Jangan mengingini segala sesuatu milik sesamamu. Pelaksanaannya: MENGUCAP SYUKURLAH ATAS SEGALA SESUATU YANG ADA PADAMU. Mengapa? Karena pengucapan syukur itu baik. Dan hal itu akan mendatangkan berkat dari Elohim ke hidup kita sehingga orang lain yang akan mengingini apa yang kita miliki, bukan kita yang mengingini apa yang mereka miliki. Pengucapan syukur akan melatih kita untuk setidak-tidaknya merasa cukup atas apa yang kita miliki.


Baiklah, demikian artikel ini. Semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar