Selasa, 03 Januari 2017

Kumpulan kotbah Pdt. Petrus Agung Purnomo Volume 6 : Kecerdasan Rohani

Karena volume 3, 4, dan 5 belum penulis temukan dan baca, maka artikel kali ini akan langsung membahas volume 6.



Bab 1 Roh Kanaan
Ada dua arti Kanaan:
1. Direndahkan sesuai dengan kutukan Nuh
2. Pedagang
Yang akan dibahas dalam bab ini adalah arti Kanaan sebagai pedagang .
Ketika Israel memasuki tanah Kanaan, otomatis mereka berada di bawah pengaruh roh yang ada di atas tanah Kanaan, yaitu roh dagang. Ketika kita berpindah dari suatu daerah, maka biasanya banyak hal yang berbeda di daerah baru yang kita kunjungi. Mengapa demikian? Karena ada roh teritorial yang menguasai setiap tempat. Dan roh itu mempengaruhi segala sesuatu yang berada di tempat tersebut.
Lalu, apa akibatnya pada gereja? Gereja adalah Israel rohani, sehingga roh dagang itu pun berada di gereja. Segala sesuatu diperhitungkan dengan masalah untung rugi. Jika memberi berapa, maka berharap diberkati berapa.
Ada ciri-ciri yang merupakan bukti bahwa seseorang memiliki roh dagang dalam hidupnya. Ketika seseorang bertambah kaya, dia semakin sulit memberkati. Karena yang dipikirkan olehnya bahwa semua yang didapatkannya adalah karena perbuatan tangannya, padahal semuanya adalah berkat Tuhan.
Pada Ulangan 8:17-20 telah dijelaskan bahwa Tuhanlah yang memberikan kepada kita kekuatan untuk memperoleh kekayaan, bukan karena kekuatan kita atau hasil jerih payah kita sehingga tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah.

Apa akibatnya jika kita memiliki roh dagang/roh Kanaan?
Roh ini akan membawa hati kita menjauh dari Tuhan dan pada akhirnya akan berujung pada maut.

Pertanyaannya bagi kita, jika orang melihat kita, apakah orang akan berjumpa dengan Tuhan yang menyertai kita? Atau orang hanya mau belajar prinsip-prinsip dari kita? Itu jauh berbeda.
Jika orang hanya mau belajar prinsip dari kita, ada bahaya dosa membuat orang menjauh dari Tuhan. Tetapi jika orang melihat kita dan takjub melihat perbuatan Tuhan atas hidup kita, maka tentulah dia akan memuliakan Tuhan. Jika tadinya belum percaya, mungkin menjadi percaya. Dan jika tadinya adalah orang percaya, tentunya imannya akan bertumbuh karena melihat kebaikan-kebaikan Tuhan.


Bab 2 Ujian Akhir Kehidupan
Ketika Musa mengambil seorang perempuan Kusy, yang kena kusta setelah menghakiminya adalah Maryam. Padahal Harun juga ikut bersama Maryam. Mengapa Harun tidak kena kusta? Padahal Harun jugalah yang membuat anak lembu emas yang membuat Israel berdosa. Jawaban dari hal ini adalah karena Harun diurapi Tuhan (hal ini dihitung dari sejak dia bersama Musa mendampinginya membebaskan Israel dari perbudakan Mesir) dan itulah sebabnya Tuhan melindunginya sekalipun dia berbuat kesalahan. Tetapi lihat apa yang terjadi ketika jubah imamnya dilepas (beserta juga urapannya dipindahkan kepada anaknya Eleazar), dia langsung mati tanpa ditunda lagi (Bilangan 20:28)

Sebab itu, jika kita menghakimi seorang hamba Tuhan ketika dia masih dalam urapan dan proteksi Tuhan, maka kita akan berhadapan dengan Tuhan sendiri.

Ujian akhir bagi Yahshua sebelum memulai pelayanan-Nya adalah ujian di padang gurun. Apakah ujian ini mudah? Tentu tidak.
Apakah ada dari antara kita yang dengan sukarela ingin pergi ke padang gurun?
Lukas 4:1 menuliskan, bahwa Yahshua dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Hal ini adalah bukti bahwa Dia ke padang gurun bukanlah atas keinginan-Nya sendiri tetapi oleh karena KEHENDAK ELOHIM.
Kuncinya adalah kehendak Elohim. Maka setelah selesai berpuasa 40 hari, apakah Yahshua langsung kembali? Tidak, malah saat itu ketika Dia baru saja menyelesaikan puasa-Nya, datanglah Iblis dengan ujian akhir untuk-Nya. Tiga kali Iblis mencobai Putra Tunggal Elohim untuk membuat-Nya jatuh dan gagal, tetapi Yahshua hanya berpegang kepada satu hal untuk melawan Iblis. Apakah itu? Kehendak Elohim.

Selama suatu hal seberapa masuk akal pun tetapi bertentangan dengan kehendak Elohim, tidak akan Dia lakukan. Itu saja intinya. Apakah ini mudah? Tentu saja tidak.

Jika kita hanya ingin menuruti kehendak Elohim saja, ketahuilah selalu ada harga yang harus kita bayar. Kita bisa saja tidak populer, dibenci oleh banyak orang, bahkan mereka yang mengaku sebagai orang percaya, tetapi kelakuan dan perbuatannya tidak menunjukkan hal tersebut.


Bab 3 Salib dan Penderitaan
Banyak kali dalam kehidupan, orang percaya tidak bisa melaksanakan kehendak Tuhan. Mengapa? Karena setiap orang mempunyai persepsi masing-masing bagaimana kehendak Tuhan seharusnya terlaksana dalam hidupnya. Sederhananya, mencoba mengatur Tuhan.

Untuk dapat melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup, kita harus didewasakan secara rohani.
Apakah proses pendewasaan itu seperti berjalan di jalan rata dan disamping kiri kanan bertabur bunga?
Tidak, proses pendewasaan itu menyakitkan.

Setiap anak Tuhan harus melewati proses pendewasaan ini jika ingin melaksanakan kehendak Tuhan, karena dengan demikian kita akan memiliki hubungan persekutuan (fellowship) yang intim dengan Tuhan. Kita boleh saja menjadi orang percaya selama berpuluh-puluh tahun. Tetapi keintiman hubungan kita dengan Tuhan hanya ditentukan apakah kita menjalani proses pendewasaan atau tidak. Sebagaimana dalam Filipi 3:10, Paulus telah mengatakan tentang persekutuan dalam penderitaan-Nya.

Secara manusia pun, kedekatan orang senasib dalam penderitaan, persekutuannya paling kuat, bahkan melebihi persaudaraan dengan saudara kandung sendiri. Maka keintiman hubungan kita dengan Tuhan juga hanya bisa diperdalam jika kita membiarkan Roh Kudus membawa kita melewati jalan penderitaan yang sama. Sadarkah kita, sekalipun tidak enak, tetapi hidup dalam penderitaan itu yang memberi kekuatan bagi kita?

Setiap kali kita melewati sesuatu yang berat dalam hidup kita, batin kita akan menjadi lebih kuat, sampai-sampai jika kita harus mengalami penderitaan yang sama, kita mungkin tidak akan terlalu merasakannya lagi. Peribahasanya ala bisa karena biasa.

Ketika orang didewasakan Tuhan, dia harus mengerti bahwa setiap perkara rohani yang Tuhan berikan itu selalu mempunyai harga yang harus dibayar. Seringkali untuk mereka yang dihinggapi roh Kanaan, maka Tuhan akan mengambil apa yang ada padanya terutama jika orang tersebut terikat pada hartanya sehingga sulit memberkati. Tuhan tidak perlu kekayaan kita. Malah Dia ingin memberkati kita sampai berlimpah-limpah, tetapi Dia butuh hati kita utuh dan benar, karena kalau kita berubah setia, setan akan menyambarnya dan tiba-tiba hidup kita akan dililit dengan akar kepahitan yang sangat mengerikan.

Ketika mendekati akhir hidupnya, Daud diuji Tuhan untuk menghitung bangsa Israel. Setelah Daud menghitungnya, maka tulah menimpa dan untuk meredakannya, Daud harus membangun mezbah. Mezbah yang ingin dibangun tersebut ada di tanah milik Arauna, dan Arauna ingin memberikannya kepada Daud secara gratis. Tetapi Daud tidak mau mempersembahkan korban kepada Elohim tanpa membayar apapun. Dia membayar Arauna dengan harga lima puluh syikal perak. Pengorbanan seperti yang diberikan Daud inilah yang berkenan bagi Tuhan dan mematahkan kuasa roh Kanaan.


Bab 4 Arahkan Hatimu Kepada Tuhan
Ketika Yakub memperistri Lea dan Rahel. Maka dia lebih mencintai Rahel daripada Lea. Tetapi Lealah yang diberkati Elohim dengan keturunan. Hanya saja dari keempat anak pertamanya, hanya pada anak keempatlah Lea mengucap syukur kepada Elohim. Maka apa yang terjadi di kemudian hari? Dari suku Yehudalah Tuhan Yahshua dilahirkan.

Ketika sebuah pengorbanan yang dikehendaki Tuhan bisa membuat hati kita bersyukur, maka hal itu akan membuat cawan yang harus kita minum bukan lah lagi cawan kesengsaraan, tetapi cawan berkat.


Bab 5 Kesombongan Mengundang Badai
Kesombongan mengundang penindasan dan aniaya dalam hidup kita. Kesombongan merupakan magnit yang menarik persoalan dan tekanan dalam hidup kita. Contohnya apa yang terjadi pada Hagar ketika dia mengetahui bahwa dia hamil, sedangkan nyonyanya Sarai tidak dapat hamil. akibatnya adalah dia ditindas oleh Sarai.

Kesombongan itu mengundang badai dalam hidup kita. Ketika kita diberkati Tuhan, seringkali meskipun mengucap syukur, tetapi kesombongan datang atas kita oleh karena uang, status, dan hal lainnya. Apa yang kelihatan begitu baik dan rendah hati, berubah sedemikian menjadi sombong dan memandang rendah orang lain.


Bab 6 Apel Cinta
Ketika Lea dan Rahel memperebutkan cinta Yakub, di suatu saat ketika Ruben anak sulung Yakub sedang berjalan-jalan dan menemukan buah dudaim maka Rahel memintanya dari Lea dengan menyewakan Yakub kepada Lea.

Apa itu buah dudaim?
Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya, buah dudaim disebut love apple atau apel cinta. Bentuknya sebesar apel tapi termasuk jenis melon.

Apa khasiat buah ini?
Ada dua khasiatnya, yaitu:
1. Menimbulkan rangsangan seksual.
2. Kalau dimakan oleh perempuan akan membuat kandungannya menjadi subur.

Rahel meminta buah itu dengan harapan agar dengan memakannya, dia mempunyai kemungkinan untuk bisa hamil.
Lalu apa yang dilakukan Lea? Lea melakukan suatu pengorbanan memberikan buah dudaim itu dengan ganti Yakub. Mengapa ini adalah pengorbanan? Bukankah itu adalah harga sewa? Satu satunya senjata yang dimiliki oleh Lea untuk mendapat cinta Yakub adalah anak-anaknya. Jika karena memakan buah dudaim, maka Rahel dapat melahirkan, maka Yakub tidak akan mencintainya sama sekali. Tetapi dengan mengorbankan buah dudaim itu, Lea akhirnya melahirkan Isakhar, anak kelimanya. Tahukah apa yang terjadi di kemudian hari? Saat ini, orang-orang Yahudi yang menguasai uang di dunia berasal dari bani Isakhar. Pengorbanan yang dilakukan Lea menuai berkat berkelimpahan bagi keturunannya. Ketika Tuhan memberkati kita dengan apapun, yang diinginkannya adalah keintiman dengan kita. Tetapi seringkali ketika diberkati, yang terjadi adalah kita semakin jauh dari Tuhan. Seperti yang terjadi dengan Lea, setelah mengucap syukur atas Yehuda, dia masih diberkati dengan dua anak lagi, tetapi dia tidak bersyukur.

Akibatnya apa yang terjadi? Tuhan mengarahkan pandangan-Nya kepada Rahel dan dibukalah kandungannya sehingga Rahel mengandung dan melahirkan Yusuf.

Hal yang sangat ironis adalah bahwa Lea melahirkan enam orang anak bagi Yakub, dan keenamnya tidak disayangi Yakub seperti dia menyayangi Yusuf dan Benyamin yang juga lahir dari Rahel. Mengapa begini? Karena dari awalnya yang dicintai Yakub adalah Rahel dan bukan Lea. Inilah yang diinginkan Tuhan dari kita, kemesraan cinta Yakub dan Rahel.


Bab 7 Kecerdasan Rohani
Lukas 13:30 menuliskan bahwa ada orang yang terakhir akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir. Didalam kisah-kisah kitab suci, banyak sekali ditemukan bahwa anak-anak sulung yang seharusnya menerima berkat yang terbaik (dua bagian) malah tidak bisa menerima apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Contohnya :
- Kain dan Habel. Kain yang merupakan anak sulung, tetapi korban yang menerima perkenan Tuhan adalah korban Habel.
- Esau dan Yakub. Karena memandang remeh hak kesulungannya, akhirnya sekalipun dengan menipu, Yakub yang mendapat berkat anak sulung tersebut.
- Ruben dan Yusuf. Ruben yang merupakan anak sulung Yakub, tetapi karena dia berzinah dengan gundik ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada Yusuf.
- Dua setengah suku Israel yang memilih untuk tidak memasuki tanah Kanaan adalah Ruben, Gad, dan Manasye. Ruben adalah anak sulung Yakub dari Lea, Gad adalah anak sulung dari Zilpa, dan Manasye adalah anak sulung dari Yusuf.

Mengapa hal ini terjadi?
Dari kisah Yakub dan Esau, yang diambil sebagai bahan pembahasan, tampaklah bahwa anak sulung (dalam hal ini Esau) menganggap remeh hak kesulungannya, sehingga hak kesulungan jatuh pada anak bungsu (sekalipun tidak semuanya seperti itu).
Yakub memiliki sesuatu yang dapat diistilahkan "Kecerdasan Rohani", dimana dia tahu secara legal/resmi, dia tidak bisa mendapat ucapan berkata dari Ishak dan hak kesulungan sekalipun dia tahu bahwa hal itu adalah hal yang luar biasa penting dalam hidup seseorang. Karena Esau menganggap remeh hak kesulungan itu, maka dia menukarnya dengan masakan. Dan hal itu membuatnya kehilangan hak untuk disebut oleh keturunan berikutnya. Jika tidak, tentulah akan disebut Elohim Abraham, Elohim Ishak, dan Elohim Esau bukannya Elohim Yakub.

Dengan kecerdasan rohani, secara legal Yakub memperoleh hak kesulungan dan ketika diberkati Ishak sekalipun dengan cara menipu, berkat itu secara legal telah menjadi miliknya. Hanya saja, karena dia menipu, maka ada harga yang harus dia bayar yaitu ditipu Laban mertuanya berkali-kali. Dengan kecerdasan rohani juga Yakub memperoleh berkat sampai dua kali. Yang pertama oleh Ishak ayahnya, dan yang kedua oleh Elohim ketika dia dalam perjalanan kembali dan bermalam di Pnuel.

Untuk berkat yang kedua, setelah Yakub diberkati, maka selama sisa hidupnya dia harus menyeret kakinya yang pincang. Hal ini merupakan simbol dari hidupnya yang harus diseret karena berikutnya yang akan dia alami adalah penderitaan demi penderitaan. Rahel mati di dekat jalan ke Efrata, Betlehem. Kemudian Dina, anak perempuannya satu-satunya diperkosa. Lalu ketika dikiranya bahwa anaknya, Yusuf telah mati, ia berkabung selama belasan tahun. Adakah yang baik dalam sisa hidupnya setelah ia diberkati Elohim? Tidak, tetapi dia masih bisa memberkati Firaun, kemudian cucu-cucunya Manasye dan Efraim, dan juga dua belas suku Israel yang merupakan keturunan dari anak-anaknya.

Mengapa dia dapat melakukan hal ini? Bahkan ketika dia memberkati Manasye dan Efraim, matanya telah buta, tetapi dia masih mengetahui untuk menyilangkan tangannya sehingga memberkati yang bungsu lebih dari yang sulung?
Jawabannya adalah karena semua penderitaan yang dia alami mendewasakan dan mempertajam kerohaniannya dan kenabiannya.


Bab 8 Loyalitas dan Kesetiaan
Kita memerlukan hati hamba didalam hidup kita untuk dapat melaksanakan kehendak Tuhan. Apa itu hati hamba? Kerendahan hati. Mengapa kita perlu kerendahan hati? Karena mereka yang tinggi hati tidak dikenan Tuhan.

Setiap kali kita bergaul dengan Tuhan, ada sesuatu yang Tuhan masukkan dalam hidup kita, itu seperti benih yang Dia taburkan. Kalau kita setia seperti seorang hamba, maka akan terjadi benih-benih ilahi yang kelak melahirkan perkara-perkara rohani yang luar biasa.

Dalam bab ini, kita akan mempelajari sikap tiga orang wanita:
1. Sikap Sarai, istri Abraham
Sarai sebelum memberi Hagar kepada Abraham, ia berkata, "Engkau tahu, TUhan tidak memberi aku melahirkan anak." Sekalipun dalam hal ini penulis tidak menyalahkannya karena ia melihat usianya, tetapi pernyataan itu merupakan kseimpulan yang terlalu dini.
Mengapa orang bisa membuat kesimpulan yang tergesa-gesa?
Karena dia tidak punya daya tahan untuk menanti lebih lama lagi.

Sarai sudah menanti cukup lama dan tidak ada tanda sedikit pun bahwa Tuhan akan segera menggenapi janji-Nya sehingga dia menarik kesimpulan itu. Orang kristen juga seperti Sarai, seringkali berkesimpulan bahwa Tuhan itu lambatnya luar biasa dalam memenuhi janji-Nya, dan seringkali tidak terjadi apa-apa. Juga ada sikap yang seperti Sarai, pada awalnya percaya kepada janji yang diberikan kepada Abraham, tetapi di tengah jalan ketika penantian tiba, daya tahannya untuk menanti terhenti, dan dia membuat kesimpulan yang terlalu dini.

Orang percaya harus belajar menantikan Tuhan, karena seringkali kita tidak pernah bisa membaca ke mana arah Tuhan bergerak. Kita seringkali tidak pernah mengerti kemana arah Tuhan membawa kita. Orang percaya yang mau belajar sabar menanti, dia akan punya daya tahan dari dalam untuk menantikan janji Tuhan.

2. Sikap Ribka, istri Ishak
Ketika Esau dan Yakub bertolak-tolakan (bertengkar) di dalam rahimnya, Ribka meminta petunjuk Tuhan. Dan pada saat itu dia sudah mengetahui bahwa Yakub akan berkuasa atas Esau. Itulah sebabnya dikatakan Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub (karena dia tahu Tuhan telah menyatakan keberpihakan-Nya kepada Yakub)
Ada banyak hal di dalam hidup kita yang akan semakin tidak jelas, kecuali kita meminta petunjuk Tuhan untuk dapat mengerti apa yang Tuhan ingin sampaikan dalam hidup kita.

3. Sikap Rahel, istri Yakub
Rahel ketika melahirkan Benyamin, dia sangat kesakitan. Dan dalam kesakitannya, dia ingin membaginya kepada orang lain. Itulah sebabnya anaknya lahir diberi nama Ben-oni yang artinya anak penderitaanku. Tetapi ketika Yakub mendengarnya, maka untuk pertama kalinya Yakub mengintervensi dan memberi nama lain kepada anak itu. Dari Ruben anak pertama Yakub sampai dengan Yusuf anak kesebelas Yakub, tidak satupun yang diberi nama oleh Yakub sendiri, semuanya diberi nama oleh istri-istrinya, tetapi Ben-oni diberinya nama baru yaitu Benyamin yang berarti anak dari tangan kananku.

Mengapa Yakub melakukan hal itu?
Karena insting kenabiannya. Dia tahu nama itu akan membuat hidup anak itu hancur. Dan di kemudian hari, hampir saja suku Benyamin dipunahkan oleh saudara-saudaranya sendiri.

Hidup kita sebagai orang percaya, harus belajar untuk bisa menyikapi apa yang sedang Tuhan masukkan benih-Nya dalam hidup kita. Kalau kita mau belajar meminta petunjuk Tuhan dalam segala sesuatu, kita akan didewasakan Tuhan dengan cara yang ajaib.


Bab 9 Tiga Macam Batu
Batu yang pertama : batu impian
Yakub mengambil batu yang dia pakai sebagai alas kepala ketika dia tidur lalu mendirikannya sebagai tugu dan menuang minyak keatasnya. Maka seperti Yakub, orang percaya yang ingin maju dalam Tuhan dan bertumbuh dalam rohnya dengan Tuhan, dia harus punya alas yang namanya batu impian ini. Orang percaya yang sudah berhenti dari impian-impian ilahinya, maka berhentilah juga pertumbuhan rohaninya, juga jalan-jalannya dengan Tuhan akan berhenti.

Baru yang kedua : lima batu yang licin
Sebelum Daud melawan Goliat, dia mengambil lima buah batu dari dasar sungai dan satu dipakainya untuk membunuh Goliat. Goliat hanya melihat tongkat yang dibawa Daud sehingga dia meremehkannya karena dia tidak melihat batu yang disimpan dalam kantung Daud. Maka akhirnya dia mati karena yang tidak terlihat olehnya itu.
Daud mengambil lima batu tanpa menyadari bahwa yang dilakukannya itu adalah sesuatu yang profetik(harap diingat, Daud telah diurapi oleh Samuel ketika hal itu terjadi. Jadi ada urapan atas Daud) karena selama hidupnya, Daud dan para pahlawannya mengalahkan lima raksasa (empat raksasa sisanya dikalahkan oleh para pahlawan Daud)
Kita sebagai orang percaya juga harus menjadi giant killer seperti Daud dan juga harus melahirkan giant killer-giant killer yang lainnya seperti para pahlawan Daud.

Batu yang ketiga : batu yang berlumuran darah para martir
Batu yang terakhir ini semoga tidak pernah kita gunakan. Karena batu inilah yang membunuh Stefanus martir pertama yang penuh dengan Roh Kudus. Janganlah sampai kita menjadi pelempar batu ketiga ini.

Sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.


Karena artikel ini hanya berisi inti dari buku kumpulan kotbah dengan ditambah sedikit penjelasan dari penulis, maka jika ada yang merasa kurang memahami dapat membaca sendiri bukunya. (gambar covernya di bawah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar