Karena volume 3, 4, dan 5 belum
penulis temukan dan baca, maka artikel kali ini akan langsung membahas volume
6.
Bab 1 Roh Kanaan
Ada dua arti Kanaan:
1. Direndahkan sesuai dengan kutukan
Nuh
2. Pedagang
Yang akan dibahas dalam bab ini
adalah arti Kanaan sebagai pedagang .
Ketika Israel memasuki tanah
Kanaan, otomatis mereka berada di bawah pengaruh roh yang ada di atas tanah
Kanaan, yaitu roh dagang. Ketika kita berpindah dari suatu daerah, maka
biasanya banyak hal yang berbeda di daerah baru yang kita kunjungi. Mengapa
demikian? Karena ada roh teritorial yang menguasai setiap tempat. Dan roh itu
mempengaruhi segala sesuatu yang berada di tempat tersebut.
Lalu, apa akibatnya pada gereja?
Gereja adalah Israel rohani, sehingga roh dagang itu pun berada di gereja.
Segala sesuatu diperhitungkan dengan masalah untung rugi. Jika memberi berapa,
maka berharap diberkati berapa.
Ada ciri-ciri yang merupakan
bukti bahwa seseorang memiliki roh dagang dalam hidupnya. Ketika seseorang
bertambah kaya, dia semakin sulit memberkati. Karena yang dipikirkan olehnya
bahwa semua yang didapatkannya adalah karena perbuatan tangannya, padahal
semuanya adalah berkat Tuhan.
Pada Ulangan 8:17-20 telah
dijelaskan bahwa Tuhanlah yang memberikan kepada kita kekuatan untuk memperoleh
kekayaan, bukan karena kekuatan kita atau hasil jerih payah kita sehingga tidak
ada dasar bagi kita untuk bermegah.
Apa akibatnya jika kita
memiliki roh dagang/roh Kanaan?
Roh ini akan membawa hati kita
menjauh dari Tuhan dan pada akhirnya akan berujung pada maut.
Pertanyaannya bagi kita, jika
orang melihat kita, apakah orang akan berjumpa dengan Tuhan yang menyertai
kita? Atau orang hanya mau belajar prinsip-prinsip dari kita? Itu jauh berbeda.
Jika orang hanya mau belajar
prinsip dari kita, ada bahaya dosa membuat orang menjauh dari Tuhan. Tetapi
jika orang melihat kita dan takjub melihat perbuatan Tuhan atas hidup kita,
maka tentulah dia akan memuliakan Tuhan. Jika tadinya belum percaya, mungkin
menjadi percaya. Dan jika tadinya adalah orang percaya, tentunya imannya akan
bertumbuh karena melihat kebaikan-kebaikan Tuhan.
Bab 2 Ujian Akhir Kehidupan
Ketika Musa mengambil seorang
perempuan Kusy, yang kena kusta setelah menghakiminya adalah Maryam. Padahal
Harun juga ikut bersama Maryam. Mengapa Harun tidak kena kusta? Padahal Harun
jugalah yang membuat anak lembu emas yang membuat Israel berdosa. Jawaban dari
hal ini adalah karena Harun diurapi Tuhan (hal ini dihitung dari sejak dia
bersama Musa mendampinginya membebaskan Israel dari perbudakan Mesir) dan
itulah sebabnya Tuhan melindunginya sekalipun dia berbuat kesalahan. Tetapi
lihat apa yang terjadi ketika jubah imamnya dilepas (beserta juga urapannya
dipindahkan kepada anaknya Eleazar), dia langsung mati tanpa ditunda lagi
(Bilangan 20:28)
Sebab itu, jika kita menghakimi
seorang hamba Tuhan ketika dia masih dalam urapan dan proteksi Tuhan, maka kita
akan berhadapan dengan Tuhan sendiri.
Ujian akhir bagi Yahshua
sebelum memulai pelayanan-Nya adalah ujian di padang gurun. Apakah ujian ini
mudah? Tentu tidak.
Apakah ada dari antara kita
yang dengan sukarela ingin pergi ke padang gurun?
Lukas 4:1 menuliskan, bahwa
Yahshua dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Hal ini adalah bukti bahwa Dia
ke padang gurun bukanlah atas keinginan-Nya sendiri tetapi oleh karena KEHENDAK
ELOHIM.
Kuncinya adalah kehendak
Elohim. Maka setelah selesai berpuasa 40 hari, apakah Yahshua langsung kembali?
Tidak, malah saat itu ketika Dia baru saja menyelesaikan puasa-Nya, datanglah
Iblis dengan ujian akhir untuk-Nya. Tiga kali Iblis mencobai Putra Tunggal
Elohim untuk membuat-Nya jatuh dan gagal, tetapi Yahshua hanya berpegang kepada
satu hal untuk melawan Iblis. Apakah itu? Kehendak Elohim.
Selama suatu hal seberapa masuk
akal pun tetapi bertentangan dengan kehendak Elohim, tidak akan Dia lakukan.
Itu saja intinya. Apakah ini mudah? Tentu saja tidak.
Jika kita hanya ingin menuruti
kehendak Elohim saja, ketahuilah selalu ada harga yang harus kita bayar. Kita
bisa saja tidak populer, dibenci oleh banyak orang, bahkan mereka yang mengaku
sebagai orang percaya, tetapi kelakuan dan perbuatannya tidak menunjukkan hal
tersebut.
Bab 3 Salib dan Penderitaan
Banyak kali dalam kehidupan,
orang percaya tidak bisa melaksanakan kehendak Tuhan. Mengapa? Karena setiap
orang mempunyai persepsi masing-masing bagaimana kehendak Tuhan seharusnya
terlaksana dalam hidupnya. Sederhananya, mencoba mengatur Tuhan.
Untuk dapat melaksanakan
kehendak Tuhan dalam hidup, kita harus didewasakan secara rohani.
Apakah proses pendewasaan itu
seperti berjalan di jalan rata dan disamping kiri kanan bertabur bunga?
Tidak, proses pendewasaan itu
menyakitkan.
Setiap anak Tuhan harus
melewati proses pendewasaan ini jika ingin melaksanakan kehendak Tuhan, karena
dengan demikian kita akan memiliki hubungan persekutuan (fellowship) yang intim
dengan Tuhan. Kita boleh saja menjadi orang percaya selama berpuluh-puluh
tahun. Tetapi keintiman hubungan kita dengan Tuhan hanya ditentukan apakah kita
menjalani proses pendewasaan atau tidak. Sebagaimana dalam Filipi 3:10, Paulus
telah mengatakan tentang persekutuan dalam penderitaan-Nya.
Secara manusia pun, kedekatan
orang senasib dalam penderitaan, persekutuannya paling kuat, bahkan melebihi
persaudaraan dengan saudara kandung sendiri. Maka keintiman hubungan kita
dengan Tuhan juga hanya bisa diperdalam jika kita membiarkan Roh Kudus membawa
kita melewati jalan penderitaan yang sama. Sadarkah kita, sekalipun tidak enak,
tetapi hidup dalam penderitaan itu yang memberi kekuatan bagi kita?
Setiap kali kita melewati
sesuatu yang berat dalam hidup kita, batin kita akan menjadi lebih kuat,
sampai-sampai jika kita harus mengalami penderitaan yang sama, kita mungkin
tidak akan terlalu merasakannya lagi. Peribahasanya ala bisa karena biasa.
Ketika orang didewasakan Tuhan,
dia harus mengerti bahwa setiap perkara rohani yang Tuhan berikan itu selalu
mempunyai harga yang harus dibayar. Seringkali untuk mereka yang dihinggapi roh
Kanaan, maka Tuhan akan mengambil apa yang ada padanya terutama jika orang
tersebut terikat pada hartanya sehingga sulit memberkati. Tuhan tidak perlu
kekayaan kita. Malah Dia ingin memberkati kita sampai berlimpah-limpah, tetapi
Dia butuh hati kita utuh dan benar, karena kalau kita berubah setia, setan akan
menyambarnya dan tiba-tiba hidup kita akan dililit dengan akar kepahitan yang
sangat mengerikan.
Ketika mendekati akhir
hidupnya, Daud diuji Tuhan untuk menghitung bangsa Israel. Setelah Daud
menghitungnya, maka tulah menimpa dan untuk meredakannya, Daud harus membangun
mezbah. Mezbah yang ingin dibangun tersebut ada di tanah milik Arauna, dan
Arauna ingin memberikannya kepada Daud secara gratis. Tetapi Daud tidak mau
mempersembahkan korban kepada Elohim tanpa membayar apapun. Dia membayar Arauna
dengan harga lima puluh syikal perak. Pengorbanan seperti yang diberikan Daud
inilah yang berkenan bagi Tuhan dan mematahkan kuasa roh Kanaan.
Bab 4 Arahkan Hatimu Kepada Tuhan
Ketika Yakub memperistri Lea
dan Rahel. Maka dia lebih mencintai Rahel daripada Lea. Tetapi Lealah yang
diberkati Elohim dengan keturunan. Hanya saja dari keempat anak pertamanya,
hanya pada anak keempatlah Lea mengucap syukur kepada Elohim. Maka apa yang
terjadi di kemudian hari? Dari suku Yehudalah Tuhan Yahshua dilahirkan.
Ketika sebuah pengorbanan yang
dikehendaki Tuhan bisa membuat hati kita bersyukur, maka hal itu akan membuat
cawan yang harus kita minum bukan lah lagi cawan kesengsaraan, tetapi cawan
berkat.
Bab 5 Kesombongan Mengundang Badai
Kesombongan mengundang
penindasan dan aniaya dalam hidup kita. Kesombongan merupakan magnit yang
menarik persoalan dan tekanan dalam hidup kita. Contohnya apa yang terjadi pada
Hagar ketika dia mengetahui bahwa dia hamil, sedangkan nyonyanya Sarai tidak
dapat hamil. akibatnya adalah dia ditindas oleh Sarai.
Kesombongan itu mengundang
badai dalam hidup kita. Ketika kita diberkati Tuhan, seringkali meskipun
mengucap syukur, tetapi kesombongan datang atas kita oleh karena uang, status,
dan hal lainnya. Apa yang kelihatan begitu baik dan rendah hati, berubah
sedemikian menjadi sombong dan memandang rendah orang lain.
Bab 6 Apel Cinta
Ketika Lea dan Rahel
memperebutkan cinta Yakub, di suatu saat ketika Ruben anak sulung Yakub sedang
berjalan-jalan dan menemukan buah dudaim maka Rahel memintanya dari Lea dengan menyewakan Yakub kepada Lea.
Apa itu buah dudaim?
Dalam terjemahan bahasa
Inggrisnya, buah dudaim disebut love apple atau apel cinta. Bentuknya sebesar
apel tapi termasuk jenis melon.
Apa khasiat buah ini?
Ada dua khasiatnya, yaitu:
1. Menimbulkan rangsangan
seksual.
2. Kalau dimakan oleh perempuan
akan membuat kandungannya menjadi subur.
Rahel meminta buah itu dengan
harapan agar dengan memakannya, dia mempunyai kemungkinan untuk bisa hamil.
Lalu apa yang dilakukan Lea?
Lea melakukan suatu pengorbanan memberikan buah dudaim itu dengan ganti Yakub.
Mengapa ini adalah pengorbanan? Bukankah itu adalah harga sewa? Satu satunya
senjata yang dimiliki oleh Lea untuk mendapat cinta Yakub adalah anak-anaknya.
Jika karena memakan buah dudaim, maka Rahel dapat melahirkan, maka Yakub tidak
akan mencintainya sama sekali. Tetapi dengan mengorbankan buah dudaim itu, Lea
akhirnya melahirkan Isakhar, anak kelimanya. Tahukah apa yang terjadi di
kemudian hari? Saat ini, orang-orang Yahudi yang menguasai uang di dunia
berasal dari bani Isakhar. Pengorbanan yang dilakukan Lea menuai berkat
berkelimpahan bagi keturunannya. Ketika Tuhan memberkati kita dengan apapun,
yang diinginkannya adalah keintiman dengan kita. Tetapi seringkali ketika diberkati,
yang terjadi adalah kita semakin jauh dari Tuhan. Seperti yang terjadi dengan
Lea, setelah mengucap syukur atas Yehuda, dia masih diberkati dengan dua anak
lagi, tetapi dia tidak bersyukur.
Akibatnya apa yang terjadi?
Tuhan mengarahkan pandangan-Nya kepada Rahel dan dibukalah kandungannya
sehingga Rahel mengandung dan melahirkan Yusuf.
Hal yang sangat ironis adalah
bahwa Lea melahirkan enam orang anak bagi Yakub, dan keenamnya tidak disayangi
Yakub seperti dia menyayangi Yusuf dan Benyamin yang juga lahir dari Rahel.
Mengapa begini? Karena dari awalnya yang dicintai Yakub adalah Rahel dan bukan
Lea. Inilah yang diinginkan Tuhan dari kita, kemesraan cinta Yakub dan Rahel.
Bab 7 Kecerdasan Rohani
Lukas 13:30 menuliskan bahwa
ada orang yang terakhir akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang
terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir. Didalam kisah-kisah kitab
suci, banyak sekali ditemukan bahwa anak-anak sulung yang seharusnya menerima
berkat yang terbaik (dua bagian) malah tidak bisa menerima apa yang seharusnya
menjadi milik mereka. Contohnya :
- Kain dan Habel. Kain yang
merupakan anak sulung, tetapi korban yang menerima perkenan Tuhan adalah korban
Habel.
- Esau dan Yakub. Karena
memandang remeh hak kesulungannya, akhirnya sekalipun dengan menipu, Yakub yang
mendapat berkat anak sulung tersebut.
- Ruben dan Yusuf. Ruben yang
merupakan anak sulung Yakub, tetapi karena dia berzinah dengan gundik ayahnya,
maka hak kesulungannya diberikan kepada Yusuf.
- Dua setengah suku Israel yang
memilih untuk tidak memasuki tanah Kanaan adalah Ruben, Gad, dan Manasye. Ruben
adalah anak sulung Yakub dari Lea, Gad adalah anak sulung dari Zilpa, dan
Manasye adalah anak sulung dari Yusuf.
Mengapa hal ini terjadi?
Dari kisah Yakub dan Esau, yang
diambil sebagai bahan pembahasan, tampaklah bahwa anak sulung (dalam hal ini
Esau) menganggap remeh hak kesulungannya, sehingga hak kesulungan jatuh pada
anak bungsu (sekalipun tidak semuanya seperti itu).
Yakub memiliki sesuatu yang
dapat diistilahkan "Kecerdasan Rohani", dimana dia tahu secara
legal/resmi, dia tidak bisa mendapat ucapan berkata dari Ishak dan hak
kesulungan sekalipun dia tahu bahwa hal itu adalah hal yang luar biasa penting
dalam hidup seseorang. Karena Esau menganggap remeh hak kesulungan itu, maka
dia menukarnya dengan masakan. Dan hal itu membuatnya kehilangan hak untuk
disebut oleh keturunan berikutnya. Jika tidak, tentulah akan disebut Elohim
Abraham, Elohim Ishak, dan Elohim Esau bukannya Elohim Yakub.
Dengan kecerdasan rohani,
secara legal Yakub memperoleh hak kesulungan dan ketika diberkati Ishak
sekalipun dengan cara menipu, berkat itu secara legal telah menjadi miliknya.
Hanya saja, karena dia menipu, maka ada harga yang harus dia bayar yaitu ditipu
Laban mertuanya berkali-kali. Dengan kecerdasan rohani juga Yakub memperoleh
berkat sampai dua kali. Yang pertama oleh Ishak ayahnya, dan yang kedua oleh
Elohim ketika dia dalam perjalanan kembali dan bermalam di Pnuel.
Untuk berkat yang kedua,
setelah Yakub diberkati, maka selama sisa hidupnya dia harus menyeret kakinya
yang pincang. Hal ini merupakan simbol dari hidupnya yang harus diseret karena
berikutnya yang akan dia alami adalah penderitaan demi penderitaan. Rahel mati
di dekat jalan ke Efrata, Betlehem. Kemudian Dina, anak perempuannya
satu-satunya diperkosa. Lalu ketika dikiranya bahwa anaknya, Yusuf telah mati,
ia berkabung selama belasan tahun. Adakah yang baik dalam sisa hidupnya setelah
ia diberkati Elohim? Tidak, tetapi dia masih bisa memberkati Firaun, kemudian
cucu-cucunya Manasye dan Efraim, dan juga dua belas suku Israel yang merupakan
keturunan dari anak-anaknya.
Mengapa dia dapat melakukan hal
ini? Bahkan ketika dia memberkati Manasye dan Efraim, matanya telah buta,
tetapi dia masih mengetahui untuk menyilangkan tangannya sehingga memberkati
yang bungsu lebih dari yang sulung?
Jawabannya adalah karena semua
penderitaan yang dia alami mendewasakan dan mempertajam kerohaniannya dan
kenabiannya.
Bab 8 Loyalitas dan Kesetiaan
Kita memerlukan hati hamba
didalam hidup kita untuk dapat melaksanakan kehendak Tuhan. Apa itu hati hamba?
Kerendahan hati. Mengapa kita perlu kerendahan hati? Karena mereka yang tinggi
hati tidak dikenan Tuhan.
Setiap kali kita bergaul dengan
Tuhan, ada sesuatu yang Tuhan masukkan dalam hidup kita, itu seperti benih yang
Dia taburkan. Kalau kita setia seperti seorang hamba, maka akan terjadi
benih-benih ilahi yang kelak melahirkan perkara-perkara rohani yang luar biasa.
Dalam bab ini, kita akan
mempelajari sikap tiga orang wanita:
1. Sikap Sarai, istri Abraham
Sarai sebelum memberi Hagar
kepada Abraham, ia berkata, "Engkau tahu, TUhan tidak memberi aku
melahirkan anak." Sekalipun dalam hal ini penulis tidak menyalahkannya
karena ia melihat usianya, tetapi pernyataan itu merupakan kseimpulan yang terlalu
dini.
Mengapa orang bisa membuat
kesimpulan yang tergesa-gesa?
Karena dia tidak punya daya
tahan untuk menanti lebih lama lagi.
Sarai sudah menanti cukup lama
dan tidak ada tanda sedikit pun bahwa Tuhan akan segera menggenapi janji-Nya
sehingga dia menarik kesimpulan itu. Orang kristen juga seperti Sarai,
seringkali berkesimpulan bahwa Tuhan itu lambatnya luar biasa dalam memenuhi
janji-Nya, dan seringkali tidak terjadi apa-apa. Juga ada sikap yang seperti
Sarai, pada awalnya percaya kepada janji yang diberikan kepada Abraham, tetapi
di tengah jalan ketika penantian tiba, daya tahannya untuk menanti terhenti,
dan dia membuat kesimpulan yang terlalu dini.
Orang percaya harus belajar
menantikan Tuhan, karena seringkali kita tidak pernah bisa membaca ke mana arah
Tuhan bergerak. Kita seringkali tidak pernah mengerti kemana arah Tuhan membawa
kita. Orang percaya yang mau belajar sabar menanti, dia akan punya daya tahan
dari dalam untuk menantikan janji Tuhan.
2. Sikap Ribka, istri Ishak
Ketika Esau dan Yakub bertolak-tolakan
(bertengkar) di dalam rahimnya, Ribka meminta petunjuk Tuhan. Dan pada saat itu
dia sudah mengetahui bahwa Yakub akan berkuasa atas Esau. Itulah sebabnya
dikatakan Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi
Ribka kasih kepada Yakub (karena dia tahu Tuhan telah menyatakan
keberpihakan-Nya kepada Yakub)
Ada banyak hal di dalam hidup
kita yang akan semakin tidak jelas, kecuali kita meminta petunjuk Tuhan untuk
dapat mengerti apa yang Tuhan ingin sampaikan dalam hidup kita.
3. Sikap Rahel, istri Yakub
Rahel ketika melahirkan
Benyamin, dia sangat kesakitan. Dan dalam kesakitannya, dia ingin membaginya
kepada orang lain. Itulah sebabnya anaknya lahir diberi nama Ben-oni yang
artinya anak penderitaanku. Tetapi ketika Yakub mendengarnya, maka untuk
pertama kalinya Yakub mengintervensi dan memberi nama lain kepada anak itu.
Dari Ruben anak pertama Yakub sampai dengan Yusuf anak kesebelas Yakub, tidak
satupun yang diberi nama oleh Yakub sendiri, semuanya diberi nama oleh istri-istrinya,
tetapi Ben-oni diberinya nama baru yaitu Benyamin yang berarti anak dari tangan
kananku.
Mengapa Yakub melakukan hal
itu?
Karena insting kenabiannya. Dia
tahu nama itu akan membuat hidup anak itu hancur. Dan di kemudian hari, hampir
saja suku Benyamin dipunahkan oleh saudara-saudaranya sendiri.
Hidup kita sebagai orang
percaya, harus belajar untuk bisa menyikapi apa yang sedang Tuhan masukkan
benih-Nya dalam hidup kita. Kalau kita mau belajar meminta petunjuk Tuhan dalam
segala sesuatu, kita akan didewasakan Tuhan dengan cara yang ajaib.
Bab 9 Tiga Macam Batu
Batu yang pertama : batu impian
Yakub mengambil batu yang dia
pakai sebagai alas kepala ketika dia tidur lalu mendirikannya sebagai tugu dan
menuang minyak keatasnya. Maka seperti Yakub, orang percaya yang ingin maju
dalam Tuhan dan bertumbuh dalam rohnya dengan Tuhan, dia harus punya alas yang
namanya batu impian ini. Orang percaya yang sudah berhenti dari impian-impian
ilahinya, maka berhentilah juga pertumbuhan rohaninya, juga jalan-jalannya
dengan Tuhan akan berhenti.
Baru yang kedua : lima batu
yang licin
Sebelum Daud melawan Goliat,
dia mengambil lima buah batu dari dasar sungai dan satu dipakainya untuk
membunuh Goliat. Goliat hanya melihat tongkat yang dibawa Daud sehingga dia meremehkannya
karena dia tidak melihat batu yang disimpan dalam kantung Daud. Maka akhirnya
dia mati karena yang tidak terlihat olehnya itu.
Daud mengambil lima batu tanpa
menyadari bahwa yang dilakukannya itu adalah sesuatu yang profetik(harap
diingat, Daud telah diurapi oleh Samuel ketika hal itu terjadi. Jadi ada urapan
atas Daud) karena selama hidupnya, Daud dan para pahlawannya mengalahkan lima
raksasa (empat raksasa sisanya dikalahkan oleh para pahlawan Daud)
Kita sebagai orang percaya juga
harus menjadi giant killer seperti Daud dan juga harus melahirkan giant
killer-giant killer yang lainnya seperti para pahlawan Daud.
Batu yang ketiga : batu yang
berlumuran darah para martir
Batu yang terakhir ini semoga
tidak pernah kita gunakan. Karena batu inilah yang membunuh Stefanus martir
pertama yang penuh dengan Roh Kudus. Janganlah sampai kita menjadi pelempar
batu ketiga ini.
Sekian artikel kali ini. Semoga
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Karena artikel ini hanya berisi
inti dari buku kumpulan kotbah dengan ditambah sedikit penjelasan dari penulis,
maka jika ada yang merasa kurang memahami dapat membaca sendiri bukunya.
(gambar covernya di bawah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar