Senin, 14 Agustus 2017

Kumpulan kotbah Pdt. Petrus Agung Purnomo Volume 5 : Gelora Cinta Menikmati Pesta Raja-Raja

Gelora Cinta


Daud adalah orang yang sangat berkenan di mata Tuhan. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan "A man after My own heart". Apa maksudnya? Maksudnya adalah Daud adalah orang yang seperti "mabuk cinta" dengan Tuhan. Itulah sebabnya Daud akan melakukan apa pun yang Tuhan perintahkan kepadanya. 

Ketika Daud diurapi Samuel dengan minyak, kata yang digunakan adalah syemen yang artinya sifat dan karakter Tuhan di dalam kapasitas kesanggupan-Nya untuk mengimpartasi apa yang Dia mau impartasikan. Dengan kata lain, minyak disini pengertiannya adalah: "daya cipta-Nya, yang Dia mau masukkan di dalam kehidupan manusia.

Apakah Daud itu tanpa kesalahan? Tidak, malahan luka batin yang dialami oleh Daud berawal dari ketika Merab yang dijanjikan Saul kepadanya diberikan kepada orang lain. Apakah luka ini sembuh? Tidak, buktinya ketika Daud menjadi raja Israel, ketika melihat Batsyeba dan diperingatkan bahwa dia adalah istri orang lain, Daud tidak perduli dan mengambilnya sampai dia harus ditegur nabi Natan. Luka yang ada pada Daud menyebabkan hidupnya tidak stabil.

Apa yang dapat kita pelajari dari kesalahan Daud? Jika Tuhan ingin menunjukkan sesuatu, akui dengan sejujurnya apa yang ada didalam hati kita. Itu artinya kita membuka pintu pemulihan dari Tuhan.


Arti Kecemburuan Tuhan


Di abad ke-17, seorang hamba Tuhan bernama Madam Guyon dimasukkan ke penjara Bastille di Perancis. Mengapa? Karena dalam bukunya "Song of the Bride", dia mengupas tentang kasih mesra Tuhan terhadap gereja-Nya seperti kasih mesra antara orang yang di mabuk cinta. 

Jika kita mempelajari ilmu jiwa, semua manusia itu sakit jiwa hanya persentasenya yang berbeda. Mengapa Tuhan ingin menyembuhkan jiwa kita? Sebab Roh-Nya tinggal di dalam kita, sehingga tidak ada masalah dengan roh kita karena dikuatkan oleh-Nya. Tetapi ketika Tuhan mulai bicara perasaan-Nya, apa yang Dia rasakan, kita ada dalam kebekuan-kebekuan tertentu sehingga tidak mungkin Tuhan bisa mengungkapkan perasaan-Nya supaya kita bisa menangkap dan mengerti yang Dia rasakan. Kalau kita tidak pernah melihat dan merasakan penderitaan seseorang, kita akan menganggap hal itu biasa. Tapi jika kita pernah menderita hal yang sama, kita seakan-akan bisa ikut merasakan karena kita tahu sengsaranya.

Jangan pernah merasa dibiarkan dan tidak dihiraukan oleh Tuhan, ada batas waktunya dimana Tuhan akan bertindak. Oleh karena kasih-Nya dan panjang sabar Tuhan semua itu masih ditangguhkan sampai hari ini.


Belas Kasihan


Dari perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32), kita dapat mempelajari tentang belas kasihan. Bapa yang digambarkan di dalam perumpamaan itu adalah Bapa di surga. Apakah itu berarti Bapa di surga akan memberikan apapun yang kita inginkan sekalipun kita akan celaka? Tentunya tidak. tapi yang ditekankan dari perumpamaan itu adalah sekalipun kita seperti anak yang bungsu, ketika kita datang kembali kepada-Nya, oleh karena belas kasihan-Nya, Dia akan menerima kita kembali.

Kita tidak akan bisa untuk turut merasakan penderitaan orang lain tanpa belas kasihan. Sekalipun kita pernah mengalami hal yang sama, tetapi jika kita tidak mempunyai belas kasihan, mungkin kita akan mengutuki atau menghakimi orang yang menderita seperti yang kita alami. Dan belas kasihan itu tidak bisa terjadi sebelum luka yang di dalam disembuhkan.

Ketika Tuhan Yahshua melayani di bumi, setiap kali ada belas kasihan keluar dari diri-Nya, maka langsung kuasa-Nya mengalir keluar mengikuti belas kasihan itu.


Surga Kecil


Dalam kasih kita berjalan dengan Tuhan, tanpa ada gelora cinta yang kuat dalam hatimu mengasihi Yahshua dengan segenap hati, Anda tidak akan pernah berani mempertaruhkan apa pun dalam hidupmu bagi Dia. Semua hanya serba terpaksa, tetapi yang Dia rindukan adalah kasih mesra hari demi hari dari setiap anak-anak-Nya dalam berjalan dengan Dia.

Dari Matius 14:1-16, ada tiga macam ikatan terjalin antara Yahshua dengan Yohanes Pembaptis, yaitu ikatan daging, ikatan jiwa, dan ikatan roh. Karena mereka masih kerabat dekat. Ketika Yohanes Pembaptis dipenggal, Yahshua memilih menyendiri, kedukaan-Nya yang begitu dalam secara batin membuat Dia ingin sendiri. Ini adalah "surga kecil"-Nya, tetapi ketika orang-orang berbondong-bondong datang mencari Dia, Dia menyerahkan "surga kecil"-Nya untuk melayani mereka dengan belas kasihan-Nya.

Setiap dari kita memiliki "surga kecil" kita yaitu segala sesuatu yang kita anggap sangat berharga dan selalu kita lindungi dari siapapun tanpa kecuali. Maukah Kita menyerahkan "surga kecil" kita kepada Tuhan? Dengan demikian hati-Nya disenangkan dan hidup kita akan bisa menyentuh jutaan orang dengan kasih Tuhan yang luar biasa.


Tinggal Dalam Pilihan Hidup


Ketika Maria diberi salam oleh malaikat sebelum dia mengandung Tuhan Yahshua, dia bertanya-tanya apa arti salam itu. Berita yang didengarnya tidaklah menggembirakan karena seorang wanita yang mengandung tanpa menikah tentunya merupakan aib. Tapi dia memilih untuk taat dan tidak memperdulikan konsekuensinya. Begitu juga ketika Tuhan Yahshua memilih untuk tinggal di bait suci beberapa hari ketika berumur 12 tahun, Maria memilih untuk menyimpan perkara itu dalam hatinya.

Suatu waktu kita akan dibawa Tuhan kepada suatu pengalaman rohani yang akan menyebabkan kita berkata: "Dari buahnya aku tahu luar biasa, tetapi ada sisi yang tidak bisa aku mengerti." Pilihannya hanya 2: menyimpannya di dalam hati atau membiarkan itu terus menggerogoti perasaan kita.

Ketika terjadi perkawinan di Kana dan hal ini merupakan mujizat pertama, yang meminta Yahshua untuk bertindak atas dasar dorongan Roh Kudus adalah Maria. Karena itu sekalipun Tuhan Yahshua mengatakan waktu-Nya belum tiba, Maria menyuruh para pelayan untuk melakukan apa yang Tuhan Yahshua perintahkan.

Ada 2 hal yang bisa kita pelajari:
1. Bisa jadi orang lain diberitahu lebih dahulu sebelum kita diberitahu apa yang Tuhan mau atas kehidupan kita. Tetapi kita tidak boleh melangkah berdasarkan perkataan orang lain, kita harus menanti Bapa disurga berbicara lewat Roh-Nya di dalam hidup kita.
2. Yang mendorong Maria berbicara kepada Tuhan Yahshua adalah Roh Kudus, tetapi Tuhan Yahshua menolak. Bukankah hal ini bertentangan? Tapi Maria tidak merasa sakit hati, malah tetap menyuruh para pelayan untuk menuruti perkataan Tuhan Yahshua.

Kalau kita ingin maju dengan Tuhan, belajarlah seperti Maria. Ada hal-hal dalam kehidupan kita dimana muncul dua hal yang sepertinya bertolak belakang: buahnya luar biasa, faktanya hebat sekali, tetapi ada bagian-bagian yang kita lihat pada saat bersamaan yang tidak bisa kita mengerti. Jangan sampai diturunkan pada perasaan kita, sebab itu akan menimbulkan luka batin yang mengerikan, yang akhirnya dapat membuat kita frustasi dan undur dari Tuhan.

Ada banyak pertanyaan dalam hidup kita, tetapi biarlah kita berkata: "Bapa aku tidak mengerti, tapi aku tidak akan bertanya, aku percaya pada-Mu."


Empat Jalan Penyerahan Jiwa


Dari kisah Abaraham, ada 4 cara yang Tuhan sodorkan sebagai jalan penyerahan jiwa kita, hal ini adalah supaya kita menyerahkan "surga kecil" kita :
1. Cara Natural
Ketika Abraham menuruti perintah Tuhan untuk keluar dari Urkasdim, ternyata bukan dia yang keluar, tetapi Terah bapaknya yang membawa dia keluar. Karena itu bukan keputusannya sendiri, maka sekitar 15 tahun sampai Terah mati, Tuhan tidak berbicara apa pun kepada Abraham karena ketidaktaatannya.

Setiap kali Tuhan berbicara kepada kita, selalu ada sesuatu yang menggiring kita untuk bergerak memimpin kita. Itu bukan Tuhan, bukan yang Tuhan mau, tetapi sesuatu yang kita tidak bisa menolaknya, terlalu berat untuk kita tolak, yang kemudian membawa kita ke arah yang lain. Akibatnya Tuhan campur tangan dan melakukan dengan cara yang natural sehingga responnya di level ini adalah "Ya sudah kalau memang begitu, apa boleh buat."

2. Cara Logika
Ketika Abraham dipisahkan Tuhan dari Lot, caranya adalah dengan logika. Karena ternak mereka terlalu banyak sampai gembala-gembala mereka bertengkar, dengan "terpaksa" Abraham harus berpisah dari Lot. Disini hampir sama seperti dengan cara natural, responnya juga "Ya sudah kalau memang harus begitu."

3. Cara Ketidakadilan
Ketika Abraham menunggu anak perjanjian sampai suntuk umurnya juga tidak terjadi, maka Sara yang frustasi mengambil Hagar budaknya untuk menjadi gundik suaminya, supaya kalau kelak punya anak itu jadi anak mereka. Maka ketika Ismael dilahirkan, Abraham gembira karena mempunyai keturunan. Tetapi ketika Ishak lahir dan pada saatnya disapih, Sara jugalah yang meminta kepada Abraham untuk mengusir Hagar dan anaknya. Tentunya hal ini sesuai dengan peribahasa habis manis sepah dibuang. Kitab Suci berkata: "Abraham sebal hatinya karena anak itu" tetapi Tuhan berkata: "Dengarkan Sara, usir mereka itu."

Dalam hidup kita, cara ketiga ini adalah bagian terberat, karena merupakan ladang pembantaian banyak anak Tuhan. Disini banyak anak Tuhan hancur hidupnya, dia kecewa dengan manusia dan diam-diam juga kecewa dengan Tuhan. Dan banyak yang berkata: "Sudahlah akan kuhadapi dengan caraku sendiri." Itu yang membuat berat menyerahkan surga kecil kita kepada Tuhan. Sebagian besar anak Tuhan gagal menerima ketidakadilan ini dan hidupnya berakhir dengan kepahitan, pemberontakan, dan kemarahan.

Ada saatnya dimana ketidakadilan itu akan menolong kita sehingga keadilan-Nya dapat Dia tegakkan. Tetapi kalau ketidakadilan itu karena Tuhan meminta sesuatu dari hidup kita, maka kita harus merelakan itu.

4. Cara Penyerahan Jiwa
Cara terakhir adalah cara kerelaan, tanpa melibatkan siapa-siapa hanya Tuhan yang meminta sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita. Di titik ini tidak ada gejolak apa-apa, semuanya damai dan tenang. Abraham tidak berbuat dosa apa pun, dia hanya sangat mencintai Ishak karena Ismael sudah pergi jauh, logis bukan? Tetapi Tuhan meminta Ishak, dimana tidak ada seorang pun yang tahu, Sara pun tidak, hanya antara dia dan Tuhan. Maka ketika Abraham tidak segan-segan menyerahkan anaknya, Tuhan pun dapat memakai kisah hidupnya untuk mengajari banyak orang sampai pada hari ini.

Empat cara ini tidak pernah lepas dari kehidupan kita, karena Tuhan mencari mereka yang mau melepaskan surga kecilnya bagi Dia. Sekarang apa keuntungannya setelah melewati empat cara ini? Hidup kita akan menyentuh ribuan bahkan puluhan ribu orang. Kisah Abraham sendiri menyentuh hidup orang sampai sekarang meskipun sudah ribuan tahun lamanya. Hidup kita ini akan menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan menjadi alat Tuhan yang luar biasa.


Mencemari Perang Tuhan


Ketika Daud dalam pelarian dari Saul, dia sempat mendiami satu daerah dan menjaga ternak Nabal, yang kemudian tidak mau memberikan apapun kepada Daud pada saat perayaan. Maka Daud ingin membunuh Nabal tetapi dihalangi oleh Abigail, istri Nabal.

Pelajaran yang bisa diambil dari kata-kata Abigail adalah kita sedang dibawa oleh Tuhan melakukan perang Tuhan, tetapi perang ini bisa cemar manakala kita mencemari tangan hidup kita dengan mencoba mencari keadilan sendiri.

Banyak orang percaya dalam hidupnya merasa berjasa, merasa setia, merasa benar, kemudian ketika imbalannya tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan, dia bahkan menerima caci-maki, cemooh, pengkhianatan, begitu marahnya sampai mencoba menegakkan kebenaran dan keadilannya sendiri. Dan ternyata itu berbahaya, itu bisa mencemari perang Tuhan dalam kehidupan kita. Kalau sudah cemar, itu sudah bukan perang Tuhan lagi namanya, tetapi perang kita sendiri, dan mungkin tanpa kita sadari kita sedang berperang melawan Tuhan sendiri. Karena kita harus sadar, ketika hati kita terluka, marah, dan dendam dengan siapa pun, sebenarnya kita harus hati-hati, sebab kita tidak mengerti Tuhan ada di pihak mana.

Kita harus mengerti, cara berpikir Tuhan tidak sama dengan cara berpikir kita, sebab Dia melihat kedalaman hati kita. Bisa saja kita tidak melakukan dosa besar maupun kecil, tetapi kita terjebak didalam yang namanya: "kebenaran diri sendiri."

Hal yang pertama harus kita pelajari adalah menjaga hati, jangan pernah merasa diri benar dan tidak pernah berdosa, dan pasti akan dibela Tuhan. Karena Dia melihat kedalaman hati kita yang paling dalam.

Hal kedua adalah kadang-kadang keberpihakan Tuhan memang tidak jelas, yang pertama karena Dia melihat hati dan yang kedua misalnya pada kisah Musa mengawini perempuan Kusi, logikanya yang salah adalah Musa tetapi malah Miryam yang kena kusta.

Keadilan Tuhan itu bukan seperti bayangan kita, yang penuh dendam dan amarah, dan ingin melihat orang yang melukai kita hancur di hadapan kita. Semakin kita ingin terjadi seperti itu, semakin salah kita di hadapan Tuhan. Tuhan paling tidak suka dengan orang yang merasa dirinya benar, karena itu akarnya kesombongan dan membenarkan diri sendiri. 


Pemulihan Yang Cepat


Dalam hidup kita, sering sekali kita menghadapi banyak masalah, apa pun boleh kita alami, tetapi jangan lupa untuk segera kembali ke habitatmu. apa itu habitat kita sebagai orang percaya? Untuk menjadi militan d dalam Tuhan. Kita adalah tentara Tuhan, bukan orang yang sedang merengek-rengek terus meminta berkat, semakin kita tidak cepat kembali ke habitat kita, hal itu tidak akan membuat kita lebih baik, itu akan segera melumpuhkan kita. Kita adalah pahlawan, mari lakukan perang dalam nama Tuhan, jangan membunuh diri kita sendiri perlahan-lahan dengan konyol dan cengeng. Kalau kita membiarkan diri kita ditarik keluar dari habitat kita, itu akan mematikan kita. Tidak ada pilihan lain, hanya itu yang akan membuat kita makin kuat di dalam Tuhan.


Menikmati Kemakmuran dan Kesehatan


Orang percaya harus kuat dalam anugerah, yang pertama dia menikmati anugerah, dan yang kedua dia menyalurkan anugerah. Orang kristen dilihat orang sebagai orang yang hidup dalam anugerah, bukan karena kekuatan kerjanya hebat, tetapi karena anugerah Tuhan kuat dalam hidupnya. Hidup dalam anugerah bukan berarti tidak ada tantangan, tidak ada persoalan. Dan inilah yang Tuhan mau dari hidup seorang tentara Tuhan, agar kita sanggup menganggung kesukaran, kesulitan, dan tantangan di dalam anugerah-Nya. Semakin baik anugerah yang ingin kita dapatkan, maka harganya juga semakin mahal. Dan harga yang harus kita bayar itu adalah kesukaran dan kesulitan hidup.

Jika kita ingin menikmati yang terbaik yang dapat Tuhan berikan, maka pertanyaannya adalah apakah kita sanggup membayar harga yang akan Tuhan minta dari kita? 
Semua orang harus melewati saat-saat yang seringkali tidak mudah, menanggung penderitaan, kalau kita bertahan dan keluar sebagai pemenang, pasti hal-hal yang luar biasa akan Dia berikan dalam hidup kita.


Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jika ada yang merasa kurang memahami dapat membaca sendiri bukunya. (gambar covernya di bawah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar