Seperti yang lalu, artikel kali
ini membahas buku kedua dari kumpulan kotbah Pdt. Petrus Agung Purnomo dengan
beberapa tambahan dari penulis.
Mengapa kita harus belajar
dengan menggunakan hati? Loh bukankah kalau kita belajar di sekolah harusnya
menggunakan otak/pikiran? Jawaban dari pertanyaan ini dapat disimpulkan sendiri
setelah membaca artikel ini. Baiklah, tanpa basa-basi mari kita mulai:
Bab 1 Belajar
dengan Hati
Usia tidak menentukan
kebijaksanaan seseorang di hadapan Tuhan, semuanya tergantung ketika kita masih
muda dan merasa tidak berdaya, karena yang pertama-tama perlu dididik itu bukan
inteleknya tetapi hatinya. Pada Amsal 4:1-4, Salomo mengajarkan kepada kita
bahwa Daud mengajarinya ketika masih kecil untuk belajar dengan hati.
Segala sesuatu itu kuncinya di
hati, kalau hati kita sudah terdidik untuk berpegang pada kebenaran firman
Tuhan, maka hidup kita akan berbeda.
Amsal 4:23 menuliskan bahwa
dari hatilah terpancar kehidupan sehingga harus dijaga dengan segala
kewaspadaan. Dalam terjemahan lain dikatakan "That's where the life
start" yang artinya dari situlah kehidupan dimulai.
Elohim paling tidak tahan
mendengarkan doa orang yang hidup dalam ketaatan dan kemurnian hatinya,
sekalipun mungkin hanya gumaman dalam hati, tetapi suaranya cukup bergema keras
di surga. Sebaliknya, apabila hati kita menyimpang dari kebenaran, sekalipun
berteriak memakai pengeras suara, di Sorga suara kita nyaris tidak terdengar.
Ibrani 5:8 mengajarkan kepada
kita bahwa penderitaan merupakan guru yang terbaik untuk mengajar kita menjadi
taat kepada Tuhan.
Seorang hamba Tuhan pernah
menulis begini : Elohim itu bergerak dalam suatu lingkaran. Ada saatnya Dia
menyatakan diri-Nya, memberikan urapan dan memulihkan keadaan kita. Tetapi ada
saatnya Dia seperti menyembunyikan diri-Nya, dan yang muncul dalam hidup kita
hanyalah kesulitan, pergumulan, tantangan, penderitaan, dan tekanan. Tetapi
pada saat itulah Tuhan sedang membangun batin kita, dan itu merupakan bagian
yang penting dari hidup kita.
Bab 2 Gosyen =
Elohim Membedakan
Kekristenan adalah kehidupan,
dan harus menjadi realita dalam hidup kita. Selama kita memandang kekristenan
hanya sebagai filosofi, dan bukan sebagai realita, maka tidak akan pernah ada
kemajuan dalam kehidupan kekristenan kita.
Baiklah, pertama sekali...apa
itu Gosyen?
Ketika Israel pergi ke Mesir
untuk melihat Yusuf, anaknya yang dikiranya sudah meninggal, maka Yusuf meminta
tanah Gosyen bagi Israel dan seluruh keluarganya kepada Firaun dengan alasan
bahwa tanah Gosyen adalah tanah yang sangat baik untuk penggembalaan dan Israel
beserta seluruh keluarganya adalah keluarga penggembala. Tetapi tanah itu
terisolir dari orang Mesir dan dibatasi oleh sebuah sungai besar. Ketika Elohim
menulahi Mesir dengan sepuluh tulah, sembilan dari sepuluh tulah itu selalu
mengecualikan tanah Gosyen. Maka dengan ini, kita sedang diajari bahwa di
Gosyenlah Elohim membedakan bangsa Israel dari bangsa Mesir. Dan di zaman
sekarang ini, kita harus menemukan Gosyen kita tempat dimana Elohim akan
membedakan dan memberkati kita.
Ada empat alasan mengapa Israel
dan keluarganya ditempatkan di Gosyen, dan hal ini jugalah yang akan menjadi
kompas kita untuk menemukan Gosyen kita:
1. Karena mereka lahir sebagai
orang Ibrani sehingga mereka harus dipisahkan dari orang Mesir. Orang Mesir
tidak berbaur dengan orang Ibrani karena hal itu adalah suatu kekejian. Maka
seperti orang Ibrani yang dipisahkan dari orang Mesir, kita sebagai orang
percaya yang telah lahir baru karena percaya kepada Kristus dan dibaptis, juga dipisahkan
dari dunia oleh karena kelahiran baru kita.
2. Karena pekerjaan mereka
adalah penggembala, sehingga mereka harus dipisahkan dari orang Mesir.
Bagi orang Mesir, penggembala
adalah pekerjaan yang najis sehingga mereka harus dipisahkan. Maka, seperti
orang Ibrani yang tinggal di Gosyen dipisahkan dari orang Mesir karena
pekerjaan mereka yang adalah penggembala, kita sebagai orang percaya juga harus
menemukan Gosyen kita dan terpisah dari dunia ini dengan cara bekerja
berbeda dengan cara kerja orang dunia.
3. Karena korban mereka. Dari
kecil kita dididik: Hemat pangkal kaya. Tetapi ketika kita menjadi orang
percaya, maka kita diajari untuk memberi dan berkorban. Tentunya bagi
orang dunia, hal ini sukar diterima terutama bagi mereka yang pelit ataupun
mereka yang merasa dirinya telah sangat bersusah payah untuk mendapatkan uang.
Tetapi dengan memberkati orang lain, maka hal ini yang membuat kita dikenan
oleh Elohim.
4. Ketika tulah kesepuluh akan
dimulai, maka Elohim memerintahkan bangsa Israel untuk merayakan Paskah
(Passover - Elohim melewatinya). Bagaimana mereka merayakannya? Dengan
menyembelih anak domba dan mengoleskan darahnya pada ambang pintu dan kedua
tiang pintu rumahnya. Maka ketika Elohim melihat darah tersebut, Dia akan
melewatinya. Darah tersebut adalah lambang/simbol dari darah Yahshua yang
dicurahkan untuk menebus umat manusia. Tetapi hanya kita orang percaya yang
bersekutu dengan Dia dengan memakan daging-Nya (roti) dan meminum darah-Nya
(anggur) dalam perjamuan kudus yang akan dilindungi di Gosyen oleh Elohim
seperti bangsa Israel.
Bab 3 Hati
Yang Murni
Dalam Yohanes 6:1-15 dituliskan
bahwa, Tuhan Yahshua melakukan mujizat memberi makan 5000 orang dengan
menggunakan 5 roti jelai dan 2 ekor ikan. Dan fakta yang menarik adalah bahwa
Dia memberi mereka(5000 orang) makan sebanyak yang mereka kehendaki BUKAN
sebanyak yang mereka perlukan. Apa bedanya? Jika saya ingin makan 7 roti tapi
tidak bisa menghabiskannya, maka itu adalah apa yang saya kehendaki, tetapi
sebenarnya yang saya perlukan mungkin hanya 4 roti saja.
Mengapa Tuhan memberkati 5000
orang ini sampai sedemikian? Yohanes 6:2 mencatat karena mereka telah
menyaksikan tanda-tanda dari Dia, yang telah Dia lakukan terhadap orang-orang
yang sakit. Jadi, pertama sekali mereka mengikuti Tuhan Yahshua karena mereka
takjub dengan segala yang Dia lakukan, menyembuhkan orang sakit,
pengajaran-Nya, dll.
Tetapiiii.... apa yang terjadi
kemudian? Di Yohanes 6:26, Yahshua mengatakan kepada mereka apa sebenarnya
motivasi mereka datang kepada-Nya.
Mau tahu kenapa? KARENA
JERUSALEM BAKERY-nya Yahshua.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Awalnya datang dan mengikuti Yahshua kemanapun Yahshua pergi, tetapi setelah
mendapat mujizat yang mengenyangkan perut mereka, semuanya lalu berubah. Dari
motivasi hati yang murni untuk mendengar pengajaran-Nya menjadi maunya berkat,
berkat, dan berkat. Semuanya menjadi berbeda. Apa yang tadinya murni menjadi
begitu cemar. Pada akhirnya, setelah mereka mendengar pengajaran Yahshua yang
cukup keras, apa yang terjadi? Bubar semua
Inilah sebabnya terkadang
Elohim mempunyai dilema dalam hubungan-Nya dengan kita, diberkati melimpah,
yang terjadi malah kehilangan kasih dan roh yang mula-mula. Tidak diberkati dan
penuh penderitaan, yang terjadi kita malah semakin dekat dengan-Nya. Dia ingin
memberkati kita sampai berlimpah-limpah, tetapi jika hal itu Dia lakukan, yang
terjadi bisa-bisa kita menjauh dari pada-Nya dan masuk ke neraka. Ketika Elohim
memberkati kita, jika kemurnian hati kita tidak bisa kita jaga, maka kita akan
jatuh ke dalam dosa KETAMAKAN (SERAKAH, RAKUS). Apa itu ketamakan?
Ketamakan
adalah segala pertimbangan yang semata-mata untuk keuntungan materi.
--------------------------------------
Catatan dari penulis:
Penulis pernah jatuh ke dalam
dosa diatas karena tidak bisa menjaga kemurnian hati.
Pelajaran yang dapat diambil
adalah bahwa kemurnian hati kita itu terlihat dalam karakter kita. Kita mungkin
menyangka karakter kita adalah baik, tetapi karakter kita hanya dapat diuji
ketika integritas (yang penulis maksudkan juga berbicara tentang seberapa taat
kita kepada Yahshua didalam hidup ini) kita mengalami konflik dengan
kepentingan kita. Maka pada saat itu karakter kita yang sebenarnya akan
terlihat apakah kita akan mengorbankan integritas kita demi kepentingan kita,
atau kita akan mengorbankan kepentingan kita untuk mempertahankan integritas
kita. Tapi harus diingat, mengorbankan yang mana pun, pasti akan ada harga yang
harus kita bayar.
--------------------------------------
Apakah ini berarti Elohim tidak
suka memberkati?
TIDAK, sama sekali TIDAK.
KELIMPAHAN dari Elohim pada waktu-Nya pasti akan diberikan-Nya kepada kita,
tetapi hati kita harus terlebih dahulu mau dimurnikan oleh-Nya sehingga ketika
kelimpahan itu datang, kita tidak jatuh ke dalam dosa.
Dalam Kolose 3:5 (ILT) telah
dituliskan bahwa keserakahan adalah sama
dengan penyembahan berhala.
Sebenarnya tidak ada pilihan
bagi kita kecuali hidup dalam ketaatan dan bukan dalam pemberontakan.
Sekali kita memilih jalan kita
sendiri dalam melayani Tuhan, tidak akan pernah ada hadirat Tuhan dinyatakan,
karena apa yang baik dalam pandangan kita sendiri itu sesungguhnya merupakan
kekejian di mata Tuhan.
Bab 4 Hati
Yang Mau Dididik Tuhan
Pergaulan kita akan menyatakan
sikap hati kita yang sebenarnya, dengan kata lain, identitas kita akan dapat
diketahui dari cara kita bergaul. Orang yang rindu dengan Elohimnya akan
bergaul dengan orang yang memiliki kerinduan yang sama, dan orang yang tidak
memiliki kerinduan akan Elohim, tidak mungkin bergaul dengan orang yang
memiliki kehausan akan Tuhan. Sebab cara bicaranya berbeda, pengertiannya
berbeda, tujuan hidupnya juga berbeda, semuanya berbeda.
Orang yang mengenal Elohimnya
dan telah mencicipi hadirat-Nya dalam hidupnya, adalah orang yang akan
mengorbankan apa pun dari hidupnya asalkan Tuhan tidak meninggalkan dia.
Ketakutan kehilangan Roh Tuhan
dalam hidup kita, membuktikan bahwa kita adalah orang Kristen yang rohani,
orang Kristen yang rohani akan merasa sangat gelisah kalau Roh Tuhan tidak
menyatakan diri dalam hidup dan pelayanannya. Seperti Daud di dalam Mazmur 51
ayat 13 yang berkata ,"Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan
janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!".
Mazmur 51 merupakan mazmur
pengakuan dosa Daud, yang menakjubkan dari Mazmur ini adalah bahwa Mazmur ini
diberikan kepada pemimpin biduan untuk diajarkan kepada ratusan biduan rumah
Tuhan, supaya dinyanyikan oleh mereka di dalam Bait Elohim, sebagai pengakuan
dosanya di hadapan seluruh rakyatnya.
Kenapa Daud rela menelanjangi
dosanya di mata rakyatnya dan menghabisi semua harga dirinya? Itu adalah karena
takutnya kehilangan Tuhan dan Roh-Nya dalam hidupnya. Orang yang mengenal
Elohimnya, dia akan rela menghabisi semua harga dirinya hanya karena Tuhan.
Hatinya yang takut kepada
Elohim itulah yang menyebabkan Elohim berkenan.
Bab 5 Hubungan
Yahshua dengan Roh Kudus
Kontak hubungan Yahshua dengan
Roh Elohim selalu terjalin setiap waktu. Yahshua tidak pernah kehilangan satu
hari pun untuk tidak bersama dengan Roh Elohim selama di bumi, hanya saat-saat
menjelang kematian-Nya di atas kayu salib, Dia terpisah sementara dengan
Bapa-Nya karena harus menanggung dosa kita, itulah sebabnya Dia berteriak eloi,
eloi, lama sabakhtani.
Selama Yahshua di bumi, Dia
selalu bergerak seperti yang Bapa inginkan menurut yang diinstruksikan Roh
Kudus kepada-Nya. Dalam Yohanes 5:30, Yahshua telah mengatakan bahwa Dia tidak
dapat berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri karena Dia menuruti kehendak Bapa
yang mengutus Dia. Dan di dalam Yohanes 8:28, Yahshua telah mengatakan bahwa
Dia tidak melakukan apa pun dari diri-Nya sendiri, melainkan sebagaimana Bapa
mengajari Dia, hal-hal itulah yang Dia lakukan.
Maka seperti itu jugalah
seharusnya setiap kita orang percaya, karena Yahshua pernah berkata bahwa di
luar Dia, kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita bukanlah siapa-siapa, kita
tidak dapat melakukan apa-apa dan kita tidak mempunyai apa-apa, kalau bukan
dari Dia. Itulah sebabnya seluruh kemuliaan adalah milik Elohim, karena tidak
ada sesuatu apapun yang bukan berasal dari Dia.
Bab 6 Korban
Yang Dikenan Elohim
Inti dari bab ini adalah
prinsip tabur tuai. Sebelum kita
menuai suatu berkat yang baik dari Elohim, kita harus menabur terlebih dahulu
suatu hal yang sangat berharga pada saat kita menaburnya. Contohnya adalah
Elia. Ketika Elia menantang 450 nabi Baal di depan mata bangsa Israel untuk
mendemonstrasikan kuasa Elohim, dia menuangkan 12 buyung air (3 kali empat
buyung) ke atas korban bakaran. Tentunya korban bakaran itu menjadi basah
sekali sehingga seharusnya sulit untuk terbakar. Dan pada masa itu air
sangatlah sulit didapat karena telah terjadi kekeringan selama beberapa tiga
setengah tahun di seluruh Israel. Tetapi apa yang terjadi?
Yang pertama adalah sekalipun
korban tersebut basah oleh air, tetapi api Elohim tetap menyambarnya sampai
habis bahkan seluruh air yang dituang yang telah memenuhi parit di sekitar
mezbah pun habis oleh api ini.
Yang kedua adalah ketika kemudian
Elia berdoa kepada Elohim agar hujan turun ke tanah Israel, maka hujan pun
turun dengan derasnya.
Sebelum orang bisa menerima apa
yang terbaik dari Tuhan, dia harus terlebih dahulu menaburkan apa yang terbaik
dari hidupnya.
Bab 7
Mendengar Suara Roh Kudus
Mendengar suara Roh Kudus
sebenarnya adalah sesuatu yang seharusnya wajar bagi orang percaya.
Setiap orang boleh menyatakan
dirinya mendengar suara Tuhan, tetapi dari buahnyalah dapat dibuktikan apakah
itu suara Roh Kudus atau bukan. Hal ini telah diperingatkan dalam Yeremia 28:9
(ILT) "Mengenai nabi yang bernubuat tentang damai sejahtera, ketika perkataan
nabi itu digenapi, nabi itu akan diketahui sebagai seorang yang benar-benar
telah Yahweh utus."
Ayat tersebut berbicara tentang
kenabian, tetapi apakah sekarang kita memerlukan seorang nabi untuk mendengar
suara Tuhan? Tentu saja tidak, tetapi firman itu berlaku bagi setiap kita orang
percaya. Kita mungkin saja mendengar suara dari dalam hati kita yang menyatakan
bahwa kita akan begini dan begitu (biasanya hal ini terjadi ketika kita dalam
larutan emosi - misalnya jatuh cinta lalu merasa ada suara yang mengatakan
bahwa orang tersebut adalah jodoh dari Tuhan). Bahkan ada yang mencari pertanda
yang biasanya akan dicocok-cocokkan agar sesuai dengan keadaannya. Tetapi
apakah yang kita dengar itu benar-benar suara Roh Kudus? Hanya ketika hal
tersebut terbukti, barulah dapat dikatakan bahwa yang kita dengar itu
benar-benar dari Roh Kudus.
Baiklah, sekarang bagaimana
kita dapat mendengar suara Roh Kudus?
Yang
pertama, melalui dorongan kehendak.
Roh Kudus sering menyatakan
kehendak Elohim melalui dorongan dalam hati kita. Dorongan itu bisa berupa
keinginan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain misalnya mungkin memberkati
orang lain, bisa juga keinginan untuk mengatakan sesuatu kepada orang lain.
Yang
kedua, melalui suara atau perkataan.
Maksudnya, bisa melalui suara
yang terdengar, atau ketika kita mendengarkan firman Tuhan dari seorang
pendeta, tiba-tiba Roh Kudus memberikan hikmat untuk mengerti semuanya bahkan
sebelum firman Tuhan itu selesai disampaikan.
Yang
ketiga, melalui ayat kitab suci.
Penulis pernah mengalami hal
ini. Kita tidak mendengar suara apapun secara audibel ataupun di dalam hati,
tetapi ketika kita sedang membaca kitab suci, tiba-tiba saja satu ayat itu
begitu mengena di dalam hati kita (jika kita sedang berdosa, maka ayat itu
biasanya mengingatkan akan dosa kita, jika kita sedang mempunyai masalah berat
dalam hidup kita, ayat itu akan menguatkan kita, jika kita sedang dalam
kebingungan, ayat itu dapat memberi jawaban bahkan terkadang langsung
tertulis).
Diatas telah dijabarkan
bagaimana mendengar suara Roh Kudus, maka sekarang akan dijabarkan
patokan-patokan untuk membedakan suara Roh Kudus dengan yang bukan suara-Nya:
1. Mengenali gema manusia kita sendiri
Terkadang, Elohim telah
berbicara tetapi karena suara hati dan pertimbangan kita sendiri, sehingga
tanpa sadar kita "menolak" suara tersebut dan menganggap suara
tersebut hanya khayalan kita sendiri. Mengapa bisa terjadi? Karena terkadang
apa yang dikatakan oleh Roh Kudus itu sangat bertentangan dengan kondisi kita
pada saat itu (bisa saja ketika hati kita sedang tawar hati karena banyaknya
masalah, maka Roh Kudus berbicara dan memberi janji tentang hal yang menurut
kita mustahil pada saat itu, tetapi karena kita tenggelam dalam masalah kita
maka kita menganggapnya hal yang tidak mungkin terjadi dan suara itu hanya
khayalan semata.
2. Jangan keluar dari firman Tuhan yang tertulis
Apapun yang dikatakan oleh Roh
Kudus, pastilah selaras dengan firman Tuhan, sehingga jika kita ingin
mempertajam radar Roh kita untuk menangkap "channel" Roh Kudus tanpa
gangguan, saran penulis adalah membaca kitab suci setiap hari. Jika mempelajari
firman Tuhan, kita akan tahu jika suara yang kita dengar tidak sesuai dengan
firman Tuhan. Maka ketika hal itu terjadi, itu jelas bukan suara Roh Kudus.
3. Soal damai sejahtera dalam hati
Tentunya hal ini menuntut
kejujuran dalam hati kita. Penulis tidak sedang berkata bahwa tidak ada
keraguan atau tanda tanya besar di dalam hati kita, tetapi ketika Roh Kudus
berbicara, adakalanya kita bertanya-tanya karena apa yang kita dengar itu
begitu mustahil, tetapi apa yang kita dengar itu entah mengapa didalam hati
kita, kita tidak merasa takut untuk mempercayainya.
4. Perlu yang namanya konfirmasi
Jangan tergesa-tergesa
mengambil keputusan ketika kita merasa mendengar suara Roh Kudus. Jika mungkin,
berdoalah dahulu atau berdoa bersama dengan orang yang anda percayai. Jika
tidak, tunggu sampai ada pernyataan yang lebih meyakinkan/pasti.
5. Perlu keberanian
Keberanian untuk apa? Untuk
bertindak. Loh kalau salah, bagaimana? Tidak apa-apa, namanya juga kita
belajar. Ketika bayi belajar berjalan, pertama sekali dia merangkak dan setelah
beberapa bulan baru belajar berdiri dan itupun masih bisa jatuh. Dia tidak
mungkin bisa langsung lari 100 meter.
Orang yang tidak berani
bertindak, imannya tidak akan mengalami pertumbuhan untuk menuju kedewasaan.
Itulah sebabnya, ada orang yang sudah puluhan tahun ke gereja, tetapi tetap
saja tidak bertumbuh dalam imannya. Begitu mengalami masalah, mulai mencari
segala solusi alternatif di luar Tuhan.
Bab 8 Menjadi
Perkasa Di Dalam Tuhan
Dari Ibrani 11:11-16, kita
dapat mengambil beberapa point:
1. Elohim sering memakai satu
orang untuk memulai suatu pekerjaan besar-Nya. Dan orang yang dipakai-Nya itu
adalah minoritas, bahkan terkadang orang yang sudah pernah gagal, lemah, dan
tidak dianggap mampu. Contoh: Abraham yang sudah tua, Musa yang pernah membunuh
orang Mesir dan berakhir hanya sebagai seorang gembala kalau tidak dipanggil
Tuhan, Daud yang hanya seorang gembala kambing domba.
2. Mengapa orang-orang ini
dapat dipakai oleh Tuhan untuk pekerjaan besar-Nya? Karena mereka rela mati
dari kedagingannya dan menganggap dirinya adalah orang Ibrani atau orang asing
di muka bumi ini. Tidak ada lagi yang berharga bagi mereka di bumi ini karena
mereka merindukan tanah air surgawi mereka (Ibrani 11:16). Oleh sebab itulah
Elohim tidak malu disebut sebagai Elohim mereka, karena Dia telah mempersiapkan
sebuah kota bagi mereka. Apa itu mati dalam kedagingan? Sederhananya adalah
radikal di dalam Tuhan. Seringkali sebelum kita menghadapi masalah kehidupan
yang sebenarnya, kita dapat menjadi radikal di dalam Tuhan, tetapi ketika
berhadapan dengan masalah kehidupan, terkadang pandangan kita beralih dari Tuhan
dan lebih fokus melihat kepada realita kehidupan kita.
Radikal di dalam Tuhan berarti
kita harus memegang teguh Firman, tidak kompromi dengan apapun sampai Elohim
memberikan mujizat-Nya dalam hidup kita.
Bab 9 Bangkit
dan Jadilah Pemenang
Semakin banyak kita diberi oleh
Tuhan, semakin banyak pula yang akan dituntut dari hidup kita. Sekalipun saat
ini kita sedang menghadapi banyak persoalan, alihkan fokus kita daripada
masalah kita dan lakukan saja kehendak Tuhan, maka tiba-tiba masalah kita akan
selesai dengan sendirinya. Kesempatan sudah dibukakan Tuhan bagi kita, bagian
kita hanya mengembangkan layar hidup kita lebar-lebar, biarkan Roh-Nya
menghembusi layar hidup kita, dan bergerak kemana Roh-Nya menghembusi kita.
Sekian artikel kali ini. Semoga
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Karena artikel ini hanya berisi
inti dari buku kumpulan kotbah dengan ditambah sedikit penjelasan dari penulis,
maka jika ada yang merasa kurang memahami dapat membaca sendiri bukunya.
(gambar covernya di bawah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar