Kamis, 06 Juli 2017

23 September 2017....Rapture?! Kalaupun Iya, Yakin Bakal Ikut?

Baiklah, belakangan ini mulai menghangat lagi topik "tanggal rapture". Hampir setiap tahun selalu saja ada yang "meramalkan" tanggal rapture/pengangkatan yang tentunya sampai saat ini semuanya adalah omong kosong.


Apa yang menyebabkan tanggal ini begitu spesial kali ini?
Pada tanggal 23 September 2017, diyakini di atas langit Yerusalem akan terlihat tanda persis seperti yang tertulis di kitab Wahyu tepatnya Wahyu 12:1.
Diyakini, konstelasi Virgo akan bermahkotakan konstelasi Leo (9 bintang) dan 3 planet sehingga seakan-akan memiliki mahkota 12 bintang. Kemudian bulan akan terletak di kaki konstelasi Virgo, matahari akan berada di dekat Virgo dan Jupiter akan berada di daerah sekitar "rahim" Virgo. Kemudian untuk mendukung teori ini, dikatakan bahwa peristiwa ini sangat langka, terjadi sekali dalam 7000 tahun.

Baiklah, itu sekilas mengenai apa yang diyakini dan diharapkan terjadi. Penulis tidak akan membahas apakah hal itu benar-benar akan terjadi, apa signifikansinya atau apakah rapture benar-benar akan terjadi pada hari itu, tapi mari kita fokus kepada apa yang lebih signifikan dari tanda itu. Apakah itu?

Rapture dapat terjadi kapan saja sesuai dengan waktu yang TELAH ditentukan oleh Elohim. Maka jika demikian, yang lebih penting untuk kita pikirkan adalah APAKAH KITA SUDAH TERMASUK YANG LAYAK UNTUK IKUT RAPTURE?

Harus kita ingat bahwa APAPUN YANG KITA LAKUKAN, oleh kasih karunia sajalah jika kita ikut rapture/pengangkatan. Tapi ITU TIDAK BERARTI bahwa kita bisa hidup seenaknya saja lalu mengharapkan kita ikut bersama Tuhan Yahshua di awan-awan.

Penulis akan menyampaikan secara sederhana kira-kira apa standar yang boleh kita pakai untuk mengukur apakah kita kira-kira sudah termasuk yang bakal ikut rapture.
Ketika kita akan bepergian untuk rekreasi ke tempat yang jauh, kira-kira apakah kita akan
mengundang teman-teman dan saudara yang dekat dengan kita atau yang kurang dekat untuk bepergian dengan kita? Penulis yakin semua orang akan menjawab orang-orang yang dekat dengan kita. Maka dengan demikian, apakah kita mempunyai hubungan yang cukup "dekat" dengan Tuhan sampai kita merasa pasti ikut rapture? Karena secara sederhana, pastilah Tuhan akan membawa mereka yang dekat dengan-Nya yang berkenan di hati-Nya.

Bagaimana hubungan yang cukup dekat dengan Tuhan itu ingin kita jabarkan?
Marilah kita melihat keseharian kita terlebih dahulu sebelum membahas dengan ayat-ayat Kitab Suci dengan lebih mendalam:

1. Apakah kita meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan?
Adakah waktu-waktu khusus (saat teduh) yang kita berikan bagi Tuhan? Dan juga bagaimana kualitas waktu yang kita berikan itu? Waktu sisa, waktu-waktu mepet, atau waktu yang terbaik?

2. Apakah Tuhan adalah yang terutama dalam hidup kita?
Bagaimana kita tahu apakah kita menempatkan Tuhan yang terutama di dalam hidup kita atau tidak? Dengan cara memeriksa diri sendiri, apakah kita memiliki "kecanduan" atau hal-hal yang lebih kita pentingkan dari Tuhan. Kecanduan-kecanduan yang secara umum dimiliki oleh banyak orang di zaman sekarang :
- Kecanduan bermain game (banyak anak muda bahkan penulis termasuk dalam hal ini XP). Sebelum tidur dan ketika bangun tidur yang pertama sekali diperiksa adalah gamenya. Saat teduh nanti dulu, setelah mengecek game. Apakah begini yang berarti menempatkan Tuhan sebagai yang terutama?
- Kecanduan menonton siaran televisi. 
Banyak sekali yang memiliki kecanduan ini, siaran-siaran yang biasanya menjadi "berhala" kita adalah sinetron, drama(korea), olahraga. Banyak orang yang rela begadang dan tidak tidur sampai jam 2 atau 4 pagi HANYA untuk menonton siaran sepakbola. Ada yang untuk menonton drama korea rela duduk manis di depan televisi berjam-jam. Apakah kita akan rela bangun jam 2 pagi untuk bersekutu dengan Tuhan? Apakah kita akan rela begadang untuk berdoa semalam-malaman? Apakah kita akan rela menutup televisi ketika acara kesukaan kita sedang disiarkan untuk berdoa jika Elohim meminta kita untuk bersekutu dengan-Nya?
- Kecanduan dalam menjaga penampilan/fashion. 
Biasanya hal ini ditemukan pada perempuan namun tidak sedikit juga pria yang tergolong kecanduan hal ini, mulai dari make up tebal, cat rambut, cat kuku, tato badan, tato alis, tindik, bulu mata palsu, operasi anggota tubuh untuk masalah kecantikan, dll dsbnya. Satu pertanyaan sederhana yang bisa kita ajukan kepada diri sendiri mengenai hal ini, APAKAH KITA MEMANG TIDAK CUKUP BAIK DI MATA KITA SENDIRI (jika tidak mau dikatakan BEGITU JELEKNYA) sampai-sampai kita mengubah begitu banyak hal tersebut?
Ketahuilah, setiap hal yang kita ubah dari diri kita adalah sebuah pernyataan kepada Tuhan bahwa apa yang sudah Dia buat adalah JELEK atau tidak cukup baik di mata kita.
Jika kita membaca ayat Yesaya 44:24, Yesaya 49:5, Yeremia 1:5, dengan jelas dikatakan bahwa Elohim membentuk kita dari kandungan. Rasul Paulus dalam 1 Timotius 2:9 bahkan telah menyatakan adalah lebih baik jika seorang wanita mendandani dirinya sendiri dengan kesederhanaan dan penguasaan diri BUKANNYA dengan perhiasan.
Jadi, apakah yang sedang kita lakukan? Dengan melakukan hal-hal ini, kita sedang menyatakan bahwa kita tidak menyukai hasil karya-Nya, yaitu kita. Apakah begini caranya menghargai apa yang sudah Tuhan kerjakan bahkan dari kandungan? Padahal di mata-Nya, apa yang sudah dijadikan-Nya itu BAIK.
- Kecanduan Belanja/Shopping, perilaku Hedonistik
Hal ini biasanya berhubungan dengan kecanduan menjaga penampilan/fashion. dan kesenangan yang berlebihan. Untuk menjaga penampilan, ada yang tidak segan-segan berbelanja baju baru mungkin setiap hari?, kemudian segala macam perhiasan dari cincin batu akik, kalung, gelang, anting-anting, jam tangan, tas-tas mahal sampai-sampai jadi seperti toko emas berjalan. Lalu ada juga yang membeli barang-barang yang jelas tidak diperlukannya HANYA karena barang tersebut mungkin sedang diskon dengan alasan "Ah, nanti mungkin ada gunanya". Begitu juga dengan berfoya-foya bersama-sama teman-teman. Apakah kita mau menghabiskan waktu yang sama untuk belanja dengan bersekutu dengan Tuhan? Apakah kita mau "membelanjakan" uang kita untuk investasi surgawi? Yaitu dengan memberi bantuan kepada orang-orang miskin, yatim piatu, membantu pendidikan anak-anak putus sekolah? Atau memberikan dukungan finansial bagi pelayanan misi penginjilan? Mungkin memberi Kitab Suci gratis? Tidak ada salahnya menggunakan berkat untuk diri sendiri, tetapi jika selalu hanya untuk diri sendiri dan tidak untuk memberkati orang lain, apakah ini tidak termasuk "kecanduan"?
- Cinta Uang
Kebalikan dari kecanduan belanja, orang-orang ini akan menjadi sangat perhitungan terhadap penggunaan uang dan sebisa mungkin semua yang dikerjakan harus ada imbalannya berupa uang. Ketika harus memilih, mana yang akan kita pilih, Tuhan atau uang? Secara teori mengatakan memilih Tuhan itu mudah, tetapi praktek di lapangan menunjukkan belum tentu semudah itu jika hati kita sudah cinta uang.
- Kecanduan rokok, minuman keras, dan narkoba
Sebenarnya kecanduan yang ini hampir tidak perlu penjelasan. Sudah jelas bahwa ini kecanduan yang harus dilepaskan, bisa secara rohani (dalam kasus yang amat jarang) ataupun melalui jalur tertentu seperti panti rehabilitasi. Dari segi medis sudah sangat jelas, kecanduan salah satu atau lebih dari tiga hal ini sama dengan bunuh diri dengan cara MPP (Mati Pelan-Pelan). Persoalannya selama kita memiliki kecanduan ini, apakah mungkin kita akan memilih Tuhan sebagai yang terutama di hidup kita?
- Kecanduan pornografi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecanduan pornografi lebih buruk akibatnya di masa depan daripada kecanduan narkoba, karena pornografi dapat merusak otak secara permanen karena yang ada di pikiran kita adalah pornografi melulu. Jika harus memilih, mana yang akan kita pilih, pornografi atau Tuhan?
Masih banyak lagi kecanduan-kecanduan lainnya yang tidak penulis bahas. Intinya saja, kecanduan adalah sama dengan menduakan Tuhan jika tidak mau dikatakan sama dengan penyembahan berhala dan Tuhan tidak menyukainya. Maka, dengan kecanduan kita masing-masing, apakah masih layak kita mengharapkan untuk ikut rapture?

3. Apa buah-buah yang sudah kita hasilkan?
- Harap diingat, buah-buah yang dilihat Tuhan adalah buah-buah roh, bukan banyaknya jiwa-jiwa yang kita bawa kepada Tuhan. Banyak orang dan gereja yang lebih menekankan pada jiwa-jiwa yang dibawa masuk untuk berjemaat ke dalam gereja dan ini "dianggap" sebagai buah-buah yang seharusnya kita hasilkan. 
UNTUK DICATAT, SEKALIPUN KITA MEMBAWA 1(SATU) JUTA jiwa kepada Tuhan, tetapi kalau ada sesuatu di hidup kita yang tidak berkenan di mata Tuhan, kita juga tidak bakal selamat. Rasul Paulus telah memperingatkan tentang hal ini di 1 Korintus 9:27, bahwa jangan setelah dia memberitakan Injil, dia sendiri ditolak oleh karena tidak menjaga tubuhnya dari segala keinginan. Benny Hinn adalah contoh terbaik dalam hal ini. Dalam kesaksiannya ketika di Afrika Selatan beberapa tahun lalu, dengan rendah hati dia mengakui bahwa ketika dia dirawat karena masalah jantung, Tuhan memberi dia "mimpi" yang menunjukkan bahwa dia tidak selamat dan diberi kesempatan kedua untuk bertobat. Padahal jika kita lihat hidup seorang Benny Hinn, sudah berapa banyak jiwa yang dibawanya kepada Tuhan? Adakah kita dianugerahi kuasa seperti dia? Adakah kita membawa jiwa kepada Tuhan sebanyak yang dia bawa? Apakah kita "melayani" Tuhan seperti dia? Tapi dari sini dapat diambil pelajaran, bahwa STANDAR TUHAN mengenai buah-buah bukanlah jumlah jiwa yang kita bawa, tetapi buah-buah roh yang berarti perubahan karakter yang semakin menyerupai apa yang Tuhan inginkan. Bagi yang ingin membaca kesaksian Benny Hinn (bahasa Inggris) bisa dilihat melalui link dibawah ini :


Baiklah, setelah memeriksa diri, coba kita baca apa sebenarnya pesan Tuhan secara sederhana tentang rapture? Ketika Tuhan menjelaskan sedikit mengenai hari Tuhan, Dia memberikan "cara" untuk ikut rapture. Dari Lukas 21:34-36 / Luke 21:34-36:

TB:
34. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
35. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
36. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

ILT:
34. Tetapi jagalah dirimu supaya hatimu tidak dibebani oleh kebingungan dan kemabukan serta kekhawatiran hidup, dan hari yang tak terduga itu akan datang kepadamu.
35. seperti jerat, sebab ia akan datang ke atas segala sesuatu yang tinggal di atas seluruh muka bumi ini.
36. Maka berjaga-jagalah setiap saat sambil berdoa, supaya kamu dianggap layak untuk luput dari semua hal-hal ini yang akan segera terjadi dan untuk berdiri di hadapan Anak Manusia.

KJV:
34. And take heed to yourselves, lest at any time your hearts be overcharged with surfeiting, and drunkenness, and cares of this life, and so that day come upon you unawares.
35. For as a snare shall it come on all them that dwell on the face of the whole earth.
36. Watch ye therefore, and pray always, that ye may be accounted worthy to escape all these things that shall come to pass, and to stand before the Son of man.

JGLT:
34. But take heed to yourselves that your hearts not be loaded down with headaches, and drinking, and anxieties of life, and that day come suddenly upon you
35. as a snare, for it will come in on all those sitting on the face of all the earth. Isa.:
36. Then be watchful at every time, begging that you be counted worthy to escape all things, the things being about to happen, and to stand before the Son of Man.

HCSB:
34. Be on your guard, so that your minds are not dulled from carousing, drunkenness, and worries of life, or that day will come on you unexpectedly
35. like a trap. For it will come on all who live on the face of the whole earth.
36. But be alert at all times, praying that you may have the strength to escape all these things that are going to take place and to stand before the Son of Man.

CJB:
34. "But keep watch on yourselves, or your hearts will become dulled by carousing, drunkenness and the worries of everyday living, and that Day will be sprung upon you suddenly like a trap!
35. For it will close in on everyone, no matter where they live, throughout the whole world.
36. Stay alert, always praying that you will have the strength to escape all the things that will happen and to stand in the presence of the Son of Man.

HRB:
34. But beware in yourselves that your hearts never become heavy by extravagance and by drunkenness and by distress of the world, and that day should come suddenly upon you
35. as a snare, for it will come in on all those sitting on the face of all the earth (Isa.24:17)
36. Then be watchful at every time, begging that you be counted worthy to escape all these things, the things being about to happen, and to stand before the Son of Man.


Ketika Tuhan Yahshua berbicara di ayat ini, Ia sedang mengatakan tentang apa yang akan terjadi menjelang hari Tuhan yaitu masa tribulasi. Tetapi dari ayat 34-36, secara khusus Ia memperingatkan orang percaya dan memberi jalan keluar dari masa-masa itu.

3 Hal saja yang dipesankan oleh Tuhan Yahshua :
1. JAGALAH diri dari SEGALA keterikatan/kecanduan kepada dunia ini.
Segala keterikatan kita kepada dunia, baik yang menyenangkan (kesenangan bersifat hedonistik - foya-foya, mabuk-mabukan, pesta pora) maupun yang tidak menyenangkan (terlalu khawatir dan dipusingkan oleh masalah pekerjaan, bisnis, dll) akan menjauhkan kita dari Tuhan, itu sebabnya Tuhan memperingatkan hal ini karena fokus kita haruslah tetap kepada-Nya dan bukan dunia ini ataupun masalahnya. Ketika kita tidak fokus kepada Tuhan, masa itu akan datang seperti perangkap karena kita TIDAK SIAP.
2. Berjaga-jaga/watchful/alert
Apa yang dimaksud dengan berjaga-jaga? Artinya bahwa kita harus waspada. Waspada terhadap apa? Hal ini sebenarnya merupakan pengulangan yaitu penekanan dari perintah di ayat 34, tetapi sedikit lebih dalam bisa dikatakan, berjaga-jaga disini bisa diartikan untuk memerintahkan agar selalu siap untuk meninggalkan dunia ini.
3. Berdoa supaya dianggap layak untuk luput dari... dan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Berdoa supaya dianggap layak untuk luput atau mungkin lebih tepat diterjemahkan "diperhitungkan" layak untuk luput. Apa maksud dari hal ini? Berarti ada yang setelah diperhitungkan, "tidak layak" untuk luput. Mengapa mereka tidak luput?
Karena ada STANDAR tertentu dari Elohim untuk memperhitungkan yang luput dan tidak.
Loh? Apakah hal ini berarti ikut rapture bukan karena kasih karunia Tuhan?
Telah penulis katakan di awal artikel bahwa hanya oleh kasih karunia sajalah kita dapat ikut rapture. Hanya saja kalau kita hanya melihat dari standar, kita akan terjebak untuk melihat perbuatan, bukannya kasih karunia. Standar yang ada adalah standar Elohim dan standar untuk ikut rapture berbeda dengan standar untuk masuk surga. Standar untuk masuk surga adalah percaya Tuhan Yahshua sebagai Tuhan dan Juru Selamat kemudian jika masih hidup, hidup kudus lalu matinya masuk surga. 
Tetapi mengapa standar untuk rapture berbeda? Karena orang-orang yang ikut rapture nantinya akan kembali memerintah BERSAMA Tuhan. Jika kita yang manusia saja lebih suka mempekerjakan orang-orang yang kita kenal dekat dan kita percaya, bagaimana dengan Tuhan? Apakah mungkin orang-orang yang memerintah bersama Tuhan, adalah mereka yang tidak termasuk "lingkaran dalam" Tuhan? Orang-orang yang dekat di hati-Nya dan tahu apa yang menyenangkan hati-Nya, tahu apa yang Dia inginkan? Maka inilah setidak-tidaknya standar rapture yang bisa kita tahu, bahwa hanya mereka yang dekat dengan Tuhan, mengenal dan dikenal Tuhan, yang berkenan di hati-Nya yang akan ikut rapture. Bagaimana ciri-ciri orang-orang ini? Sederhana: berkenan di hati Tuhan, dengan demikian hanya Tuhan yang tahu, tidak ada ciri-ciri fisik yang terlihat dari luar.
Tetapi yang tertinggal? Mari kita bahas orang-orang yang tertinggal.
Tuhan Yahshua telah menjelaskan tentang orang-orang yang tertinggal dalam ayat-ayat Kitab Suci, yaitu :
a. Matius 7:15-23
Untuk kategori yang pertama, adalah mereka yang ditegur sebagai orang-orang yang membuat kejahatan. Hal yang menarik disini adalah orang-orang ini bernubuat, mengusir roh jahat, dan membuat banyak mujizat DALAM NAMA TUHAN. Karena tidak dikatakan mujizatnya palsu atau asli, tentu kita anggap asli karena kalau tidak berarti Kitab Suci bohong dong?
Tetapi mengapa pada hari itu(ayat 23) mereka ditolak? Apakah mungkin Tuhan tidak mengenal mereka? Mungkinkah itu, sedangkan Dia yang membentuk setiap kita dari kandungan? Apa dong yang dimaksud tidak mengenal? Bukankah mereka membuat mujizat? Bukankah kalau mujizatnya asli, berarti mereka memperoleh karunia Roh Kudus? Mungkinkah orang-orang yang tidak percaya dan hanya memanfaatkan nama Tuhan untuk berbuat kejahatan memperoleh karunia Roh Kudus? Penulis merasa hal itu tidak mungkin terjadi. Orang-orang ini adalah orang percaya kepada Tuhan dan memperoleh karunia Roh Kudus TETAPI dalam perjalanan kerohaniannya mereka MENGHASILKAN buah-buah yang tidak baik sehingga dari buahnya mereka dikenal (ayat 20), dan juga mereka tidak melakukan kehendak Bapa (ayat 21). 
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena mereka tidak MENGENAL Elohim, mereka tidak berhubungan dekat dengan Tuhan. Hal ini sudah banyak terjadi di zaman akhir ini, dimana orang-orang ini lebih mementingkan kegiatan pelayanan atau gerejanya, jumlah jemaatnya, ada juga yang membawa penyembahan jemaat kepada dirinya sendiri bukan kepada Elohim dan dengan demikian MENYESATKAN umat Elohim. Dan beberapa dari mereka mengira mereka berbuat bagi Tuhan.
Harus diingat, tidak semua pelayanan yang bisa kita perbuat menyenangkan hati Bapa di surga, karena hanya persekutuan intim dengan Roh Kudus yang dapat "membuka" mata kita tentang pelayanan mana yang sesuai dengan kehendak Bapa. Jika kita melayani hanya karena sekehendak hati dan kemampuan kita, itu masih bisa ditoleransi selama pengenalan kita dengan Elohim masih baru(masih bayi rohani), tetapi jika kita tidak bertumbuh dan berhubungan intim dengan Roh Kudus, pada akhirnya ketika pelayanan kita berkembang, kita akan terbiasa bergerak sendiri TANPA PIMPINAN ROH KUDUS, dan hal ini akan dipandang bersalah oleh Elohim dan "digolongkan" sebagai pembuat kejahatan oleh Tuhan. Banyak sekali pelayanan-pelayanan seperti ini ketika dimulai, penuh dengan pimpinan Roh, tetapi ketika berkembang, mulai terjadi kompromi dengan dunia, dan karena banyak kegiatan maka tidak ada lagi waktu-waktu untuk bersekutu dengan Roh Kudus dan menjadikan pelayanan ini hanya bersifat duniawi semata. 
Apakah pelayanan ini tidak mendatangkan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya? 
Kelihatan pada permulaannya adalah baik, tetapi jika pelayanan itu bukan yang dikehendaki oleh Elohim, buahnya di belakangan hari akan memperlihatkan kenyataan yang berbeda.
b. Matius 25:1-13:
Kategori kedua adalah dari perumpamaan gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Disebutkan bahwa 10 orang gadis menunggu mempelai pria untuk datang dengan pelita mereka, tetapi karena mempelai prianya tidak datang-datang, maka mereka pun tertidur. Tiba-tiba terdengar teriakan bahwa mempelai pria sudah datang, maka ke-10 gadis ini pun bangun dan bergegas menyalakan pelitanya, tetapi gadis bodoh tidak memiliki cadangan minyak sehingga pelita mereka tidak bisa tetap menyala, dan ketika mereka pergi membeli minyak, maka mempelai pria datang dan menutup pintu. Pada akhirnya ketika gadis-gadis yang bodoh kembali, mereka tidak diizinkan masuk dan mempelai pria berkata "Aku tidak mengenal kamu".
Simbol-simbol yang digunakan Tuhan Yahshua dalam perumpamaan ini sangat jelas:
- Mempelai pria adalah Tuhan Yahshua yang datang pada saat rapture,
- Gadis-gadis yang menunggu mempelai pria adalah gereja-Nya di dunia ini yang menunggu kedatangan-Nya.
- Minyak untuk menyalakan pelita adalah Roh Kudus.
- Pelita dan nyalanya adalah Roh gadis-gadis tersebut.
Apa bedanya gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh? 
Gadis-gadis bijaksana memiliki cadangan minyak dalam buli-buli mereka, sedangkan gadis-gadis bodoh tidak memilikinya. Cadangan minyak ini adalah Roh Kudus.
Semua gadis-gadis ini tertidur karena menunggu mempelai yang tidak kunjung tiba, ini wajar karena tidak setiap saat kita bisa siaga berjaga-jaga menunggu kedatangan Tuhan. Satu hal yang menarik, mungkin inilah sebabnya dikatakan bahwa Tuhan akan datang seperti pencuri, yaitu disaat bahkan gereja-Nya yang sebenarnya juga tidak sedang berjaga-jaga. Maka ketika mereka terbangun oleh suara orang yang berseru (ini adalah tanda yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 4:16), maka semua gadis ini terbangun, TETAPI gadis-gadis bodoh tidak memiliki minyak untuk pelitanya yang hampir padam. Pelita yang hampir padam (roh yang tidak lagi menyala-nyala untuk Tuhan) ini menandakan kurangnya hubungan dengan Roh Kudus sampai di titik mereka menjadi kristen yang "biasa-biasa" bahkan mungkin tidak hidup kudus seperti kebanyakan dari kita. 
Dan disinilah mengapa ikut rapture itu adalah kasih karunia, bukan hasil perbuatan, dari perumpamaan ini jelas, "minyak"-lah (Roh Kudus) yang membuat adanya perbedaan, bukan "pelita" (roh).
Akibatnya apa? Hanya gadis bijaksana yang ikut masuk dengan mempelai pria, sedangkan gadis bodoh sibuk "mencari" penjual minyak dan akhirnya tidak diizinkan masuk.
Apa maksudnya ini? Gadis bodoh adalah gereja atau orang percaya yang tidak punya hubungan pribadi dengan Elohim dan mereka TIDAK AKAN ikut rapture. Diatas sudah dijelaskan, kita saja yang manusia kalau mengajak bepergian pastilah mengajak yang kita kenal dekat, tidak setiap orang yang kita kenal kita ajak. Hal yang sama juga merupakan standar Elohim, siapa yang mendengar suara-Nya dan melakukan perintah-Nya sehingga orang itu "nempel" di hati Elohim itulah yang akan ikut rapture.

Mengapa seenaknya saja penulis mengatakan ada standar rapture? Mari kita bahas:
Mengapa Roh Kudus diutus ke dunia ini? Untuk menjadi penolong dalam setiap orang percaya agar setiap kita TIDAK melupakan bahwa tujuan kita yang seharusnya adalah surga. Tapi apa yang terjadi? Banyak dari antara kita yang karena kesibukan dan segala kepentingan yang ada di dunia ini akhirnya memilih untuk "melupakan" Roh Kudus. Tidak lagi hidup dipimpin oleh Roh, tetapi menuruti apa yang kita anggap benar, dan terkadang mereka yang hidup dipimpin oleh Roh malah kita cap sebagai orang gila, bodoh, dsb. 
Sadarkah kita? Seringkali apa yang kita anggap baik itu adalah berasal dari pengetahuan manusia dan bertentangan dengan apa yang diajarkan Tuhan. Contoh sederhana dunia berkata hemat pangkal kaya, tetapi Tuhan mengajarkan lebih baik memberi daripada menerima. Kalau kita memberi, apakah kita akan jadi hemat? Tentu tidak. Bukankah itu adalah pemborosan? Itu menurut dunia, tetapi menurut surga berbeda, berilah maka kamu akan diberi dengan berkelimpahan. (Lukas 6:38)

Jadi, mari kita pikirkan, Roh Kudus sudah diutus, tetapi banyak orang percaya yang hari ini hidup dengan pengertiannya sendiri, tidak lagi berdoa, tidak lagi bergantung pada Roh Kudus, tidak lagi "mempunyai" waktu untuk bersekutu dengan-Nya. Secara sederhananya, kita menyia-nyiakan kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita padahal ketika Tuhan naik ke surga, setelah kedatangan Roh Kudus-lah segala mujizat kembali terjadi yang diawali dari hari Pentakosta. Apakah yang kita inginkan hanya mujizat dan berkat-Nya? Bagaimana dengan Roh Kudus? Ditinggalkan begitu saja? Juga satu hal harus kita sadari, bahwa setiap kita tidak memilih surga, berarti memilih dunia. Tidak ada pilihan di "antara" keduanya.
Harus diingat pada saat terjadi rapture, pada saat itulah Roh Kudus akan kembali ke surga, tidak ada lagi kuasa yang menahan kejahatan dan disaat itulah "manusia durhaka" itu akan muncul.( 2 Tesalonika 2:6-7)

Kesimpulannya
Bagaimanakah cara supaya kita ikut rapture? 
Dengan membangun hubungan dekat dengan Roh Kudus. Ketika kita berhubungan dekat dengan-Nya, tentunya Dia akan memberitahukan kepada kita kehendak Bapa di surga, bagaimana cara kita melayani Dia SESUAI dengan apa yang Dia inginkan karena Roh Kudus-lah yang menyelidiki kedalaman Elohim (1 Korintus 2:10-11). 
Dengan demikian, karena k?ita melayani-Nya sesuai dengan kehendak hati-Nya, tentulah Elohim akan disenangkan. Ketika kita menyenangkan hati-Nya, mungkinkah ketika Tuhan datang untuk mengangkat orang-orang percaya, kita akan dilupakan? Hanya harus diingat, ini bukanlah hasil usaha kita, tetapi hanya oleh kasih karunia-Nya, kita bisa melakukan segala pelayanan yang menyenangkan hati-Nya. 
Maka kunci untuk ikut rapture adalah Roh Kudus (hubungan dengan Roh Kudus).

Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar