Jumat, 28 Oktober 2016

Bahtera Nuh (Noah's Ark) membuktikan bahwa Kitab Suci tidak menuliskan dongeng atau cerita untuk anak kecil tetapi FAKTA.

Apa itu bahtera Nuh?
Bahtera menurut KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya adalah perahu atau kapal.
Maka, bahtera Nuh adalah perahu atau kapal Nuh. Lalu? Ada apa dengan kapalnya si Nuh? Apa hebatnya kapalnya si Nuh? Sebelum kita membahasnya, ada sedikit pendahuluan untuk yang belum mengetahui secara jelas cerita bahtera Nuh.

Pada zaman Nuh, kejahatan manusia telah membuat bumi rusak di hadapan Elohim sehingga Elohim memutuskan untuk memusnahkan semua makhluk hidup dari permukaan bumi.(Kejadian 6:11-13). Tetapi Nuh adalah seorang yang mendapat kasih karunia Elohim, sehingga Elohim memerintahkan Nuh untuk membuat sebuah bahtera untuk dirinya dan keluarganya juga untuk menjaga kelangsungan hidup binatang-binatang yang ada di bumi. 7 hari setelah bahtera selesai, maka Elohim menurunkan hujan selama 40 hari 40 malam dan membuat air bah yang menutupi seluruh permukaan bumi selama 150 hari sehingga binasalah segala yang hidup. Ketinggian air pada saat itu mencapai 15 hasta lebih tinggi dari puncak gunung tertinggi di muka bumi. (Kejadian 7:20)
Setelah 150 hari, air mulai surut dan mengakibatkan bahtera tersebut terdampar di atas pegunungan Ararat. Dan setelah itu, tidak ada lagi informasi mengenai bahtera. Apakah bahtera ini dibongkar lalu kayunya dibuat menjadi rumah untuk keluarga Nuh, ataukah dijadikan kayu bakar ataukah mungkin dibiarkan begitu saja?
Di artikel ini kita akan membahas tentang bahtera ini. Tetapi pertama sekali, apakah yang membuat bahtera ini menarik untuk dibahas?

1.     Ukuran dari bahtera

Untuk memulainya mari kita mengutip dari Kitab Suci:

Kejadian 6:14-16 (TB) :
14. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan  harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
15. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta  lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.
16. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan  pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah, dan atas.

Kejadian 6:14-16 (ILT):
14. Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir. Engkau harus membuat kamar-kamar pada  bahtera itu dan engkau harus memakalnya dengan ter, dari dalam dan dari luar.
15. Dan beginilah engkau harus membuatnya: Panjang bahtera itu tiga ratus hasta, lebarnya lima  puluh hasta, dan tingginya tiga puluh hasta.
16. Engkau harus membuat sebuah jendela pada bahtera itu dan engkau harus menyelesaikannya  sampai sehasta dari atas, dan engkau harus memasang pintu bahtera itu pada lambungnya.  Engkau harus membuat bahtera itu bertingkat: bawah, tengah, dan atas.

Genesis 6:14-16 (KJV):
14. Make thee an ark of gopher wood; rooms shalt thou make in the ark, dan shalt pitch it within and  without with pitch.
15. And this is the fashion which thou shalt make it of: The length of the ark shall be three hundred  cubits, the breadth of it fifty cubits, and the height of it thirty cubits.
16. A window shalt thou make to the ark, and in a cubit shalt thou finish it above; and the door of the  ark shalt thou set in the side thereof; with lower, second, and third stories shalt thou make it.

Genesis 6:14:16 (JGLT):
14. Make an ark of cyprus timbers for yourself. You shall make rooms in the ark; and you shall cover itu with asphalt inside and out.
15. And you shall make it this way: The length of the ark shall be three hundred cubits, its breadth fifty cubits, and its height thirty cubits.
16. You shall make a window in the ark, and you shall finish it above to a cubit. And you shall set the door of the ark in its side. You shall make it with lower, second, and third stories.

Genesis 6:14:16 (HCSB):
14. Make yourself an ark of gofer wood. Make rooms in the ark, and cover it with pitch inside and outside.
15. This is how you are to make it: The ark will be 450 feet long, 75 feet wide, and 45 feet high.
16. You are to make a roof, finishing the sides of the ark to within 18 inches of the roof. You are to  put a door in the side of the ark. Make it with lower, middle, and upper decks.

Genesis 6:14:16 (CJB):
14. Make yourself an ark of gofer-wood; you are to make the ark with rooms and cover it with pitch both outside and inside.
15. Here is how you are to build it: the length of the ark is to be 450 feet, its width seventy-five feet and its height forty-five feet.
16. You are to make an opening for daylight in the ark eighteen inches below its roof. Put a door in its side; and build it with lower, second, and third decks.

Genesis 6:14:16 (HRB):
14. Make an ark of cypress timbers for yourself. You shall make rooms in the ark; and you shall cover it with asphalt inside and out.
15. And you shall make it this way; The length of the ark shall be three hundred cubits, its breadth fifty cubits, and its height thirty cubits.
16. You shall make a window in the ark, and you shall finish it above to a cubit. And you shall set the door of the ark in its side. You shall make it with lower, second, and third stories.

Dari ayat-ayat diatas sebagai pembanding, maka ciri-ciri dan ukuran dari bahtera Nuh dapat kita tuliskan sbb:
-Terbuat dari kayu gofir.
- Panjangnya 300 cubits(hasta) atau 450 feet(kaki).
- Lebarnya 50 cubits(hasta) atau 75 feet(kaki).
- Tingginya 30 cubits(hasta) atau 45 feet(kaki).
-Mempunyai sebuah jendela atau “skylight” (jendela pada atap yang miring) untuk melihat keluar dengan jarak 1 cubit(hasta) atau 18 inches(inci) dari atap.
-Mempunyai 3 tingkat dan setiap tingkatnya mempunyai banyak kamar/ruangan/sekat untuk memuat binatang maupun keluarga Nuh.

Perlu diingat, ukuran asli yang dipergunakan adalah cubit (hasta) BUKAN feet. Karena di zaman Musa, ukuran feet tidak dipergunakan bahkan mungkin belum ditemukan. Maka hasil konversi (dengan 1 hasta kurang lebih 52,35 cm – hasta yang dipakai adalah “Royal Egyptian Cubit” bukan hasta biasa yang tertera di kamus TB maupun ILT dengan alasan yang akan dijelaskan dibawah. Ukuran didapat dari www.convertunits.com), panjangnya adalah 157,05 meter, lebarnya adalah 26,175 meter, dan tingginya adalah 15,705 meter. 


2.              Siapa saja yang membangun bahtera

Dari ayat-ayat yang telah ditulis diatas, maka dapat kita baca bahwa bahtera tersebut diperintahkan oleh Elohim untuk dibangun oleh Nuh. Karena tidak ada referensi lebih lanjut mengenai siapa saja yang membangun bahtera ini, maka dapat disimpulkan untuk sementara bahwa bahtera ini dibangun oleh Nuh sendiri. Karena pada saat Elohim memerintahkannya untuk membangun bahtera, hanya Nuh sendirilah yang masih percaya kepada Elohim. Dapatkah kita bayangkan, kapal sepanjang 157 meter dibangun seorang diri?


3.              Goncangan yang dialami bahtera

Jika kita membaca apa yang harus dilalui oleh bahtera ini, maka kita akan mengetahui bahwa bahtera ini bertahan selama hujan 40 hari 40 malam. Tentu saja hujan yang dimaksud ini bukan hujan rintik-rintik seperti lagu lawas “Gereja Tua”. Tapi hujan badai yang sangat lebat ditambah dengan air laut yang tiba-tiba pasang terus menerus tanpa sebab yang jelas bagi orang-orang pada masa itu. Untuk memperjelas hal ini, mari kita mengutip ayatnya dari Kitab Suci:

Kejadian 7:11-12 (TB):
11.  Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.
12.  Dan turunlah hujan lebat meliputi bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya.

Kejadian 7:11-12 (ILT):
11.  Pada tahun keenam ratus dalam kehidupan Nuh, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itu segala mata air samudera raya telah terbelah dan tingkap-tingkap langit telah terbuka.
12.  Dan terjadilah hujan lebat ke atas bumi, empat puluh hari dan empat puluh malam.

Genesis 7:11-12 (KJV):
11.  In the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, the seventeenth day of the month, the same day were all the fountains of the great deep broken up, and the windows of heaven were opened.
12.  And the rain was upon the earth forty days and forty nights.

Genesis 7:11-12 (JGLT):
11. In the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, in the seventeenth day of the month, in this day all the fountains of the great deep were risen, and the windows of the heavens were opened up.
12.  And the rain was on the earth forty days and forty nights.

Genesis 7:11-12 (HSCB):
11. In the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, on the seventeenth day of the month, on that day all the sources of the watery depths burst open, the floodgates of the sky were opened,
12.  and the rain fell on the earth 40 days and 40 nights.

Genesis 7:11-12 (CJB):
11.  On the seventeenth day of the second month of the 600th year of Noach’s life all the fountains of the great deep were broken up, and the windows of the sky were opened.
12.  It rained on the earth forty days and forty nights.

Genesis 7:11-12 (HRB):
11. In the six hundredth year of Noah’s life, in the second month, in the seventeenth day of the month, in this day all the fountains of the great deep were risen, and the windows of the heavens were opened up.
12.  And the rain was on the earth forty days and forty nights.

Dari ayat-ayat diatas, kita dapat melihat bahwa terjadi dua hal. Yang pertama, mata air samudera raya terbuka (terbelah) yang berarti air laut naik terus-menerus. Kalau kita berpikir sejenak secara logika, hal ini sepertinya tidak mungkin karena air harusnya mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan yang tertulis disini seakan-akan menyatakan air “naik” dari tempat terdalam keluar menambah air yang sudah ada terlebih dahulu di atasnya. Jika demikian seharusnyalah tidak ada penambahan volume air karena air akan tetap mengisi ruang kosong yang terdapat di bawahnya. Yang kedua, tingkap-tingkap langit terbuka dan hujan turun dengan sangat deras. Banyak yang berpendapat bahwa tingkap-tingkap langit yang dimaksud adalah lapisan atmosfer bumi yang pada saat itu diyakini lebih tebal daripada atmosfer bumi sekarang. Hal ini mengakibatkan atmosfer bumi setelah air bah lebih tipis dari sebelumnya dan hal inilah yang dianggap menyebabkan umur manusia sekarang semakin lama semakin pendek jika dibandingkan dengan manusia yang hidup di zaman sebelumnya.

Tentunya dua hal ini akan mengakibatkan gelombang yang besar menggoncangkan bahtera Nuh. Dan dapatkah kita bayangkan jika sebuah perahu digoncangkan badai, apa yang akan terjadi dengan penumpang di dalam perahu? Tentunya jika penumpangnya adalah manusia biasa, pastilah mereka akan panik. Tetapi jika penumpangnya adalah binatang? Pastilah mereka akan berusaha keluar dari kandang mereka dan membuat adanya goncangan dari dalam kapal. (referensi atas hal ini ada di kitab Yashar/Kitab Orang Jujur).

Hal yang ingin ditegaskan dalam poin ini adalah bahwa bahtera yang dibangun oleh Nuh ini haruslah mempunyai konstruksi yang sangat kuat untuk menahan gelombang laut dan badai, kemudian menahan goncangan akibat binatang-binatang yang ketakutan di dalam kapal (bayangkan jika gajah atau badak yang panik di dalam kapal. Kira-kira kandang sekuat apa yang harus bisa menahan tenaga binatang itu).

Sebagai perbandingan mari kita melihat apa yang dapat dilakukan suatu badai terhadap kapal sepanjang bahtera Nuh di zaman sekarang ini.
Pada tanggal 18 Februari 1952, kapal tanker SS Pendleton dan SS Fort Mercer terjebak dalam hujan badai dengan angin yang sangat kencang. Kedua kapal ini adalah kapal yang bertipe sama dan memiliki panjang kurang lebih 154 meter dan jika diperhatikan hampir sepanjang bahtera Nuh (kurang sekitar 3 meter). Dengan demikian perbandingan yang akan dilakukan hampir seperti “apple to apple”. (Sebagai informasi, kisah nyata penyelamatan awak kapal SS Pendleton telah difilmkan pada tahun 2016 dengan judul “The Finest Hours”)
Apa yang terjadi pada kedua kapal tanker tersebut? Jawabannya adalah terbelah menjadi dua. Perlu diingat, teknologi kapal sekarang tentunya bukanlah kapal yang kulit(istilah yang dipakai untuk bagian rangka luar) luarnya hanya “kayu”. Tentunya kulit kapal (apalagi kapal tanker) harusnya adalah kulit yang terbuat dari besi ataupun baja yang harusnya lebih tahan dari kayu. Tetapi bahkan kapal dengan kulit besi saja tidak dapat bertahan melalui badai dan akhirnya terbelah dua. Dan juga harus ditambahkan bahwa kedua kapal ini menghadapi badai yang kemungkinan durasinya(lamanya) adalah hitungan jam atau satu dua hari saja sampai badai menjadi tenang atau melewati daerah kedua kapal ini. Bandingkan dengan yang harus dihadapi oleh bahtera Nuh. Terbuat dari kayu “gofir” dan menghadapi badai selama berapa lama? 40 hari 40 malam. DAN bertahan tidak patah menjadi dua.

Dari 3 poin yang telah dijabarkan diatas, dapat kita rangkum bahwa bahtera Nuh adalah bahtera yang dibangun oleh Nuh seorang diri yang panjangnya mencapai kurang lebih 157 meter dan dibuat dengan menggunakan kayu gofir sebagai bahan utama tetapi dapat bertahan melampaui hujan badai bukan hanya selama 1-2 jam atau 1-2 hari tetapi 40 hari 40 malam NONSTOP.
Jika rangkuman diatas dibaca, maka hanya ada satu kalimat yang bisa dikatakan tentang bahtera ini: terlalu ajaib untuk jadi kenyataan (too good to be true). Jikalau demikian adanya, apakah cerita tentang bahtera ini hanyalah dongeng semata-mata untuk anak-anak kecil untuk menggambarkan penghukuman Elohim?

Tetapi sadarkah kita, jika bahtera yang panjangnya saja melebihi panjang lapangan sepakbola ini masih terdapat di permukaan bumi, ini akan menjadi suatu bukti penting bahwa Kitab Suci tidak sedang mendongeng tapi menuliskan kebenaran, suatu informasi fakta? Dan jika bahtera Nuh adalah nyata, maka seluruh kitab Kejadian juga bisa jadi menuliskan kebenaran, bahwa teori evolusi manusia berasal dari simpanse atau monyet hanyalah rekaan, bahwa manusia itu diciptakan oleh Elohim adalah kebenaran, bahwa terciptanya bumi tidak melalui proses BIG BANG, tetapi oleh firman Elohim?

Dan ternyataaaaa... bahtera Nuh yang kita bahas di artikel ini telah lama ditemukan hanya saja publikasinya (meskipun beberapa kali diliput oleh media ternama) hampir tidak dipedulikan terutama oleh dunia. Marilah kita membahas berapa kemungkinannya bahwa yang ditemukan adalah benar-benar bahtera Nuh ataukah hanya tipuan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.



Kronologi ditemukannya bahtera Nuh



Pada tahun 1959 tentara Turki bernama Kapten Llhan Durupinar menemukan suatu hal yang tidak wajar ketika sedang memeriksa foto-foto keadaan alam di negara Turki yang diambil dari udara. Bentuk yang tidak wajar dan rata (dilihat dari udara) ini lebih besar daripada lapangan sepakbola, sangat mencolok jika dibandingkan dengan keadaan sekelilingnya yang berbatu-batu dan tidak rata pada ketinggian 6300 kaki (sekitar 1890 meter dpl) di dekat perbatasan Turki dan Iran.

Daerah pegunungan ini awalnya merupakan bagian dari kerajaan Armenia, negara yang berumur ribuan tahun dan sering dianggap sebagai “negara Kristen pertama”, sampai dikalahkan oleh Turki pada permulaan abad ke-20.

Kapten Durupinar mengetahui tentang bahtera Nuh dan keterkaitannya terhadap gunung Ararat di Turki, tapi dia tidak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Daerah tersebut sangatlah terpencil, sekalipun dihuni oleh desa-desa kecil. Karena sebelumnya tidak pernah ada laporan mengenai objek yang mengherankan ini, maka Kapten Durupinar mengirimkan negatif film dari foto ini ke ahli fotografi udara yang cukup terkenal bernama Dr. Brandenburger di Ohio University.

Dr Brandenburger dikenal karena dapat menemukan markas misil Kuba pada era Presiden Kennedy hanya dari foto-foto hasil pengintaian. Setelah memeriksa foto dari negatif film tersebut dengan seksama, dia menyimpulkan: “Saya sangat yakin sekali bahwa objek ini adalah sebuah kapal. Selama karir saya, saya tidak pernah melihat objek seperti ini pada sebuah foto.”



Pada tahun 1960, foto diatas diterbitkan oleh majalah LIFE dengan judul Noah’s Ark?(Bahtera Nuh?) Pada tahun  yang sama beberapa orang Amerika bersama dengan Kapten Durupinar mengunjungi situs tersebut selama satu setengah hari. Mereka berharap dapat menemukan artifak-artifak di permukaan ataupun sesuatu yang pasti berhubungan dengan kapal. Mereka melakukan penggalian di area tersebut tetapi gagal menemukan sesuatu yang dapat menjelaskan situs tersebut. Ketika kembali mereka mengumumkan kepada dunia bahwa hal itu hanyalah bentangan(formasi) alamiah biasa. Hal ini mengakibatkan media massa global menjadi tidak tertarik dengan pemberitaan tersebut dan berita tentang situs ini pun menghilang.

Kemudian pada tahun 1977, Ron Wyatt mengunjungi situs tersebut. Setelah mendapatkan izin resmi, Ron dan teman-teman melakukan penelitian yang lebih mendalam selama beberapa tahun dalam beberapa periode. Mereka menggunakan teknik pendeteksian logam, pengujian unsur- unsur kimia pada beberapa sampel yang diambil dan menggunakan radar yang dapat menembus tanah. Dan hasil yang didapat membuat mereka terpesona. Bukti-buktinya begitu jelas dan tidak terbantahkan. Situs tersebut adalah benar-benar bahtera Nuh. Apa-apa saja bukti-bukti tersebut?

1.       Bukti yang dapat dilihat secara langsung 


Yang pertama kali diselidiki adalah panjang dari situs tersebut dan memeriksa bentuknya. Bentuk situs tersebut menyerupai lambung kapal (bagian bawah kapal/hull). Dan panjang situs tersebut adalah 515 feet atau kurang lebih 300 hasta (“Royal Egyptian Cubit”) dengan lebar 50 hasta.
Lokasi bahtera Nuh yang diperkirakan ahli Geologi harusnya berada lebih tinggi 1000 kaki daripada situs ini dan seharusnya diselimuti oleh lumpur yang telah membatu. Tetapi dari pemeriksaan didapati bahwa situs ini terletak pada daerah aliran lumpur, sehingga jelas bahwa objek yang diduga bahtera Nuh ini telah berpindah lebih dari satu mil dari lokasi awalnya. Dan mengapa situs ini tidak diselimuti oleh lumpur? Para ahli memperkirakan bahwa gempa tahun 1948 (tahun dimana negara Israel didirikan. Kebetulankah?) membuat lumpur-lumpur yang menyelimutinya patah dan lepas sehingga memperlihatkan struktur aslinya. Teori ini diperkuat oleh kesaksian dan cerita penduduk desa di sekitarnya yang mengatakan bahwa situs tersebut muncul tiba-tiba sekitar waktu itu (tahun 1948).
Bagian D dari gambar diatas diyakini sebagai haluan kapal (bagian depan kapal) dan sisi sebaliknya adalah buritan kapal (bagian belakang kapal).

2.       Radar yang menembus permukaan bumi
Teknik yang digunakan disebut Ground Penetrating Radar (GPR). Secara sederhana, prinsip kerja dari teknik ini dapat dikatakan sama dengan sonar yang digunakan untuk mengetahui kedalaman suatu perairan apakah laut ataupun sungai. Yaitu dengan mengirimkan gelombang mikro yang dapat menembus tanah dan akan memantul kembali jika terbentur dengan benda yang terlalu padat. Teknik ini secara umum digunakan untuk mencari posisi minyak dan mineral lainnya. Lama waktu yang dibutuhkan dan kekuatan pantulan gelombang mikro ini akan memberi petunjuk kepada para ahli geologi tentang kedalaman dan kepadatan objek yang berada di dalam tanah.


Hasil dari radar tersebut memperlihatkan adanya struktur seperti gambar diatas terdapat dibawah tanah/lumpur. Dari hasil ini sudah jelas dapat disimpulkan bahwa hal ini tidaklah mungkin terjadi secara  alamiah tetapi pastilah hasil buatan manusia, sehingga memperkuat dugaan bahwa ini adalah bahtera Nuh.

3.       Artifak-artifak yang ditemukan
Menggunakan GPR, Ron Wyatt menemukan sebuah lubang kecil, yang kemudian dibor dan didalam lubang tersebut ditemukan beberapa artifak seperti tanduk rusa yang telah memfosil, dan juga sehelai bulu yang ketika diteliti lebih lanjut adalah merupakan bulu kucing.


Tetapi artifak yang paling menakjubkan dan signifikan adalah kayu (gambar diatas) yang telah membatu(menjadi seperti fosil). Setelah diteliti lebih lanjut, kayu ini terdiri dari 3 lapis papan yang digabung/ditempel menjadi satu dengan perekat(lem) organik. Teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk membuat plywood di zaman sekarang. Penggabungan ini membuat ketahanan kayu tersebut jauh lebih besar dibanding jika tidak digabung. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan konstruksi pada saat itu sudah sangat jauh berkembang mungkin melebihi dari apa yang kita ketahui saat ini.
Hasil tes yang dilakukan oleh Galbraith Labs di Knoxville, Tennessee, memperlihatkan bahwa sampel mengandung 0,7% karbon organik, sesuai dengan ciri-ciri kayu yang telah membatu.
Pemeriksaan memperlihatkan bahwa perekat yang digunakan merembes keluar dari lapisan-lapisan papan. Bagian luar papan seperti telah dilapisi dengan bitumen (aspal).
Yang lebih mengejutkan adalah bukan hanya dapat dipastikan bahwa sampel tersebut mengandung karbon (menandakan dahulu sampel tersebut adalah kayu) tetapi juga terdapat paku-paku besi (gambar kanan di atas). Hal ini menandakan bahwa perkembangan teknologi tidaklah seperti apa yang diperkirakan para ahli bahwa kita mulai dari zaman batu menuju zaman berikutnya dan berikutnya. Karena dalam sampel ini sudah terdapat teknologi konstruksi yang sedemikian maju dan paku-paku besi memperlihatkan bahwa saat itu sudah dikenal metalurgi.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan: 
Dari hal-hal yang ditemukan ini, ada dugaan bahwa ada salah terjemahan pada kitab Kejadian 6:14, bukan kayu “gopher” yang dimaksud, tetapi kayu “Kopher”. Kayu kopher diartikan sebagai kayu (apapun) yang dilapisi dengan bitumen (aspal). Huruf G dan K dalam bahasa Ibrani dianggap cukup mirip (bisa dilihat dari link website yang akan ditampilkan di bagian referensi) dan mungkin membuat kesalahan penterjemahan dalam King James Version.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Temuan artifak yang paling mengejutkan adalah rivet (paku keling – paku yang digunakan untuk menjadi sambungan tetap antara dua plat logam) berbentuk bundar yang setelah dianalisis, komposisinya adalah besi (8,38%), aluminium (8,35%), dan titanium (1,59%). Perlu diingat bahwa paku keling ini telah berumur cukup lama sehingga belum tentu material pada awalnya adalah sesuai dengan komposisi tersebut.
Kita mengetahui bahwa aluminium dimasukkan kedalam campuran logam karena hampir tidak terdapat secara bebas di alam. Hal ini sekali lagi menandakan adanya pengetahuan tentang metalurgi dan teknologi yang sangat maju BAHKAN jika dibandingkan dengan saat ini. Karakteristik dari campuran logam besi dan aluminium telah diteliti pada The Russian Chemical Bulletin pada tahun 2005 dan memperlihatkan bahwa campuran ini akan membentuk lapisan aluminium oksida tipis yang berfungsi melindungi dari karat dan korosi. Sedangkan titanium akan memberi tambahan kekuatan(ketahanan). Dan sepertinya cara ini efektif pada paku keling ini yang bertahan bahkan setelah ribuan tahun.

4.       Penemuan-penemuan di area sekitar 
Beberapa mil dari situs tersebut ditemukan beberapa batu-batu besar dengan beragam posisi. Beberapa dalam keadaan tegak dan banyak yang terletak dalam posisi telentang ditanah. Batu-batu dengan berat beberapa ton ini juga memiliki lubang-lubang. Dan setelah diteliti, disimpulkan bahwa batu-batu ini adalah jangkar dari bahtera dan lubang-lubang tersebut adalah lubang tali jangkar. Cara penggunaan jangkar ini diilustrasikan pada gambar berikut ini


Para pelaut zaman purba biasa menggunakan jangkar dengan cara seperti ini untuk menstabilkan kapal-kapal besar dan mengarahkan bagian haluan kapal agar selalu menghadap ke arah datangnya ombak sehingga memperkecil bagian samping kapal yang terkena sapuan gelombang ombak besar.
Selain itu juga ditemukan sisa-sisa rumah dan altar yang diperkirakan dibangun oleh Nuh dan keluarganya setelah mereka keluar dari bahtera. Altar tersebut berdiameter 10 kaki (sekitar 3 meter)

Referensi:


Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul:
1.    Ada setidak-tidaknya dua situs yang dianggap adalah bahtera Nuh. Mengapa hanya satu yang dibahas di artikel ini?
Jb: Segala bentuk-bentuk yang dianggap tidak wajar di sekitar pegunungan Ararat pernah dicurigai sebagai bahtera Nuh. Tetapi kenyataannya ada yang merupakan tipuan dari penduduk desa sekitar yang mengangkut kayu dan membuat sesuatu bentuk yang seakan-akan sudah cukup tua dengan berbagai cara. Ada juga sesuatu yang tampak timbul di dekat puncak gunung yang menyembul keluar sehingga mencolok ketika dilihat dari udara. Awalnya dianggap sebagai bagian depan dari bahtera Nuh. Tapi penyelidikan lebih lanjut menyatakan itu adalah “basalt dike”. Dike adalah suatu lapisan batuan yang terbentuk di atas batuan lain yang dapat diakibatkan oleh lava ataupun proses sedimentasi.
Tetapi situs yang dikunjungi oleh Ron Wyatt dan ahli geologi ini telah diperiksa menggunakan alat-alat yang sesuai (sebagaimana telah dijelaskan diatas) dan beberapa artifak dari situs ini juga sudah melalui pemeriksaan laboratorium. Hasil tes Galbraith Labs dan The Russian Chemical Bulletin dapat dilihat melalui link http://www.viewzone.com/noahx.html

2.    Mata air samudera raya terbelah? Apakah ada mata air di dalam samudra? Seharusnya hal itu tidak menambah volume air diatasnya kan?
Jb: Untuk pertanyaan apakah ada mata air di dalam samudra? Jawabnya ada. Dan karena hal itu sudah tertulis lebih dahulu di Kitab Suci yang sudah berumur ribuan tahun, maka hal itu bukanlah sesuatu yang ajaib/keramat. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada link-link berikut:
     Kemudian untuk menjawab pertanyaan mata air samudera raya terbelah, haruslah kita pahami bahwa ketika Elohim mendatangkan suatu malapetaka/mujizat yang luar biasa dahsyat seperti air bah, terbelahnya Laut Teberau/Laut Merah, 10 tulah di Mesir, maka umumnya (sekali lagi ditekankan UMUMNYA tidak semua) Dia menggunakan alam untuk menjadi alat-Nya. Sebelum mujizat itu datang, terkadang ada sedikit “informasi“ mengenai bagaimana cara Elohim mendatangkannya, misalnya sebelum tulah belalang sampai ke tanah Mesir, dikatakan bahwa Elohim mendatangkan angin timur sehari-harian dan semalam-malaman. Juga untuk mujizat terbelahnya Laut Teberau/Laut Merah, setelah Musa mengangkat tongkatnya maka sekali lagi angin timur digunakan semalam-malaman untuk membuat laut menjadi tanah kering.

      Lalu bagaimana dengan mata air di samudera raya(di bawah laut) yang terbelah dan apakah dapat menambah air diatasnya? Mata air didalam laut hanya akan mengeluarkan air tawar dan bercampur dengan air laut di atasnya JIKA tekanan pada air tawar tersebut lebih besar dari tekanan air laut di titik keluarnya (mata airnya). Maka air tawar tersebut akan menambah air laut diatasnya. Karena terjadi pada segala mata air (TB/ILT), maka hal ini juga mengindikasikan terjadi sesuatu pada seluruh permukaan bumi yang menyebabkan tekanan pada mata air tawar tersebut bertambah melebihi tekanan air laut, misalnya ada desakan dari lapisan batuan di bawah mata air tawar tersebut.

3.   Mengapa hasta yang digunakan adalah “Royal Egyptian Cubit” yang kurang lebih 52,35 cm bukannya hasta standar Ibrani yang berukuran 44,45 cm atau hasta Mesir biasa yang berukuran 44,7 cm?
Jb:  Secara logika, ketika Musa menerima Taurat, bangsa Israel baru saja keluar dari Mesir dan dalam banyak hal masih menggunakan hal-hal yang dipergunakan di Mesir. Untuk ukuran hasta, pada saat itu yang lazim dipergunakan di Mesir adalah hasta “Royal Egyptian Cubit”. Beberapa bukti tentang hal ini misalnya :   
      Kel 12:2, Elohim menetapkan suatu penanggalan baru bagi bangsa Israel, tidak lagi menuruti kalendar bangsa-bangsa lain.
            Kel 30:13 dan Imamat 27:25, ditegaskan bahwa shikal kekudusan dua puluh gera beratnya.

4.   Setelah air bah yang seharusnya untuk memusnahkan para manusia berdosa dan para raksasa hasil keturunan nephilim, mengapa masih ada keturunan raksasa di kemudian hari seperti Og Raja Basan, Goliat orang Gat?
Jb. Pertanyaan ini akan diangkat menjadi artikel baru suatu saat nanti, tetapi secara singkat ada dua kemungkinan yang dapat terjadi:
     1. Salah satu dari keturunan Nuh adalah carrier gen raksasa. Mungkin istri Nuh, anak-anak     Nuh ataupun istri dari anak-anak Nuh, sehingga sesuai hukum hereditas, dari keturunan anak- anak Nuh ada yang merupakan raksasa.
     2. Ada keturunan para raksasa yang selamat dari air bah. Jika kemungkinan kedua ini terjadi,    berarti kemungkinannya ada bahtera lain yang dibuat selain milik Nuh karena rasanya tidak    mungkin ada makhluk yang dapat hidup selama 40 hari 40 malam di tengah badai. Hal ini  mungkin saja terjadi mengingat legenda tentang banjir besar dan kapal yang dibuat untuk        menyelamatkan diri dari banjir tersebut ada di hampir setiap suku bangsa di dunia.

5.      Apakah air bah ini bakal terjadi lagi?
Jb.  Jawaban secara singkat: TIDAK.

6.     Mengapa kita bisa mengatakannya dengan pasti bahwa air bah ini tidak akan terjadi lagi?
Jb. Pada kitab Kejadian 9:11-15, Elohim telah berjanji kepada Nuh dan segala makhluk yang hidup untuk selama-lamanya (ayat 12 dan ditegaskan kembali di ayat 16) bahwa tidak akan ada lagi air bah untuk menghancurkan bumi. Dan Elohim telah meletakkan suatu tanda perjanjian ini di awan (dan banyak diyakini bahwa tanda perjanjian yang disebut busur ini adalah pelangi)

7.  Apakah hal-hal yang telah disebutkan diatas (sekalipun mengandung banyak bukti) dapat memastikan tanpa ragu bahwa ini adalah bahtera Nuh?
Jb. Jawaban dari pertanyaan ini dikembalikan kepada setiap orang yang membaca artikel ini. Boleh percaya boleh tidak. Suatu kebenaran tidak tergantung apakah ada yang mempercayainya atau tidak. Karena sekalipun kebenaran itu tidak dipercaya pada saat ini, suatu saat pasti akan terbukti benar. Tetapi bagi mereka yang tidak mau mempercayainya, meskipun diberikan bukti yang tidak terbantahkan, belum tentu mereka akan percaya. Tentang hal seperti ini sudah diperingatkan di dalam kitab suci (cerita tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin) dimana Abraham mengatakan kepada orang kaya tersebut sekalipun orang mati bangkit mereka tidak akan percaya. (Lukas 16:31).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar